TRENDING
Pria Semarang Jadi Warga Negara Jepang, Ternyata Ada Kisah Haru di Baliknya
Siti Hafadzoh | HaiBunda
Senin, 23 Nov 2020 20:06 WIBPria asal Semarang, Jawa Tengah bernama Refa memutuskan untuk pindah kewarganegaraan. Bukan tanpa alasan, ternyata Refa melakukan hal ini demi keluarganya tercinta, Bunda.
Refa kini menjadi warga negara Jepang dan memiliki nama belakang Kashiki. Ia menikahi wanita Jepang bernama Hiromi Kashiki.
Ia bisa menginjakkan kaki di Jepang karena bekerja di Club Mediterranee, perusahaan Prancis yang bergerak di bidang resor. Di tahun 2009, Refa ditunjuk untuk menjadi sopir forklift di Fukuyama Transport, Jepang.
Pertemuan Refa dengan Hiromi berawal di Okinawa. Keduanya sudah merasa cocok, lalu memutuskan untuk menikah.
Mereka menikah di Balai Kota Osaka pada 2012. Di masa awal pernikahan, ayah Hiromi meninggal dunia.
Sejak itulah, Refa melepas statusnya sebagai WNI dan menjadi warga negara Jepang. Ia ingin bertanggung jawab penuh atas keluarganya.
"Masalahnya rumit, kalau semua orang di Jepang haknya susah sekali. Kalau bukan orang Jepang itu hak-haknya tidak ada. Alasanku pindah negara Jepang, untuk melindungi keluarga. Misalnya orang luar negeri yang berantem dengan orang Jepang, pasti langsung dideportasi. Bukan masalah nasionalis. Aku kepingin bertanggung jawab dengan keluargaku," kata Refa dikutip dari detikcom.
Ternyata, berpindah kewarganegaraan di Jepang bukanlah hal yang mudah, Bunda. Refa harus menunggu selama 2 tahun untuk resmi jadi warga negara Jepang.
Selama dua tahun tersebut, ia tidak boleh berbuat hal aneh. Bahkan, Refa tidak boleh pergi ke luar negeri.
"Yang paling aku enggak suka itu polisinya selalu ke rumah karena takut aku itu nikah kontrak. Gaya ngomongnya sudah kayak jaksa. Semuanya harus berbicara dengan Bahasa Jepang," kata Refa.
Bagaimana suka duka Refa setelah menjadi warga negara Jepang? Klik NEXT untuk melihat ceritanya ya, Bunda.
Simak cerita Siti 'KDI' tentang mendidik anak blasteran Indonesia dan Turki berikut ini yuk.

Suka duka Refa jadi warga negara Jepang