Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kesedihan Seorang Ayah Saat si Kecil Kecanduan Gadget

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 04 Feb 2018 07:30 WIB

Ayah ini sedih bukan main karena anaknya telanjur kecanduan gadget.
Ilustrasi anak kecanduan gadget/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Anak-anak 'jaman now' kebanyakan udah kenal gadget. Nah, saya dulu termasuk ibu yang memilih ngasih gadget ke anak supaya mereka anteng. Tapi, kok lama-lama saya merasa nggak bagus juga kalau kebiasaan ini berlanjut.

Memang ya, Bun, ada orang tua yang mungkin nggak pernah ngasih gadget ke anak, sudah berhasil menyapih anak dari gadget, atau bahkan menyerah karena sulit melepaskan gadget dari anak.

Kalau kata psikolog anak Anastasia Satriyo yang akrab disapa Anas, untuk menyapih anak dari gadget perlu banget keyakinan orang tua kalau kita bisa melepaskan anak dari gadget. Gimana kalau anak udah kadung nempel sama gadgetnya?

"Kita lepas pelan-pelan. Nggak langsung anak dilepaskan dari gadget gitu. Beberapa hari pertama lepaskan anak dari gadget 5 menit terus lama-lama bertambah durasinya. Kita juga perlu tegas ya sama anak," kata Anas.

Nah, ada nih, Bun, pengalaman ayah tiga anak bernama Serge Bielano, ketika anaknya kecanduan gadget. Kepada Mom.me Serge membagikan pengalamannya soal efek buruk gadget pada si kecil.



Kata Serge, setiap saat ia harus mengulangi permintaan ke salah satu anaknya. Dan anaknya cuma mencueki sang ayah, Bun. "Saya sedih sekaligus gila. Perhatian jangka panjang teralihkan ledakan hiburan singkat cyber yang membutuhkan sangat sedikit kekuatan otak," kata Serge.

Karena saking sibuknya sama gadget, anak jadi nggak fokus pas kita aja ngomong. Bahkan, ketika ada saudara yang berkunjung anak bisa nggak peduli tuh, Bun. Hiks.

Kata Serge, ini mimpi terburuk baginya karena anak-anaknya tak bisa banyak bicara dengan orang lain. "Saya tidak ingin melarang anak-anak saya memanfaatkan triliunan kebaikan dari teknologi ini. Tapi sudah pasti saya ingin mengunci ketiga anak saya di menara tinggi tanpa Wi-Fi untuk istirahat," katanya.

Nggak cuma itu, menurut Serge dengan lengket pada gadget anak bisa jadi terpapar konten yang nggak mendidik. Hmm, ini sering banget terjadi ketika orang tua nggak sengaja kelepasan kontrol saat anak pakai gadget. Berbagai konten bisa dilihat anak termasuk konten yang nggak mendidik dan nyatanya nggak menambah pengetahuan anak.

"Seringnya, saya melihat anak-anak saya sendiri bersemangat menonton orang muda di TV atau internet yang melakukan hal aneh-aneh dan nyatanya nggak memberikan nilai positif," kata Serge.

Nggak cuma itu, kadang secara nggak sadar anak bisa menyaksikan konten kekerasan termasuk ujaran kebencian dan bullying. Sebagai orang tua, Serge mengaku sangat takut membayangkan anak-anaknya terpapar konten yang nggak semestinya seperti itu.

"Kenyataan menyaksikan anak yang diintimidasi atau ketakutan di dunia maya bisa merusak kehidupan mereka yang polos dan sederhana. Saya jadi takut ada seseorang menyakiti salah satu dari mereka," kata Serge.



Bisa jadi Serge adalah salah satu orang tua yang lagi berusaha melepaskan anak dari gadget-nya. Hmm, memang ini sulit ya, Bun, kita lakukan. Tapi demi masa depan anak yang lebih baik pastinya kita nggak boleh nyerah nih, Bun.

Anas mengingatkan, orang tua juga perlu mencari kegiatan alternatif yang asyik untuk menggantikan aktivitas main gadget. Apalagi, untuk anak balita, mereka lagi suka-sukanya berhubungan sama orang lain. Jadi, aktivitas kayak main ular tangga bareng orang tua, cuddling, atau dibacain cerita, bisa bikin dia senang, lho.

Saat 'menyapih' anak dari gadget, di awal-awal biasanya anak akan tantrum. Kalau begini, kita mesti tegas namun tenang. Jadi, pas anak menangis karena gadget-nya diambil, kita validasi emosi anak kalau memang dia kesal dan menangis tapi itu nggak apa-apa kok dilakukan. Kita sampaikan ke anak nanti kalau dia sudah tenang, baru bisa ngobrol.

"Jadi anak tahu kalau menangis bukan senjata untuk mendapatkan gadgetnya. Dalam melakukan ini, orang tua butuh komitmen ya," tambah Anas yang juga berpraktik di Klinik Petak Pintar ini. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda