Jakarta -
Bagi anak,
bermain adalah salah satu kebutuhan. Sayangnya, saat ini kesempatan anak-anak untuk bermain justru semakin berkurang. Selain karena keterbatasan lahan, tuntutan akademik juga semakin tinggi.
Ya, lingkungan sekolah dan jam belajar seringkali membuat anak-anak terus belajar tanpa bisa bermain. Kegiatan les dan ekstrakurikuler juga semakin banyak.
Menurut penulis buku
Roots and Wings, Raksha Bharasia, saat ini perkembangan teknologi juga membuat anak-anak sibuk bergaul di dunia maya. Mereka pun jarang bermain di luar rumah dan beraktivitas fisik.
Faktor lain yang juga membuat anak jarang bermain adalah lingkup keluarga yang terlalu kecil. Anak jadi tak punya kesempatan untuk bermain dengan saudara kandung atau anggota keluarga lainnya.
"Anak-anak butuh waktu yang tidak terstruktur untuk
bermain dengan spontan dan bersenang-senang setiap harinya. Mereka butuh waktu untuk melakukan apa yang ingin mereka lakukan, bermain sambil berkhayal," ungkap Raksha.
Manfaat Bermain bagi AnakSebenarnya apa sih manfaat bermain untuk anak? Menurut psikolog Vikram Prabu, bermain memberikan dampak positif terhadap aspek-aspek utama perkembangan masa kanak-kanak, seperti daya khayal, rasa percaya diri atau harga diri, kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dan bekerja sama.
 Ilustrasi anak main/ Foto: thinkstock |
Selain itu, bermain juga baik bagi kondisi tubuh, emosi, dan jiwa. Saat bermain, anak menggunakan kelima indranya untuk berinteraksi dengan dunia sekitar.
Sebuah penelitian dari kolaborasi antara Wisconsin State Journal dan Morgridge Institute for Research bernama
Blue Sky Science juga menemukan manfaat lainnya dari bermain.
Disebutkan bahwa
bermain sangat penting untuk perkembangan anak di segala hal, termasuk di antaranya perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan emosional, serta pengembangan bahasa.
Pendapat serupa disampaikan juga, Bun, oleh psikolog dan pendiri Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima. Menurutnya, bermain bagi anak sangat penting untuk perkembangan otak.
"Korteks prefrontal atau pusat kendali otak menjadi lebih besar dan cepat. Tahap ini akan mempersiapkan otak muda untuk kehidupan, afeksi, dan bahkan pekerjaan sekolah," kata Saskhya.
(rdn/rdn)