Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cerita Putri Novita Angie Ungkapkan Kekesalan Lewat Jurnal

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 26 Jul 2018 09:00 WIB

Putri Novita Angie, Jemima pernah mengungkapkan kekesalannya lewat jurnal. Hmm, apa sih yang disampaikan Jemima dalam jurnalnya?
Cerita Putri Novita Angie Ungkapkan Kekesalan Lewat Jurnal/ Foto: Istimewa
Jakarta - Pernah nggak sih Bunda menemukan si kecil mengumpat atau berkata kasar ketika mereka lagi emosi? Seperti yang pernah dialami Novita Angie, Bun. Putrinya Jemima pernah menumpahkan kekesalannya dengan menulis kata-kata kasar di diari.

"Aku pernah sih nemuin semacam jurnalnya dia gitu di laptopnya. Di situ isinya semacam tulisan kebencian dia ke temannya gitu. Ya aku sempat lihat dan baca juga, basically aku sih udah tahu masalahnya karena dia sempat cerita juga jadi ya nggak aku ambil pusing," kata Novita Angie.

Novita Angie mengatakan, Jemima selalu bercerita tentang masalah di sekolah yang dihadapinya. Sehingga, bisa dibilang Novita Angie sudah tahu cerita yang dituangkan Jemima di diarinya. Walaupun ada kata-kata tidak pantas, Novita Angie menganggap itu bukan masalah besar karena menurut Angie tulisan tersebut bentuk 'pelampiasan' kekesalan Jemima.



Untuk itu, Novita Angie nggak menegur Jemima. Tapi beda dengan suami Angie nih, Bun. Dia malah was-was melihat tulisan Jemima dan meminta Novita Angie menegur si kecil. Tapi Novita Angie berusaha berdiskusi dengan sang suami dan menyampaikan pendapatnya hingga Jemima tak perlu ditegur.

"Ya namanya manusia, apalagi di usianya yang remaja gitu, di mana hormon bergejolak dan butuh 'pelampiasan'. Mungkin dia masih butuh waktu. Toh kita aja kalau marah atau emosi juga perlu waktu. Lagian itu juga diary-nya dia. That's why nggak aku tegur dan itu juga yang aku jelasin ke suami," ungkap Novita Angie.

Bicara soal emosi anak, ketika anak menyampaikan emosi negatifnya seperti marah, kesal, atau nggak suka dengan orang lain, terapis sekaligus pekerja sosial Peter Herbst, MSW, LCSW, bilang baiknya kita nggak langsung menentang atau menolak emosi anak dengan mengatakan, "Kamu nggak bermaksud ngomong gitu kan?"

Kata Peter, niat orang tua mengatakan penyangkalan itu pastinya baik tapi respons tersebut tidak tepat ketika anak sedang punya emosi negatif. Selain penyangkalan, orang tua juga sering mencoba memperbaiki situasi tanpa memahami sepenuhnya. Namun, tahu nggak, Bun, kalau kita menyangkal perasaan anak bisa-bisa si kecil nggak terbiasa atau merasa dilarang mengekspresikan sepenuhnya apa yang mereka pikir dan rasakan.

Cerita Putri Novita Angie Ungkapkan Kekesalan Lewat JurnalFoto: Instagram
Padahal, merasakan emosi negatif dan perlu mengeluarkannya wajar dialami seorang anak. Lantas, gimana baiknya orang tua merespons? Kata Peter, usahakan memvalidasi emosi anak alias mengakui apa yang anak rasakan dan biarkan dia mengekspresikannya.

"Dengan memvalidasi emosi anak, anak bisa tahu orang tuanya memahami emosi mereka. Jika refleksi orang tua salah, anak bisa menawarkan koreksi. Misalnya kita bilang anak sedang marah tapi anak mengkoreksi dengan mengatakan dia hanya kesal. Selain itu, kita juga perlu memberi kesempatan anak menjelaskan emosi yang dia alami. Salah satu caranya dengan meminta mereka menceritakan apa yang terjadi atau yang membuatnya kesal," papar Peter dikutip dari NJ.

Nah, misalkan Bunda mengalami hal serupa seperti Novita Angie yaitu menemukan diari berisi beberapa kata tak pantas karena anak kesal, gimana reaksi Bunda?

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda