Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Wanita yang Jadi Ibu Pengganti Selama 8 Tahun

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Kamis, 28 Jun 2018 07:05 WIB

Nggak cuma sekali, wanita ini sudah lima kali jadi ibu pengganti dalam kurun waktu 8 tahun, Bun.
Ilusrrasi ibu pengganti/ Foto: Thinkstock
Dallas, Texas - Biasanya, seorang wanita bersedia jadi ibu pengganti satu kali. Tapi, hal ini nggak berlaku bagi Didi Perry (50), Bun. Selama 8 tahun belakangan Didi menjadi ibu pengganti lima kali. Bahkan saat usianya sudah menginjak 40-an lho.

Didi sendiri udah punya tiga orang anak. Terakhir kali dia melahirkan anaknya 16 tahun lalu. Nah, sejak tahun 2009 Didi menjadi ibu pengganti. Umumnya wanita nggak mau lagi jadi ibu pengganti setelah umur 40 tahun tapi Didi masih mau melakukannya sampai dia melahirkan bayi terakhir yang dikandungnya beberapa bulan sebelum umurnya genap 50 tahun.

"Saya nggak pernah kesulitan selama hamil dan melahirkan anak-anak ini. Saya enjoy banget dengan kehamilan ini karena hamil membuat saya merasa sehat. Kenapa saya ingin jadi ibu pengganti? Saya hanya ingin membantu pasangan lain yang sulit punya anak dan bayaran sebagai ibu pengganti hanya saya anggap bonus," tutur Didi dilansir Daily Mail.

Awalnya Didi hanya ingin membantu satu keluarga. Tapi, Didi merasa hatinya tersentuh saat pasangan suami istri benar-benar bahagia menyambut kelahiran si kecil yang dilahirkan melalui tubuhnya. Alhasil dia memutuskan untuk kembali jadi ibu pengganti.



Dikutip dari Little Things, Didi bilang kalau uang bukan alasan utamanya mau jadi ibu pengganti. Membantu pasangan lain dan kepuasan batin melihat senyum para orang tua adalah alasan utamanya. Maka dari itu, pernah ada pasangan yang merasa nggak punya cukup uang untuk membayar jasa Didi.

"Saya mengatakan kepada mereka bahwa ketika mereka nggak ada uang, saya nggak peduli," ujar Didi. Setelah berusia 50 tahun Didi memutuskan untuk nggak jadi ibu pengganti lagi, Bun. Meski begitu, dia senang selama 8 tahun ini sudah membantu banyak pasangan mewujudkan keinginan mereka untuk memiliki momongan.

Dikutip dari detikHealth, Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA), Inggris, menyebut praktik ibu pengganti cocok dilakukan pasangan dengan kondisi medis yang membuat kehamilan dan persalinan tidak mungkin terjadi atau membahayakan nyawa.

"Contohnya seperti keabsenan atau malnutrisi dari rahim, keguguran berulang, dan kegagalan implantasi prosedur in vitro fertilization (IVF)," tulis HFEA.

Penting bagi pasangan yang ingin menggunakan jasa ibu pengganti untuk memilih wanita yang benar-benar sehat jasmani dan rohaninya. HFEA menyebut penularan penyakit seperti HIV dan hepatitis diketahui dapat terjadi dalam prosedur. Oleh karena itu semua orang yang terlibat dalam jasa ibu pengganti harus menjalani skrining lebih dulu.

Di Indonesia sendiri praktik ibu pengganti dilarang dan ini termuat dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan juga Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda