Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

7 Fakta Pengepungan Desa Wadas oleh Polisi, Keji Anak-anak juga Ditangkap

Pritadanes & Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 09 Feb 2022 18:33 WIB

TNI-Polisi kawal pengukuran lahan proyek Bendungan Bener di Desa Wadas, Purworejo, Selasa (8/2/2022).
ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto

Tagar Wadas Melawan riuh menggema di Twitter. Untuk Bunda yang belum tahu, tagar ini merupakan perlawanan dan kecaman publik terhadap tindakan represif polisi pada warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa, (8/2/2022).

Diketahui, sebagian lahan Desa Wadas menjadi lokasi penambangan batu andesit yang nantinya menjadi bahan pembangunan Waduk Bener, di Kabupaten Purworejo. Hal itu lantas membuat sebagian warga tak setuju.

Yang menjadi sorotan, aparat kepolisian datang dan mengepung desa tersebut dengan alasan pengukuran lahan yang dibebaskan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener. Namun, warga yang menolak keras ditangkap, Bunda. Sempat ada kericuhan di sana dan terdapat puluhan warga ditahan, termasuk anak-anak.

Untuk lebih lengkapnya, Bunda bisa baca fakta-fakta yang dirangkum dari CNN Indonesia berikut ini:

1. Polisi menangkap 60 warga termasuk anak-anak

Fakta mengejutkan diungkap oleh seorang penduduk Desa Wadas yang enggan identitasnya diungkap. Ia mengatakan jumlah warga yang ditangkap mencapai 60 orang, Bunda. Beberapa di antaranya merupakan anak-anak dan orang lanjut usia (lansia).

"Sampai sekarang sekitar 60 warga ditangkap. Dari anak-anak sampai lansia," kata warga Wadas itu.

Ia mengungkapkan 60 warga itu ditangkap saat aparat kepolisian melakukan pengepungan Desa Wadas. Ia menyebut sekitar 900 personel aparat yang masuk ke desanya sampai ke perbatasan.

2. Warga Wadas sampai ketakutan tak berani ke luar rumah

Warga Desa Wadas masih ketakutan usai ratusan aparat kepolisian mengepung desa dan menangkap warga. Seorang warga mengatakan penjagaan ketat oleh aparat menyebabkan ketakutan bagi warga. Warga pun tidak berani keluar rumah dan memilih untuk berdiam diri di rumah.

"Semua warga resah di sini, itu setiap perbatasan, di masjid, semua dijaga polisi. Mengganggu aktivitas warga, anak-anak yang mau sekolah, mau main jadi takut," ucap seorang warga.

Sampai-sampai, warga tak ada yang berani keluar rumah sekalipun untuk membeli kebutuhan rumah tangga atau pangan. Tidak ada warga yang berani mondar-mandir dan anak-anak pun takut karena tak biasa melihat sedemikian banyak polisi, Bunda.

Simak juga cerita keseharian para istri gubernur melalui video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



TUAI KECAMAN - KLAIM POLISI

TNI-Polisi kawal pengukuran lahan proyek Bendungan Bener di Desa Wadas, Purworejo, Selasa (8/2/2022).

Foto: Rachman Haryanto

3. Dikecam koalisi perempuan

Aksi kekerasan dan penangkapan warga Desa Wadas membuat sejumlah organisasi yang tergabung dalam Komunitas Solidaritas Perempuan mengecamnya.

Menurut Koalisi, pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengenai kedatangan aparat di Desa Wadas tak lebih untuk menjaga keamanan, bertentangan dengan yang terjadi di lapangan. Sebab faktanya, kata mereka, yang terjadi justru pengepungan, intimidasi, hingga penangkapan terhadap warga.

Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur menyebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertanggung jawab atas pengepungan Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.

Isnur menyampaikan pengepungan berkaitan dengan pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener di Desa Wadas. Dengan begitu, tanggung jawab pengerahan aparat bukan hanya di tangan pemerintah daerah, tapi juga pemerintah pusat.

4. Penangkapan warga diklaim polisi sesuai prosedur

Polisi mengklaim penangkapan yang dilakukan terhadap sejumlah warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo pada Selasa (8/2) sudah sesuai dengan prosedur, Bunda.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudussy mengatakan, pihaknya telah memberikan pengumuman dan langkah persuasif terkait kegiatan pengamanan untuk pengukuran lahan yang telah dibebaskan terkait proyek Bendungan Bener.

"Polisi sudah public address agar tidak ada benturan di masyarakat Wadas sendiri. Langkah-langkah Polri sudah sesuai SOP, tetapi ada provokasi," kata Iqbal.

5. Polisi klaim 50 persen warga setuju pembebasan lahan

Terdapat 617 warga yang memiliki tanah di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo yang akan dibeli pemerintah untuk pembangunan Bendungan Bener. Hal ini diungkap oleh Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudussy.

Iqbal menjelaskan, dari keseluruhan warga itu, ada 317 yang menyetujui kesepakatan pembelian. Jumlah tersebut menandakan lebih dari 50 persen warga setuju.

"Ada 317 warga di daerah Wadas yang setuju tanahnya dibeli dan dibebaskan untuk pembangunan bendungan," kata Iqbal.

PERMINTAAN MAAF GANJAR - EVALUASI ISTANA

Pengukuran lahan kuari Desa Wadas, polisi amankan puluhan warga.

Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

6. Ganjar Pranowo minta maaf

Menanggapi kejadian yang dialami warga Desa Wadas, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo minta maaf atas tingkah represif aparat ke warga.

"Pertama, saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat Purworejo dan khususnya masyarakat di Wadas. Karena kemarin mungkin ada yang merasa tidak nyaman, saya minta maaf," kata Ganjar saat konferensi pers di Mapolda Jateng, Rabu (9/2).

Ganjar mengklaim kemarin malam ia sudah menjalin komunikasi dengan Kapolda Jateng dan Komnas HAM untuk memantau perkembangan yang ada di Purworejo.

7. Istana evaluasi pengerahan aparat ke Desa Wadas

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan pemerintah akan mengevaluasi pengerahan ribuan aparat polisi ke Desa Wadas. Namun, Moeldoko tak memberi keterangan detail soal evaluasi yang dimaksud. Ia pun tak memastikan apakah akan ada penarikan pasukan dari Wadas.

"Semua akan dievaluasi. Terima kasih," kata Moeldoko lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.

Lebih lanjut, Moeldoko meminta semua pihak melihat dari sudut pandang yang lebih luas. "Semuanya perlu dilihat secara jernih agar tidak bias dari kondisi yang sesungguhnya. Pembangunan pastinya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan itu tujuan akhirnya," ujarnya.


(aci)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda