Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Cerita Dua Dokter Bantu Seorang Ibu Melahirkan di Pesawat

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 26 Jan 2018 10:08 WIB

Dua dokter dari negara berbeda ini berhasil membantu seorang ibu melahirkan di pesawat. Gimana ya ceritanya?
Foto: Cleveland Hospital
New York, AS - Melahirkan di pesawat bisa dibilang kejadian yang unik dan langka. Apalagi di waktu yang bersamaan ada dua orang dokter ada di dalam pesawat. Peristiwa kayak gini baru-baru ini terjadi nih, Bun.

Dokter yang pertama adalah dr Sij Hemal (27), seorang dokter yang sebenarnya sedang tidak bertugas dan kebetulan dia sedang menempuh perjalanan jarak jauh.
Ya, dr Hemal bekerja di Cleveland Clinic's Glickman Urological and Kidney Institute. Ia melakukan delapan jam penerbangan dari New Delhi ke New York dengan melakukan transit di Paris. Kebetulan, dr Hemal duduk di samping seorang dokter anak asal Perancis, dr Susan Shepherd.

"Saat itu saya sedang menonton film dan menunggu segelas minuman. Namun, tiba-tiba salah seorang pramugari mencari apakah salah satu penumpang adalah seorang dokter. Saya langsung bergegas menanyakan apa yang bisa dibantu," tutur dr Hemal dikutip dari CNN.

Rupanya pramugari dimintai tolong oleh seorang wanita 41 tahun bernama Toyin Ogundipe. Pesawat tak bisa mendarat darurat karena berada di atas pantai selatan Greenland dan berada pada ketinggian 35 ribu kaki. Kalaupun bisa mendarat, perlu waktu 2 jam untuk mencari tempat aman untuk mendarat.

"Ia mengeluh sakit punggung, awalnya saya berpikir bahwa ia mungkin punya batu ginjal. Tapi saat ia bilang kalau sedang hamil, saya tahu kalau ia akan melahirkan anak," kata dr Hemal.

Toyin Ogundipe adalah seorang bankir yang berasal dari AS dan Nigeria. Ternyata, saat itu ia melahirkan lebih awal dari perkiraan. Saat itu, Toyin pergi bersama dengan anak perempuannya yang berusia empat tahun, Amy.


Cerita Dua Dokter Bantu Seorang Ibu Melahirkan di PesawatDua Dokter Bantu Seorang Ibu Melahirkan di Pesawat/ Foto: Cleveland Clinic


Tapi untungnya ada dr Hemal dan dr Shepherd di dalam pesawat. Toyin dipindahkan ke kelas satu karena sebagian besar kursinya masih kosong dengan didampingi dua dokter tersebut.

"Kontraksinya sekitar 10 menit, jadi dokter anak dan saya mulai memantau tanda-tanda vitalnya dan membuatnya tetap nyaman," jelas dr Hemal dikutip dari Independent.

Karena sedang 'off duty', yang mereka andalkan hanya alat medis yang tersedua di pesawat. Untungnya, meskipun bidang keahlian dr Hemal adalah urologi, dia pernah membantu persalinan tujuh kali sebagai bagian dari pelatihan medisnya.

"Kami dilatih untuk tetap tenang dan berpikir jernih dalam situasi darurat. Saya hanya mencoba memikirkan apa yang salah dan menghasilkan solusi kreatif," kata dr Hemal yang bersama dr Susan berusaha memastikan Toyin tetap tenang dan santai.

"Saya merasa rileks karena saya tahu saya berada di tangan yang handal. Mereka melakukan semua yang harus dilakukan dokter atau bidan jika saya berada di rumah sakit," ujar Toyin.

Seiring kontraksinya meningkat, dalam waktu dua menit, Toyin udah merasa udah waktunya dia melahirkan. Setelah 30 menit bergulat dengan kontraksi, bayi laki-laki Toyin, Jake lahir. dr Hemal mengeluarkan plasenta dan mengikat tali pusar dengan klem bedah sedikit demi sedikit sebelum memotongnya.

Setelah kondisibya diperiksa dr Susan, Jake diberi ks ibunya. Begitu pesawat mendarat di New York, Toyin dan anak-anaknya langsung menuju rumah sakit. Dan hari itu juga mereka dipulangkan ke rumahnya di New Jersey.

Tapi, perjalanan dr Hemal masih belum berakhir, dia harus terbang lagi ke Cleveland, tempat dirinya berpraktik. Kejadian luar biasa dan aksi heroik dr Hemal diapresiasi oleh pihak maskapai.

Sebagai tanda terima kasih, ia dikirimi voucher perjalanan dan sebotol minuman yang ia pesan namun belum diantar karena membantu persalinan. Ia, dr Susan dan Toyin juga tetap saling berhubungan.

"Begitu banyak yang bisa saja salah, tapi ternyata tidak. Berada di penerbangan itu, duduk di samping seorang dokter anak, rasanya seperti takdir. Terima kasih Tuhan, semuanya bisa selesai," tutup dr Hemal.

(aci/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda