TRENDING
Pria Hidup dengan 9 Boneka Manekin Cantik Ternyata Simpan Fakta Mengerikan
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Rabu, 19 Aug 2020 14:19 WIBNama Everard Cunion tiba-tiba menjadi viral di media sosial. Pria 63 tahun asal Inggris itu hidup bersama sembilan boneka manekin dan dituduh sebagai penguntit.
Cunion memutuskan hidup dengan boneka manekin pada tahun 2000. Ia pertama kali membeli boneka seukuran wanita dan menamainya Rebecca. Setelah itu, dia memutuskan mengoleksi boneka manekin di rumahnya.
Keputusannya ini diambil karena Cunion ingin memiliki pasangan hidup lain, yaitu boneka. Ia mengakui ketertarikannya dengan boneka manekin yang dilihatnya di toko dan butik.
Dalam memilih boneka, Cunion cukup detail. Ia memilih warna kulit, riasan, rambut, hingga busana yang dikenakan boneka tersebut.
Kehidupan Cunion dengan boneka ini sempat bikin heboh beberapa tahun lalu. Videonya yang sedang memperkenalkan boneka-boneka di rumah pun menjadi viral.
Di balik itu semua, ternyata kehidupan lain Cunion terungkap. Pada tahun 2018, Cunion pernah dilaporkan ke pihak berwajib karena kasus penguntitan.
Dilansir Daily Mail, Everard Cunion berusaha melacak teman sekolahnya, Julie Taylor, dengan alasan ingin memperbaiki hubungan pertemanan. Padahal, Cunion terakhir bertemu Taylor pada tahun 1972.
Untuk mencari Taylor, Cunion bahkan mencari data kelahiran, kematian, dan pernikahannya, Bunda. Pencariannya berakhir saat menemukan rumah ibu Taylor, Georgina Allen.
Kedatangan Cunion tidak disambut baik Allen. Wanita 88 tahun itu langsung menyuruhnya pergi. Namun, Cunion tetap datang dan mengirimkan delapan surat selama beberapa bulan.
Setiap dari selama empat bulan, Cunion jogging dan melewati rumah Allen. Ia juga pernah menguntit seorang wanita yang dipikirnya adalah Taylor.
Taylor dan ibunya tidak pernah merespons surat Cunion. Namun, mereka menjadi khawatir saat salah satu surat berisi ancaman penculikan.
Taylor lalu melaporkan teman sekolahnya itu ke polisi, Bunda. Namun, Cunion menampik bahwa semua tindakannya mengarah ke pelecehan. Ia hanya mengakui telah satu kali menguntit Taylor dan satu kali mengganggu ibunya.
Akibat perbuatannya, insinyur IT ini diminta untuk menjauhi keluarga Taylor. Dalam keterangannya, Cunion mengungkapkan alasannya mencari Taylor.
"Saya membuatnya (Taylor) kesal saat di sekolah dan itu terus menghantui saya selama 50 tahun," kata Cunion.
"Saya bertekad untuk mencari tahu apakah dia baik-baik saja, tetapi jelas saya membuatnya khawatir. Saya ingin menemukan cara untuk menebus kesalahan it," sambungnya.
Cunion sempat mengungkapkan perasaannya yang pernah ditolak Taylor saat sekolah. Ia seperti menyiratkan belum bisa move on, Bunda.
"Wanita bisa menolak pria yang tidak mereka sukai dan pria itu harus menerimanya. Untuk beberapa alasan, saya belum benar-benar bisa melakukannya. Ini memalukan dan aku merasa sangat bodoh tentang semuanya." ujar Cunion.
Pihak penuntut, Lee Turner, menjelaskan bahwa cinta tak berbalas Cunion untuk Taylor dimulai ketika mereka sekolah bersama antara tahun 1968 dan 1972. Surat cintanya yang diberikan untuk Taylor tidak pernah mendapat balasan.
"Mereka terakhir bertemu satu sama lain pada hari terakhir sekolah di tahun 1972. Dia menulis surat kepadanya di awal tahun 1970-an tetapi itu tidak sampai pada Taylor karena ibunya membakarnya. Pada tahun 1978, Taylor menerima surat darinya tetapi membuangnya dan tidak menjawab," ucap Turner.
Selain kasus penguntitan, Cunion juga kedapatan melakukan tindakan 'aneh' di rumahnya pada awal tahun ini. Polisi menemukan foto Cunion berpose dengan bangkai domba saat menggerebek rumahnya saat melakukan penyelidikan atas tuduhan pelecehan dan penguntitan.
Foto itu ditemukan di komputernya bersama foto anak-anak yang tidak senonoh dan gambar pornografi ekstrem pada September 2018. Cunion mengatakan kepada petugas bahwa dia menemukan domba di sebuah peternakan sebelum membawanya kembali ke rumahnya dan berpose dengannya 'bertahun-tahun yang lalu'.
"Komputer Tuan Cunion telah disita dari rumahnya pada September 2018 sehubungan dengan penyelidikan yang tidak terkait. Polisi kemudian memeriksa komputernya dan dia ditangkap lagi pada Juni 2019," kata jaksa penuntut Sadie Rizzo, dikutip dari Mirror.
"Dia (Cunion) bahkan menjelaskan insiden lain yang melibatkan seekor rusa," sambungnya.
Pihak pembela, Kevin Hill, mengatakan bahwa Cunion tidak memberikan penjelasan apapun atas tindakannya kepada Probation Service. Namun, Cunion mengatakan bahwa petugas yakin tindakan tersebut tidak menimbulkan risiko serius bagi publik.
"Dia didiagnosis mengidap kanker prostat pada 2019. Dia telah menjalani kemoterapi dan memberitahuku bahwa itu telah mengurangi minatnya pada seks," kata Hill.
Akibat ulahnya ini, Cunion mendapatkan hukuman 12 bulan menjalani pelayanan masyarakat dan menjalani 30 kali rehabilitasi.
Simak juga pesan bijak Lenna Tan pada pasangan yang ingin nikah muda, di video berikut:
(ank/som)