Jakarta -
Soal
mainan anak, kadang kita berpikir, 'Ah yaudahlah, beli yang murah aja, toh anak gampang bosan'. Hmm, tapi sebenarnya kalau mau beli mainan anak nggak cuma faktor murah lho yang harus dilihat.
Menurut psikolog Ratih Ibrahim, anak-anak juga butuh lho materi mainan yang baik. Jadi nggak semata-mata karena murah aja sehingga beli mainan juga harus seperti investasi.
"Bahkan kalau perlu nabung, supaya bisa dapat kualitas mainan yang baik. Saat kita fokus hanya untuk dapat mainan yang penting murah akibatnya bisa banyak dari mulai material yang nggak cukup aman untuk anak, sampai mudah rusak," papar Ratih dalam konferensi pers Bricklive - Petualang Interaktif Lego, di PIK Avenue, Jakarta Utara beberapa hari lalu.
Selain itu fokus orang tua ketika beli
mainan juga harus aman dan cocok dengan usianya. Namun, bukan berarti kalau kita nggak punya uang kita nggak bisa beliin anak mainan, kita pun nggak melulu harus beliin anak mainan dengan harga mahal kok.
"Kita kan ingin anak kita bisa jadi kreatif, di luar mainan lego, sebenarnya banyak kok mainan yang bisa dipilih untuk stimulasi anak. Rumah itu adalah sarana yang luar biasa kok untuk bermain," ungkap Ratih.
Menurut Ratih, rumah adalah sarana stimulasi permainan yang sangat terjangkau untuk kita. "Misalnya nih mau main playdoh saya sama anak saya sering banget dulu bikin playdoh sendiri dari tepung, minyak, sama air yang diulen-ulen lalu kasih pewarna kue yang aman. Yang penting kan jangan kotor dan masuk mulut," papar Ratih.
Lalu Ratih mencontohkan mainan lainnya seperti dinding rumah yang bisa kita pasangi kertas-kertas bekas kalender, nah anak-anak bisa tuh coret-coret di situ. "Kalau saya biar sensasinya makin banyak nggak cuma pakai kertas, saya juga bikinin tuh cat-cat dengan pewarna makanan yang bisa ditempel atau cap ke kertas tersebut. Semua itu bisa dilakukan dengan benda sederhana yang ada di rumah kan," papar Ratih.
Di rumah itu ada banyak benda yang bisa kita eksplorasi dari mulai panci, kardus, botol bekas dan segala macamnya. Namun jangan sampai menumpuk mainan di rumah ya, Bun.
"Orang tua harus kembali lagi pada dirinya, beliin
mainan anak itu untuk apa? Apa semata-mata untuk menyogok anak atau biar anak diam. Tujuannya itu yang penting," ungkap ibu dua anak ini.
Digaris bawahi oleh Ratih adalah memberikan sarana untuk bermain dan memberikan stimulasi lewat mainan, jadi memilih mainan pun bukan sekadar banyak aja di rumah, namun kita pun sebagai orang tua harus pilih dengan benar.
Tujuan idealnya adalah membeli mainan untuk kecerdasan anak dan untuk menstimulasi perkembangannya, kalau terlalu banyak mainan di rumah sampai mainan tersebut tidak berguna kemungkinan sebenarnya yang keliru adalah kita sebagai orang tua. Begitu kata Ratih.
(aml)