Provinsi Bali tengah menghadapi bencana banjir. Hingga Kamis, 11 September 2025 pukul 11.00 WIB, korban meninggal dunia akibat bencana ini dilaporkan bertambah jadi 14 orang, Bunda.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memutuskan untuk mengambil tindakan perihal bencana banjir yang terjadi di Bali ini. BNPB resmi menetapkan status darurat bencana di Bali selama satu pekan.

"Tadi diskusi semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan dua minggu. Tetapi karena sigap bencananya ternyata tidak terlalu besar, maka akan diralat menjadi cukup satu minggu," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Denpasar, Rabu (10/9/25).

Suharyanto mengatakan bahwa status darurat ini bukan berarti Bali tengah menghadapi situasi genting atau luar biasa. Penetapan status diperlukan agar pemerintah pusat bisa membantu dalam menangani dampak bencana.

"Salah satu persyaratannya adalah pemerintah daerah meminta bantuan itu suratnya ada namanya siaga darurat dan tanggap darurat," ujar Suharyanto.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, hingga siang ini masih ada dua orang korban dalam pencarian. Korban hilang ini diketahui dari Denpasar.

"Data sementara per Kamis, 11 September 2025 pukul 11.00 WIB, total korban meninggal meninggal dunia yang sudah ditemukan berjumlah 14 jiwa," ujar Abdul Muhari.

"Dan yang masih dalam pencarian sebanyak dua warga," sambungnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat 120 titik banjir melanda di tujuh kabupaten/kota di Bali, yakni Denpasar sebanyak 81 titik banjir, Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan 8 titik. Kemudian, Karangasem dan Jembrana masing-masing empat titik, serta Klungkung satu titik.

Lantas, berapa jumlah kepala keluarga yang terdampak oleh banjir di Bali?

TERUSKAN MEMBACA DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!