Jakarta -
Penutupan kawasan eks lokalisasi Dolly membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendapat banyak teror. Sebelum penutupan pun, ia juga merasa sangat berat karena banyak sekali gangguan. Hal tersebut ia ungkap saat memberikan sambutan peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-97.
Lebih parahnya lagi, hampir tiap malam halaman rumahnya selalu dipenuhi kiriman ular. "Berat sekali saat itu, banyak sekali gangguan saat membubarkan tempat itu," tutur Risma di Aula Bir Ali Asrama Haji, Sukolilo Surabaya, Minggu (8/3/2020), dilansir
detikcom.
Meski tiap malam sering dapat kiriman ular, ia tetap tabah dan kuat menghadapinya. "Tiap malam halaman rumah selalu ada ular, tapi saya kuat," ujar wali kota yang memperoleh penghargaan Lee Kuan Yew City Prize di 2018 itu.
Wanita 58 tahun itu pun mengaku heran dengan adanya kiriman ular-ular yang tiba-tiba memenuhi halaman rumahnya tersebut. Namun, kabar terbaru dari
Risma, rumahnya kini sudah aman dari gangguan ular.
"Sekarang bapak-bapak kalau lewat sana sudah enggak ada gangguan lagi," kata Risma.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini/ Foto: Esti Widiyana |
Ini bukan kali pertama Risma bercerita tentang teror usai penutupan Dolly. Risma pernah bercerita sebelumnya di acara saat mengisi sebuah acara kampus di Solo. Risma bilang, ia dan keluarganya dikirimi hal-hal gaib.
Risma ceritakan bahwa sering kali rumahnya tiba-tiba tampak seperti terbakar atau tiba-tiba ada ular di dalam rumah yang siap menyerang.
Seperti diketahui, sejak 2014 lokasisasi Dolly resmi ditutup. Banyak pro dan kontra mengenai itu. Pihak yang kontra menganggap kalau Dolly ditutup sama saja mematikan perekonomian.
Risma pun pasang badan, mengaku siap dibunuh jika masih ada yang ingin mengusik kawasan eks lokalisasi Dolly-Jarak agar permasalahan di tempat tersebut cepat selesai.
"Kalau memang mau itu (terus berulah), bunuh saya biar selesai. Tapi saya tidak ikhlas kalau anak-anak Surabaya hancur," ucap Risma setelah memberikan kuliah umum di Universitas Surabaya (Ubaya) 2018 lalu.
Ada pun salah satu alasan Risma menutup kawasan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu demi masa depan anak-anak di tempat tersebut.
"Kalau tahu ceritanya mengerikan sekali, tapi saya tidak ingin cerita itu. Yang sudah ya sudah, ayo kita mulai bersama sama, masalah mari kita selesaikan. Kita harus tahu ada yang harus diselamatkan, karena masa depan bangsa ini, kota ini ada di tangan anak-anak termasuk anak di Dolly," kata
Wali Kota Surabaya itu.
Kabar baik terkini, warga kawasan eks lokalisasi Dolly sudah ada yang sukses membuat usaha sendiri. Mereka sukses berkat dibantu pelatihan dari Pemkot Surabaya. Usaha mereka, antara lain membuat sepatu, sandal, batik, penjahit, produksi tempe dan keripik tempe, dan lain-lain.
Simak juga resep makanan khas Surabaya, tahu telur melalui video berikut:
(aci/jue)