
trending
5 Fakta Mbah Lindu Penjual Gudeg Jogja Legendaris, Meninggal di Usia 100 Lebih
HaiBunda
Selasa, 14 Jul 2020 07:35 WIB

Gudeg Mbah Lindu di Jalan Sosrowijayan, Yogyakarta, begitu terkenal. Sayangnya pada 12 Juli lalu, Mbah Lindu yang bernama asli Setya Utomo ini meninggal dunia. Ia berpulang di usia lebih dari 100 tahun, Bunda.
Kabar ini dibenarkan pihak keluarga, Mudiati (62). Ia meninggal pada sore hari pukul 18.00 WIB. Pada Senin (13/7/2020), jenazah Mbah Lindu dimakamkan di daerah Klebengan, Depok, Sleman.
Tentu, kepergian Mbah Lindu ini meninggalkan sejarah dan menyisakan kenangan bagi pencinta kuliner. Berikut fakta-fakta tentang Mbah Lindu dikutip dari detikcom.
1. Jualan sejak zaman penjajahan Jepang
Selama lebih dari 80 tahun, Mbah Lindu meracik dan berjualan gudeg. Ia menjajakan kuliner khas Yogyakarta itu sejak zaman penjajahan Jepang atau sekitar tahun 1942.
Dahulu, ia menjajakan gudeg dengan berjalan kaki dari Klebengan, Sleman, hingga ke kawasan Kaliurang. Lalu, lapaknya menetap di Jalan Sosrowijayan, Gedongtengen, Yogyakarta.
Meski Mbah Lindu sudah tiada, namun Bunda masih bisa menemukan lapaknya. Posisi lapak jualannya berada di pos ronda depan gang di kampung Sosrowijayan, persis di samping Hotel Grage. Gudeg Mbah Lindu buka dari jam 05.00 WIB hingga sekitar 10.00 pagi.
2. Ciri khas
Gudeg racikan Mbah Lindu berupa gudeg basah dengan rasa yang manis. Opor ayamnya gurih dan sambal goreng kreceknya pedas.
Ciri khas yang masih dipertahankan selama masih berjualan gudeg adalah mengambil makanan langsung dengan tangan telanjang. Banyak pembeli yang risi, tapi karena dikenal legendaris, ciri khasnya ini dihargai para turis.
![]() |
3. Berhenti jualan
Saat masih kuat berjualan, Mbah Lindu dibantu anak bungsunya, Ratiah, untuk melayani pembeli. Tapi sejak 2017, Mbah Lindu sering sakit sehingga ia memutuskan berhenti jualan. Ratiah yang sekarang meneruskan usaha kuliner yang dirintis Mbah Lindu dari zaman Indonesia belum merdeka itu.
4. Tetap bantu di rumah
Dikatakan pihak keluarga, meski sudah berhenti untuk ikut berjualan gudeg sejak 2017, Mbah Lindu masih suka bantu mempersiapkan dagangan. Di usianya yang lebih dari 100, ia masih membantu untuk mengupasi telur dan memetik cabai di kebun.
5. Sempat jatuh dan tidak nafsu makan
Mudiati yang merupakan keponakan Mbah Lindu, menceritakan bahwa Mbah Lindu sempat dirawat di RS Panti Rapih selama dua hari, setelah terjatuh saat hendak ke dapur.
"Mbah Lindu itu masih sering bantu ngupas telur dan metik cabai. Lalu pada tanggal 6 Juni, jatuh saat ke dapur dan sempat dirawat di Panti Rapih selama dua hari, lalu diperbolehkan pulang karena tidak ada penyakit," ungkapnya.
Setelah terjatuh, Mbah Lindu pun masih beraktivitas seperti biasa. Hanya saja, tiga hari sebelum meninggal sempat tidak mau makan.
Sebelum meninggal, Mbah Lindu juga punya permintaan. Mendiang ingin anak dan cucunya yang memikul keranda dan mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir. Ia juga meminta anak dan cucunya bisa hidup rukun.
Sangat menyentuh ya, Bunda. Selamat jalan Mbah Lindu.
Simak juga video resep iga gongso:
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda