Jakarta -
Kisah
viral kali ini datang dari seorang pria berusia 34 tahun di China mengaku terperangkap dalam tubuh anak-anak. Mengutip
MStar, pria bernama Zu Shengkai tersebut mengklaim tubuhnya berhenti tumbuh setelah mengalami cedera di bagian kepala saat berusia enam tahun.
"Saya masih terlihat seperti anak-anak. Oleh karena itu saya tidak bisa memiliki istri atau anak," ujarnya.
Shengkai bercerita bahwa kepalanya terkena pukulan saat ia bermain dengan teman-temannya. Ketika itu, ia tak terlalu menghiraukannnya karena tak ada darah yang keluar.
Namun di malam harinya, Shengkai mulai mengalami demam tinggi. Kondisi kesehatannya tetap tidak berubah selama tiga hari kemudian.
Setelah itu orang tua Shengkai membawa sang putra ke klinik setempat. Ternyata dokter menemukan bahwa ada pembekuan darah pada otak Shengkai. Kemudian Ahli bedah mengeluarkan darah yang membeku tersebut dan orang tua Shengkai mengira putranya telah sembuh.
Selama tiga tahun setelah operasi, Shengkai menjalani hidup normal seperti anak-anak lainnya. Namun ketika Shengkai berusia sembilan tahun, ia menyadari bahwa tingginya tetap sama saat seperti ia masih berusia enam tahun.
Ilustrasi anak. (Foto: iStock) |
Setelah itu, Shengkai diperiksa ke rumah sakit yang lebih besar. Ia diberi tahu bahwa kelenjar pituitarinya telah rusak.
Oleh dokter Shengkai diminta mengonsumsi obat selama lima tahun. Tetapi tak ada perubahan sama sekali. Shengkai juga tidak mengalami masa puber hingga usianya menginjak 34 tahun saat ini.
"Meski saya berusia 34 tahun, fungsi tubuh saya masih belum matang seperti anak-anak," ucapnya.
Shengkai pun mengaku sering dikira anak-anak laki karena suara dan penampilannya. Perlu Bunda ketahui bahwa pituitari adalah kelenjar kecil di dalam otak yang menghasilkan hormon pertumbuhan.
Adapun gangguan tumbuh kembang yang dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan dikenal dengan nama
Growth Hormone Deficiency (GHD).
GHD atau defisiensi hormon pertumbuhan muncul ketika tubuh anak nggak mampu menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup untuk proses pertambahan ukuran tubuh sesuai usianya. Padahal hormon pertumbuhan membantu anak-anak agar tumbuh tinggi.
"Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari (kelenjar kecil di dalam otak), yang mengalir di dalam darah ke seluruh tubuh untuk membantu manusia menjalankan fungsinya secara kompleks, khususnya pertumbuhan," kata Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K) FAAP.
(som/som)