Jakarta -
Saat
hamil, salah satu hal yang sering dikeluhkan adalah pola makan saat hamil yang nggak terkontrol. Alhasil, apapun makanan yang ada kayakny pengen dilahap semua ya, Bun. He-he-he. Padahal, pola makan yang nggak terkontrol rentan bikin kita mengalami kenaikan bobot berlebih saat hamil.
Studi terbaru yang dilakukan UCL Great Ormond Street Institute of Child Health menemukan makan porsi dobel apalagi nggak terkontrol membuat ibu hamil berisiko mengalami kenaikan berat badan berlebih. Dalam studi yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition ini disebutkan satu dari 20 ibu hamil yang pola makannya tak terkontrol mengalami kenaikan bobot 3 kg ketimbang mereka yang pola makannya terkontrol.
"Nah, anak yang lahir dari ibu yang saat hamil makannya nggak terkontrol lebih berpeluang mengalami obesitas saat umurnya 15 tahun. Ini pastinya bisa memicu masalah kesehatan lainnya. Ini merupakan studi pertama yang melihat hubungan makan yang tak terkontrol dengan kesehatan ibu dan janin," kata salah satu peneliti Dr Nada Micali dikutip dari academic.oup.com.
Untuk menghindari pola makan saat
hamil yang nggak terkontrol, pakar diet di Microba Dr Paula Smith-Brown bilang ketika kita ingin sesuatu biasanya saat sudah mengonsumsi makanan itu kita akan berhenti. Tapi, ketika pola makan nggak terkontrol rasanya mengonsumsi makanan satu buah atau sedikit aja nggak cukup.
"Sebelum mengonsumsi sesuatu coba pikirkan apa yang membuat kita ingin memakan makanan itu. Nanti kita bakal tahu kalau makanan yang diinginkan karena memang kita membutuhkannya atau kita sekadar ingin," kata Paula.
Jika mau, Bunda bisa lho minta bantuan suami atau keluarga membantu mengingatkan supaya mengonsumsi makanan sehat. Tapi, Paula mengingatkan ibu hamil juga jangan terlalu ketat berdiet. Karena, bukan nggak mungkin Bunda justru kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan saat hamil.
Dikutip dari Daily Mail, anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami penambahan bobot berlebih saat hamil lebih mungkin memiliki penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan stroke. Studi yang merupakan bagian konsorsium DORIAN (Developmental Origins of Healthy and Unhealthy Ageing: The Role of Maternal Obesity) ini juga menemukan bahwa plasenta ibu yang mengonsumsi makanan tinggi lemak memberikan perlindungan yang lebih lemah pada janin terhadap hormon stres kortisol.
Seperti diketahui, kortisol yang berlebihan dalam darah bisa menyebabkan masalah kesehatan, karena bisa menekan sistem kekebalan tubuh.
Bayi yang lahir dari ibu yang kelebihan berat badan juga memiliki telomere yang lebih pendek. Telomere merupakan pelindung ujung kromosom dari kerusakan atau dari fusi dengan kromosom tetangga. Telomere yang lebih pendek dijadikan tanda penyakit dan ancaman umur yang lebih pendek. Sementara telomere yang panjang memungkinkan menjalankan fungsi yang lebih baik dan lebih sehat.
(rdn/rdn)