Jakarta -
Anak-anak tentunya senang saat diberi
mainan ya, Bun. Tapi, saya suka bingung sebenarnya ketika usia balita anak itu butuh berapa mainan? Jangan sampai saya malah belinya berlebihan tapi yang dimainkan itu lagi, itu lagi, he-he-he.
Mainan sebenarnya bagus untuk perkembangan anak, Bun. Tapi kalau sudah kebanyakan, ruang tamu bisa penuh dengan
mainan.
"Banyak orang tua sering bertanya berapa banyak mainan yang dianggap terlalu banyak untuk anak mereka," kata Jennifer Cervantes, pekerja sosial di Texas Children's Developmental Pediatric dalam sebuah wawancara dengan Romper.
Kata Jennifer, secara umum, yang penting itu bukan jumlah mainannya, Bun. Tetapi seberapa menarik dan merangsangnya mainan itu untuk kreativitas anak.
Nah, untuk menemukan mainan yang terbaik, Jennifer bilang tak selalu harus mencarinya di internet. "Mainan terbaik yang tersedia adalah yang dimaksudkan untuk mendorong keterlibatan, penyelidikan, eksperimen, komunikasi, perhatian bersama, dan interaksi sosial," jelas Jennifer.
Selain itu, Bun, kata Jennifer mainan nggak harus mahal untuk bisa merangsang kreativitas dan menarik balita. Itu semua tergantung pada usia anak. Kita juga bisa lho membuat mainan dari barang-barang rumah tangga sehari-hari, seperti sendok kayu, wadah, panci, pakaian lama dengan ritsleting, kotak, atau remote control lama.
"Objek seperti ini memungkinkan anak Anda tidak hanya menggunakan imajinasi mereka selama bermain, tetapi juga dapat membantu mereka mengembangkan komunikasi dan keterampilan motorik halus," katanya.
Belajar dari Mainan yang SedikitLantas bagaimana kalau di rumah sudah banyak mainannya? Jennifer bilang memiliki terlalu banyak mainan bisa membebani anak. Itu juga menyebabkan anak-anak mudah pindah dari satu mainan ke mainan berikutnya, tanpa sepenuhnya terlibat dengan mainan atau menggunakan imajinasi mereka.
"Kadang-kadang ketika anak-anak memiliki terlalu banyak mainan, mereka dapat dengan mudah berpindah dari satu mainan ke mainan lainnya, memiliki sedikit kualitas interaksi dengan setiap mainan," kata Jennifer.
Selain itu, Bun, membatasi mainan bisa membantu anak-anak belajar untuk bertanggung jawab atas barang-barang mereka. Ini adalah pelajaran hidup yang penting.
"Ketika anak-anak semakin besar, membatasi jumlah barang yang mereka miliki memungkinkan mereka untuk menemukan nilai lebih untuk barang-barang mereka, karena mungkin tidak selalu ada pengganti yang tersedia," sambung Jennifer.
"Ketika bicara mainan anak, kualitas melebihi kuantitas adalah hal yang paling penting yang harus diingat oleh orang tua," ucap Jennifer menegaskan.
Hal senada disampaikan pimpinan Adele & Dale Young Child Development Laboratory, Utah State University, Shelley Lindauer, Ph.D. Kata Shelley. Mainan yang menumpuk bisa membuat anak-anak berpikir semua hal itu bisa tergantikan dan tidak ada yang berharga.
"Anak jadi tidak bisa belajar bersyukur pada apa yang dimilikinya dan merasa bertanggungjawab untuk merawat mainan-mainannya," katanya seperti diberitakan Eolipop beberapa waktu lalu.
(Nurvita Indarini)