Jakarta -
Siapa Bunda yang mengalami masa-masa jadi lebih sering lupa pasa saat
hamil? Kalau ada yang mengalami jangan sedih, Bun, soalnya ini nggak cuma dialami Bunda saja, tapi banyak kok yang mengeluhkannya.
Terkait lupa saat hamil ini, apakah kehamilan bisa mempengaruhi perubahan otak? Penasaran dengan hal ini, peneliti di Leiden University, Belanda, pun mencoba mencari tahu.
Dari penelitian mereka yang dipublikasikan di jurnal Nature Neuroscience,
kehamilan itu mengubah ukuran dan struktur daerah otak yang terlibat dalam memahami pemikiran, perasaan, kepercayaan, dan niat.
Untuk membuktikannya, penelitian menggunakan hewan pengerat. Hasilnya, hewan pengerat tersebut mengalami beberapa perubahan di otak dan perilakunya setelah hamil. Nah, rupanya hal itu berlangsung hingga lanjut usia. Tapi kalau pada manusia bagaimana ya?
Pada manusia memang belum jelas. Elseline Hoekzema yang terlibat dalam penelitian mengatakan penelitian pada manusia baru bisa dilakukan selama dua tahun. Nah, dalam dua tahun itu memang ada perubahan yang ditemukan. Tapi, belum diketahui bagaimana selanjutnya setelah melewati waktu tersebut.
"Kami belum menyelidiki apakah perubahan ini terjadi di luar periode ini," kata Hoekzema yang juga co-lead author dari studi tersebut dan ilmuwan senior otak di Leiden University, seperti dilansir CNN.
 Ibu hamil yang jadi pelupa/ Foto: Getty Images |
Penelitian dilakukan dengan memindai otak dengan MRI resolusi tinggi terhadap 25 perempuan yang menjadi ibu untuk pertama kalinya dan 19 pasangan prianya. Sebagai perbandingan, peneliti juga memindai otak 20 perempuan yang belum pernah melahirkan dan 17 dari pasangan prianya pada interval waktu yang sama.
Hasilnya, ibu baru menunjukkan hilangnya materi abu-abu di beberapa area otak yang terkait dengan kesadaran sosial, suatu bentuk kecerdasan emosional. "Meski kehilangan volume tidak harus diterjemahkan menjadi kehilangan fungsi," ujar Hoekzema.
Berkurangnya materi abu-abu terjadi di berbagai daerah otak ibu hamil, termasuk korteks prefrontal dan temporal. "Daerah ini terlibat dalam sejumlah perilaku," catat dr Kim Yonkers, seorang profesor psikiatri dan kebidanan dan ginekologi di Yale School of Medicine yang tidak terlibat dalam studi baru ini.
Dia menjelaskan beberapa daerah ini terlibat dalam ingatan, sedangkan yang lainnya terlibat dalam depresi. Perubahan di area ini bisa membantu wanita melupakan rasa sakit atau sulitnya hamil.
Reduksi dalam materi abu-abu terlihat di antara para ibu yang menggunakan perawatan kesuburan dibandingkan dengan ibu yang hamil secara alami.
David Van Essen, penyelidik utama NIH's Human Connectome Project, menuturkan ada beberapa interpretasi lain yang mungkin terjadi dibanding perubahan volume materi abu-abu. Bisa jadi karena kenaikan myelin yang bisa menyamarkan perubahan volume materi abu-abu. Penelitian terbaru menunjukkan lebih banyak myelin dapat mempercepat konduksi impuls saraf di otak.
Masih belum diketahui apakah perubahan tersebut bertahan lebih dari dua tahun. Belum diketahui juga apa yang terjadi pada kehamilan dengan janin lebih dari satu.
Sementara itu Rodney L. Wright, profesor obstetri dan ginekologi klinis dan kesehatan wanita di Albert Einstein College of Medicine and Montefiore Health System mengatakan penelitian yang demikian singkat itu belum bisa menjelaskan secara gamblang tentang kaitan kehamilan dan perubahan otak.
"Perubahan dan durasi perubahan ini belum mencukupi," kata dr Wright, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
(Nurvita Indarini)