
trending
5 Fakta Kiai NU yang Wafat Usai Tuntun Syahadat Sakaratul Maut Sang Istri
HaiBunda
Rabu, 19 Aug 2020 12:10 WIB

Meninggalnya H. Muhammad Idrus Makkawaru dari Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menjadi perhatian publik. Kiai Nadhlatul Ulama (NU) ini meninggal tak lama setelah menuntun syahadat sang istri yang meninggal lebih dahulu.
Wafatnya Kiai Muhammad Idrus ini pun menjadi perhatian di media sosial. Banyak yang mendoakannya husnul khatimah (meninggal dalam keadaan baik) setelah tahu kejadian tersebut.
Untuk lebih jelasnya, berikut kami rangkumkan lima fakta tentang Kiai NU yang wafat usai tuntun syahadat sang istri jelang tutup usia:
1. Sama-sama memiliki riwayat sakit jantung
Anak tertua almarhum, Ahmad Mujahid (51) mengatakan kedua orang tuanya, Kiai NU dan Siti Saniah (64) memiliki sakit jantung. Saat kejadian, tiba-tiba sang ibunda mengalami gejala sesak napas.
"Di situlah kemudian dipompa jantungnya dan seterusnya. Lalu akhirnya seperti itu (sakratulmaut), orang Makassar bilang diantar (dituntun), dibimbinglah syahadat oleh bapak saya," ujar Ahmad.
2. Mulai sesak napas usai 15 menit istri wafat
Menurut Ahmad Mujahid, tadinya sang ibunda hanya disemayamkan di sebuah kamar atas permintaan ayahnya. Namun, karena banyak pelayat, ayahnya setuju untuk dipindahkan ke ruang tamu.
"Setelah (istrinya) diangkat air matanya jatuh, kira-kira 15 menit kemudian dia mulai sesak napas juga (hingga meninggal)," tutur Ahmad.
3. Menyusul 1 jam setelah istri meninggal
Kiai NU itu sempat menuntun istrinya mengucapkan kalimat syahadat saat mengalami sakaratul maut. Setelah istrinya meninggal kemudian sang kiai mengalami sesak napas dan ikut meninggal berselang 1 jam kemudian.
Menurut Ahmad Mujahid, sang ibunda meninggal setelah Magrib sekitar pukul 18.30 WITA, sementara ayahnya menyusul 1 jam kemudian atau selepas waktu Isya, pada 16 Agustus lalu.
4. Fokus berzikir sesaat sebelum meninggal
Ahmad Mujahid menceritakan bahwa detik-detik sebelum ayahnya meninggal, ia memeriksa keadaannya sendiri dengan cara mengecek tanda-tanda di bagian tubuhnya. Saat itu almarhum fokus berzikir.
"Ketika dia menghadapi sakratulmaut, tasbih dia itu tak pernah berhenti, dia punya zikir itu ndak pernah berakhir," ujar Ahmad Mujahid.
5. Anak merasa tenang dan ikhlas melihat ayahnya meninggal
Ahmad mengaku tenang dan ikhlas saat sang ayah meregang nyawa. Ia merasa pengamalan agama sang orang tua begitu banyak.
"Yang menarik juga saat saya bersama Bapak itu, biasanya kan orang gelisah, itu saya tenang, jawabnya mungkin karena orang tua pengamalan agamanya itu jauh dibanding diri saya sendiri," kata Ahmad dilansir detikcom.
Sebagai informasi tambahan, Kiai NU ini merupakan anggota Nahdlatul Ulama (NU) sejak muda, Bunda. Ia juga pernah menjabat Ketua Tanfidziyah NU Kabupaten Bantaeng.
Innalillahi wa inna illahirajiun. Turut berduka cita dan selamat jalan Kiai NU beserta istri.
Simak juga video tentang pesan Lenna Tan bagi pasangan yang menikah muda:
TOPIK TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda