Kisah Hisahito, Pangeran "Capung" yang Disebut Kaisar Terakhir Jepang

Bunda, pernah dengar tidak tentang Pangeran Hisahito dari Jepang? Pangeran muda ini menjadi sorotan dunia bukan hanya karena posisinya sebagai pewaris takhta, tetapi juga karena ia dijuluki sebagai Pangeran "Capung". Kisahnya pun membuat banyak orang khawatir, karena ia bisa jadi kaisar terakhir dari monarki tertua di dunia.

Kisah Hisahito, sang pangeran “Capung”

Julukan Pangeran "Capung" yang disematkan pada Hisahito sendiri bukan tanpa alasan, Bunda. Pangeran kelahiran 6 September 2006 ini sangat menyukai serangga, terutama capung. Kecintaannya pada capung sangat dalam, lho. Ia bahkan ikut menulis makalah akademis tentang survei serangga di sekitar perkebunan Akasaka, Tokyo, tempat tinggalnya.

Sebagai mahasiswa biologi di Universitas Tsukuba, ia mengatakan ketika konferensi pers bahwa ingin lebih fokus pada studi capung dan serangga lainnya termasuk mencari cara untuk melindungi populasi serangga di kawasan perkotaan. Fakta ini menunjukkan sisi lain dari calon kaisar Jepang yang terlihat serius di hadapan publik.

Pangeran Hisahito, calon kaisar terakhir Jepang?

Pangeran Hisahito adalah satu-satunya pewaris laki-laki muda di keluarga kekaisaran Jepang saat ini. Ia berada di urutan kedua dalam garis takhta, setelah ayahnya, Putra Mahkota Akishino. Sistem hukum Jepang hanya mengizinkan pria untuk naik takhta. Sementara itu, anggota dewasa keluarga kekaisaran berjumlah 16 orang, tetapi Pangeran Hisahito dan ayahnya, Putra Mahkota Akishino, adalah satu-satunya pewaris laki-laki muda. Kakak perempuan Hisahito, Putri Kako, yang sangat populer, tidak bisa mewarisi takhta.

Fakta bahwa ia adalah pria kerajaan pertama yang mencapai usia dewasa dalam 40 tahun terakhir juga menjadi pengingat yang menyedihkan tentang masa depan monarki Jepang. Setelah  Hisahito, tidak ada lagi pewaris laki-laki muda, dan hal ini membuat banyak orang khawatir monarki Jepang bisa berakhir.

Keluarga kekaisaran juga dilanda dilema tentang siapa yang harus mereka pilih dan apakah mereka harus mengembalikan aturan abad ke-19 yang memperbolehkan adanya kaisar perempuan. 

Perdebatan soal takhta Kaisar sebelum pengangkatan Pangeran Hisahito

Hukum yang hanya mengizinkan laki-laki sebagai kaisar ini sudah berlaku sejak abad ke-19, tepatnya pada tahun 1889, dan berlanjut dengan undang-undang setelah Perang Dunia II pada tahun 1947. Meski demikian, sejarah Jepang pernah mengizinkan takhta dipegang oleh kaisar perempuan. Bahkan, ada delapan kaisar perempuan dalam sejarah, termasuk Kaisar Gosakuramachi yang memerintah pada tahun 1762 hingga 1770. Akan tetapi, tidak ada dari delapan kaisar tersebut yang melahirkan pewaris. 

Perdebatan tentang suksesi takhta ini masih berlangsung. Pada tahun 2005,  pemerintah mengajukan proposal yang memperbolehkan adanya kaisar perempuan, tetapi proposal ini diganti begitu lahirnya pangeran Hisahito. Saat ini, banyak yang setuju agar aturan diubah agar perempuan seperti Putri Aiko, putri tunggal Kaisar Naruhito, bisa menjadi kaisar. Namun, ada juga pihak konservatif yang menentangnya. Hal ini membuat Pangeran Hisahito harus menanggung beban berat masa depan monarki sendirian. Banyak pihak, termasuk ada surat kabar menyerukan revisi undang-undang untuk mengatasi krisis ini.

Bunda, itu dia tadi kisah singkat tentang Pangeran Hisahito yang berasal dari Negeri Sakura. Mari kita berharap yang terbaik untuk perjalanannya menjadi kaisar di kemudian hari.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!