Jakarta -
Bisa melihat anak tertawa gembira saat main bisa jadi kebahagiaan tersendiri buat para bunda. Misalnya pas anak main
perosotan, supaya lebih aman dan anak senang, kita pangkulah si kecil dan yeay! Kita meluncur di perosotan. Eits, tapi tahu nggak Bun kalau memangku anak ketika meluncur di perosotoan ada risikonya lho.
Menurut studi yang bakal dipresentasikan di 2017 American Academy of Pediatrics National Conference and Exhibition, 352.698 anak di bawah umur 6 tahun di AS cedera selama tahun 2005-2015 saat main perosotan. Sementara, anak di bawah 1 tahun berisiko lebih tinggi cedera. Nah, yang sering terjadi adalah patah tulang di bagian bawah.
"Mayoritas cedera yang dialami bayi dan balita saat main perosotan adalah fraktur ekstrem di kaki bawah dan meluncur di pangkuan orang lain adalah penyebab utamanya. Fraktur biasanya terjadi saat kaki anak-anak terbentuk tepi atau bagian bawah perosotan, lalu terpelintir dan tertekuk ke belakang, sambil mereka duduk di pangkuan ayah atau ibunya," kata salah satu peneliti Charles Jennissen, dikutip dari Essential Baby.
Baca juga: Seru Banget! Potret Anak-anak Saat Bermain di AlamUntuk studi ini, peneliti mengumpulkan data dari National Electronic Injury Surveillance System (NEISS). Ditemukan, fraktur adalah cedera yang paling umum terjadi diikuti dengan lecet dengan persentase 19 persen. Dari data yang terkumpul, anak yang cedera 59 persen adalah laki-laki.
Charles menekankan, orang tua mesti menyadari risiko ketika anak 'sampai' di sisi bawah perosotan dan posisi tubuhnya agak merosot dari pangkuan, ada kekuatan potensial di mana kaki mereka terbentur, bagian bawahnya terputar hingga terjadi patah tulang tibia. Jadi, ketika anak belum bisa main
perosotan sendiri, kata Charles baiknya cari mainan lain aja ya, Bun.
Seorang ibu di Sydney, Monique Smith pernah mengalami ini, Bun. Sebagai seorang ibu, ia ingin anaknya yang berusia 1 tahun, Maxwell senang saat main perosotoan. Karena alasan kemanan, Monique pun memangku si kecil. Tapi, yang terjadi justru Maxwell mengalami patah kaki akibat terselip dan terputar ketika sampai di bagian bawah.
"Kakiya membentur bagian bawah perosotan dan patah. Memang kaki Maxwell tidak terlalu terjepit di antara perosotoan. Tapi, dengan ada saya di belakangnya, ini cukup mendorong dia dan itu cukup mematahkan tibianya. Ini sangat berbahaya dan dokter ortopedi bilang memang ini sering terjadi," kata Monique kepada Fairfax Media.
Dikutip dari detikHealth, pakar neurosains terapan dr Anne Gracia bilang saat bunda mau mengajak anak main perosotoan, baiknya cari posisi terbaik dari anak di mana kita pegang dia. Kata Anne, memegangnya bukan di bagian tangan karena ada sendi dan bisa terlepas. Maka, kita mengamankan anak dengan tangan kita ada di depan tubuh anak.
"Selain itu, batita bisa mulai bermain
perosotan dengan jarak merosot yang rendah lebih dulu. Tapi, jangan juga anak kita pegangi terus ketika mereka main perosotan karena lama-lama anak bisa tidak percaya diri," ujar Anne.
Baca juga: Sederet Manfaat Bermain di Luar Rumah Bagi Anak-anak (rdn)