Dr.Sumy Hastry tidak bisa menutupi perasaannya ketika mengidentifikasi jenazah yang meninggal tidak wajar. Perasaan itu bisa berupa sedih bahkan sampai menitikkan air mata.
Perasaan ini menumpuk dimulai dari rasa kasihan hingga karena tekanan pekerjaan. Namun, berkat dukungan tim yang mayoritas lelaki, dr.Hastry yang merupakan forensik wanita pertama di Indonesia bisa move on dan melakukan pekerjaan sebaik mungkin.