Kuliah di salah satu universitas bergengsi dunia tentu menjadi kebanggaan tersendiri ya, Bunda. Seperti wanita asal Indonesia ini yang kini tengah menimba ilmu di Universitas Harvard.

Melalui kanal YouTube miliknya, wanita bernama Nadhira Nuraini Afifa ini pun mengunggah bagaimana kesehariannya kuliah di kampus yang terletak di Amerika Serikat tersebut.

"Kampus aku ini namanya Harvard T.H Chan School of Public Health, jadi kampus aku sama Harvard Medical School terpisah sama kampus yang lain. Kalau kita tuh adanya di medical area di Boston. Sementara kalau kampus lain kayak Harvard Law School, Harvard Business School atau yang biasa kalian lihat itu ada di Cambridge, jaraknya lumayan, kalau dari kampusku ke Cambridge itu sekitar 1 jam naik bus," jelas Nadhira, dilansir YouTube Nadhira Nuraini Afifa, Senin (13/7/2020).

Kata Nadhira, salah satu hal yang menyenangkan dari kuliah di Harvard adalah bisa melakukan cross register. Maksudnya, kita bisa mengambil kelas yang ada di Harvard lain, bahkan bisa mengambil kelas di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Seperti mahasiswa lainnya, sebelum berangkat ke kampus Nadhira menyiapkan berbagai persiapan, seperti melihat agenda apa yang akan dilakukannya di hari tersebut, menyiapkan sarapan pagi yang mudah, serta menyiapkan sarapan siang untuk berhemat, kemudian siap-siap berangkat. Untuk menuju kampusnya, Nadhira menggunakan transportasi kereta.

"Welcome to Harvard T.H Chan School of Public Health, di sini aku dapat loker, lokernya itu gratis. Building aku sendiri punya 6 lantai, tapi biasanya kelasku di lantai 1 atau 2," sapa Nadhira saat sudah sampai di kampusnya.

Nadhira pun memperlihatkan beberapa ruangan di kampusnya, seperti kelas-kelas. Ada kelas besar, yang biasanya digunakan untuk kelas gabungan dengan anak-anak dari Harvard School yang lain atau dari MIT, dan bisa menampung sampai 200 orang. Ada pula kelas kecil, yang menampung 30 hingga 40 orang.

"Di kampus aku ada kafetaria, di sini makanannya cukup lengkap sih, dari mulai roti, yogurt, makanan berat kayak pasta, salad, snack, dan ada vending machine juga, atau bisa bawa bekal dari rumah," ujarnya.

Hanya saja, Nadhira sendiri jarang membawa bekal, karena biasanya di kampus tersebut ada acara-acara yang memberikan makanan gratis, Bunda. Acaranya pun sangat menarik, karena mengundang orang-orang terkenal, seperti menteri kesehatan, gubernur, penulis buku, bahkan presiden.

"Nah enaknya sekolah di Harvard itu, terutama di Harvard Public Health School, mereka punya reflection room, itu tempat buat kita salat, dan tempatnya bener-bener propper, ada sajadah, al quran, mukena, lengkap banget," jelas Nadhira.

Nadhira juga menjelaskan tentang bagaimana tugas-tugas di Harvard. Katanya, tugasnya memang cukup banyak, seperti membuat paper, yang jika dihitung seminggu bisa sekitar 3 atau 4 paper, belum lagi dengan tugas reading dan lainnya. Dan jika ikut kelas ekonomi atau statistik, banyak juga tugas-tugas hitungan yang harus diselesaikan.

Meski demikian, kata Nadhira jika kita bisa mengatur waktu untuk mengerjakannya, maka semuanya baik-baik saja dan bisa teratasi.

"Nah aku tuh biasanya prefer seharian di kampus dibanding di rumah, karena lebih produktif, banyak yang dikerjain dan diselesaiin," tukasnya.

Sebagai informasi, Nadhira Nuraini Afifa sendiri adalah mahasiswi asal Indonesia yang menempuh pendidikan S2 di Department of Global Health and Population, Harvard T.H. Chan School of Public Health. Baru-baru ini ia terpilih mejadi commencement student speaker mewakili angkatannya dalam wisuda daring Harvard 2020 yang berlangsung pada 28 Mei 2020 lalu. Nadhira juga sudah menikah lho, Bunda.

Nah, agar Bunda tidak penasaran, Nadhira juga membagikan tipsnya lolos Universitas Harvard. Berikut ini hal-hal yang harus disiapkan ketika akan mendaftar di Universitas Harvard.

1. Transkip akademik: Siapkan 3 macam, transkip asli, legalisir, dan terjemahan yang terlegalisir. Buat yang dokter siapin 2 ijazah, satu sarjana kedokteran satu lagi profesi.

2. GRE: Tes verbal kuantitatif atau matematik dan juga analitic atau writing. Kata Nadhira, ini cukup lama persiapannya, jadi pastikan untuk belajar sungguh-sungguh sebelum mengikuti tes ini.

3. Toefl IBT.

4. Mulai tulis personal statement dari jauh-jauh hari, jangan h-1 minggu atau h-2 bulan, mungkin h-6 bulan cukup.

5. Cari mentor.

6. Jangan memasukkan semua pengalaman/achievement ke personal statement. Lebih baik pilih salah satu tema.

8. Surat rekomendasi. Pilih recommender yang benar pernah bekerja dengan kita, supaya bisa ngasih rekomendasi tentang diri kita detail dan tidak dibuat-buat.7. Buat kalimat pertama dalam esai menarik, sebombastis mungkin, atau disebut hook. Ini penting untuk menggiring pemeriksa membaca esai sampai akhir.

9. CV/ resume. Lihat format CV/resume yang sesuai. Kalau di luar negeri jangan pakai foto, mereka enggak mau ada rasis. Dan usahakan hanya 1-2 halaman, sesingkat mungkin.

Sangat menginspirasi ya, Bunda.

Simak juga intimate interview dengan dr. Lula Kamal dalam video ini: