
trending
Raih Penghargaan UNESCO, Perpusnas Indonesia Sukses Lestarikan Warisan Dokumenter Dunia
HaiBunda
Rabu, 04 Sep 2024 14:05 WIB

Masyarakat Indonesia patut berbangga hati, Bunda. Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas) menerima penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World 2024.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulary berdasarkan rekomendasi dari juri internasional yang terdiri dari para ahli.
Atas diberikannya penghargaan itu, jajaran juri internasional telah mengakui dedikasi Perpusnas Indonesia untuk melestarikan dan meningkatkan akses manuskrip Indonesia, Bunda.
"Warisan dokumenter merupakan jendela unik dan tak tergantikan yang dapat memperlihatkan sejarah kita, yang memberikan wawasan ke dalam pemikiran, budaya, dan pengalaman hidup dari masa lalu," tutur Audrey Azoulary dalam keterangan rilisnya, Selasa (3/9/2024).
"Upaya kita untuk bersama-sama meningkatkan pelestarian dan peningkatan akses warisan dokumen ini harus terus dilanjutkan. Saya mengucapkan selamat kepada Perpustakaan Nasional Indonesia atas keberhasilan meraih penghargaan ini," sambungnya.
Apa itu penghargaan Jikji Memory of the World?
Penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World diberikan kepada Perpusnas dalam upacara di Cheongju, Korea Selatan, pada 4 September 2024 bertepatan dengan Hari Jikji.
Jikji merupakan manuskrip tertua di dunia yang menjadi Warisan Ingatan Dunia UNESCO, Bunda. Penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World diberikan untuk memperingati pencantuman Buljo Jikji Simche Yojeol, karya tertulis Korea yang diakui sebagai buku tertua dan dicetak dengan huruf logam yang dapat dipindahkan.
UNESCO telah mendirikan program Memori Dunia pada 1995 untuk melestarikan warisan dokumenter dunia, sebuah repositori yang kaya akan memori kolektif.
Warisan dokumenter tersebut mencakup berbagai macam bentuk mulai dari tertulis, audio, maupun visual. Dokumen ini sangat rapuh sehingga memerlukan kerjasama global yang terkoordinasi dengan baik untuk memastikan keberlangsungan hidup dokumen, serta memastikannya untuk memiliki akses berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Sejak didirikan pada 1980, Perpustakaan Nasional Indonesia telah melakukan berbagai upaya pelestarian manuskrip. Ada berbagai koleksi manuskrip yang mencerminkan keantikan dan keragaman tradisi manuskrip Nusantara berhasil dilestarikan di Perpusnas.
Upaya tersebut meliputi berbagai program ekstensif yang mencakup festival manuskrip, publikasi yang luas, dan inisiatif pendidikan untuk anak-anak serta pemuda, serta berbagai program seperti advokasi, inventarisasi dan akuisisi, pelestarian, aksesibilitas, penelitian dan publikasi, serta pembangunan kapasitas, dan restitusi.
"Menciptakan ekosistem yang kuat untuk program pelestarian dan peningkatan akses manuskrip yang berkelanjutan adalah hal yang sangat penting," ucap Direktur Pelaksana Perpusnas Indonesia, E. Aminudin Aziz.
"Ekosistem ini meliputi upaya advokasi untuk pemilik manuskrip, peningkatan pelestarian, dan perluasan akses, yang mana memiliki tantangan tersendiri untuk direalisasikan. Namun, upaya ini sangat berharga karena memungkinkan lebih banyak orang memperoleh manfaat dan mengapresiasi warisan dokumenter kita," paparnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(anm/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda