
trending
Mengenal Norovirus, Virus Baru dari China yang Sudah Ditemukan di Indonesia
HaiBunda
Selasa, 20 Oct 2020 18:51 WIB

Wabah virus Corona atau COVID-19 masih belum berakhir. Kini, muncul wabah baru bernama Norovirus yang ditemukan di negara China.
Penemuan kasus pertama kali terjadi di Bulan Oktober ini. Dilansir Global Times, puluhan mahasiswa di Shanxi University menunjukkan gejala demam, muntah, dan diare. Otoritas setempat telah mengkonfirmasi bahwa mereka terinfeksi Norovirus.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) China, lebih dari 30 wabah Norovirus telah tersebar di China sejak bulan September. Laporan ini termasuk temuan 1.500 kasus.
Seseorang yang terinfeksi Norovirus sering mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare dalam waktu 24 jam setelah makan. Kasus dilaporkan terjadi di kantin, di mana banyak orang jatuh sakit setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Di Indonesia, kasus Norovirus juga telah ditemukan. Dalam Journal of Medical Virology bulan Mei 2020, penelitian menunjukkan dari 91 feses orang yang diperiksa, terdapat 14 sampel atau 15,4 persen mengandung Norovirus.
"Sampel penelitian yang dilakukan awal tahun 2019 ini diambil dari beberapa rumah sakit di kota Jambi. Kasus yang sama juga pernah dilaporkan dari beberapa kota di Indonesia," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Ari Fahrial Syam, dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (20/10/2020).
Lalu apa sebenarnya Norovirus? Apa virus ini berbahaya dan sama dengan COVID-19?
Norovirus berbeda dari virus Corona atau COVID-19 yang bisa menular melalui udara atau sistem pernapasan. Norovirus dapat menular ke manusia melalui kontak dengan kotoran orang yang terinfeksi.
Melansir laman CDC Amerika, Norovirus sering disebut flu perut atau penyakit perut. Penyakit ini juga tidak berhubungan dengan flu yang disebabkan virus influenza.
Norovirus sangat mudah mencemari makanan dan air. Seseorang akan tertular jika mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, menyentuh makanan atau benda terkontaminasi dan memasukkannya ke mulut, dan melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, seperti menggunakan alat makan bersama.
Virus ini juga dapat menyebabkan radang lambung atau usus yang disebut gastroenteritis akut. Gejalanya akan dirasakan 12 sampai 48 jam setelah terinfeksi dan kebanyakan akan membaik dalam waktu 1 sampai 3 hari.
Norovirus bisa menetap di kotoran manusia selama dua hari atau lebih. Virus juga relatif tahan terhadap panas dan dapat bertahan hidup pada suhu setinggi 145 Fahrenheit atau 62 derajat Celsius.
![]() |
Pencegahan Norovirus
Bunda bisa mencegah tertular virus ini dengan memperhatikan kebersihan, di antaranya:
1. Cuci tangan dengan sabun, terutama setelah dari toilet atau mengganti popok. Rajin cuci tangan sebelum makan, menyiapkan makanan, atau sebelum memberikan obat untuk diri sendiri atau orang lain.
2. Cuci buah dan sayuran dengan hati-hati sebelum mengolahnya. Masak makanan produk laut seperti kerang sampai matang sebelum dimakan.
3. Jangan siapkan makanan untuk orang lain jika sedang sakit atau setidaknya menunggu 2 hari setelah gejala hilang.
4. Lakukan disinfeksi pada area terkontaminasi, seperti toilet tempat buang air besar. Pastikan kebersihan dan sanitasi peralatan dan area dapur sebelum menyiapkan makanan. Jangan lupa juga segera cuci pakaian atau kain yang terkontaminasi kotoran atau bekas muntah.
Pengobatan Norovirus
Norovirus pertama kali ditemukan tahun 1972. Namun, sampai saat ini vaksin yang efektif dan aman juga belum tersedia untuk publik.
"Pada 2016, WHO menyatakan bahwa pengembangan vaksin Norovirus harus menjadi prioritas mutlak. Sayangnya, pengembangan vaksin yang efektif terbukti sangat sulit, dan hanya dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sediaan telah diuji pada manusia dalam uji klinis lanjutan." tulis ilmuwan Susanna Esposito, dkk dari University of Parma di Journal Frontiers in Immunology.
CDC menyarankan, orang yang mengidap virus ini harus banyak minum untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan diare. Cara ini dianjurkan untuk mencegah dehidrasi, Bunda.
Dehidrasi bisa menyebabkan masalah serius yang mungkin memerlukan perawatan khusus, seperti pemberian cairan intravena atau IV. Jika seseorang mengalami dehidrasi parah, sebaiknya segera hubungi dokter.
Simak juga penjelasan ahli tentang dehidrasi akut yang disebabkan diare, dalam video berikut:
(ank/som)TOPIK TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda