Jakarta -
Sudah tiga tahun menikah, artis
Chacha Frederica dan suami, Dico Ganindito, belum dikaruniai momongan. Walau tidak menunda, mereka mengaku enggan terburu-buru.
Beruntung, masing-masing keluarga mereka pun tidak ada yang menuntut. Bahkan menurut Chacha, suaminya sangat santai soal momongan.
"Baik mertua atau mamahku, enggak ada yang nuntut, karena Alhamduillah aku sama suami sama-sama anak terakhir, jadi udah beres tuh dari kakak-kakak kita. Justru suamiku kesantaian kalau menurutku sih," ujar Chacha, dikutip dari
InsertLive.
Tapi, bukan artinya selama ini dia dan suami tak ada usaha. Chacha bahkan mengaku, di tahun kedua pernikahannya, dia sampai melakukan tes medis ke Singapura untuk memastikan kondisinya dan suami. Hasilnya pun baik, tak ada masalah dari kedua belah pihak.
"Dokter bilang enggak perlu lagi aku balik ke Singapura untuk
check-up dan segala macam. Insyaallah udah kita tinggal lihat aja, kalau Allah mengizinkan akan segera punya
baby. Tapi, kenyataannya sampai satu tahun ini kan belum," tutur wanita 29 tahun ini.
Meski demikian, Chacha mengaku ada hikmah dari situasinya saat ini, "Artinya, aku sama suami masih dikasih kesempatan sama Allah untuk bergerak banyak, sebagai anak muda." katanya.
Ketika ditanya adakah rencana untuk program bayi tabung, Chacha mengaku memang tidak tabu soal bayi tabung. Tapi, dia belum terpikir ke arah sana. Walau demikian, dia tetap punya target untuk memiliki momongan, yakni sebelum 35 tahun.
Ya,
bayi tabung memang alternatif yang bisa dipilih pasangan suami istri yang sudah lama menunggu hadirnya momongan. Program bayi tabung ini ada tahapannya, Bun.
Menurut dr.Ivan Sini, Sp.OG, dari Klinik Morula IVF Indonesia, anak-anak yang lahir melalui program
bayi tabung sama kondisinya secara fisik dan mental dengan anak yang lahir dengan konsepsi natural. Ada pun prosedur bayi tabung cukup panjang.
Pertama adalah pemilihan telur dan sperma yang baik, kemudian pertemuan sperma dan telur. Selanjutnya, sel telur dan sperma diinkubasi selama lima hari. Jika berhasil, sel telur dan sperma bakal jadi embrio dan siap diimplantasikan ke rahim ibu.
Senada dengan Ivan, dr.Ali Mahmud pun menjelaskan perihal cara menentukan kualitas dari benih kedua pasangan, baik suami maupun istri. Caranya 'menengok' dengan bantuan Teknologi IMSI alias
Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection."Dengan mikroskop biasa, sperma keliatan mulus kepalanya dan hanya bisa dibesarkan 200 - 400 kali. Tapi dengan IMSI, pembesarannya bisa 6.000 kali. Keuntungannya, kita bisa mengambil sperma yang betul-betul bagus secara morfologi atau bentuknya," terang Ali.
Perlu diketahui, Bun, sperma yang baik bukan hanya yang bentuknya bagus tetapi juga memiliki pergerakan atau mampu 'berenang' dengan cepat. Selain itu juga mampu menghasilkan embrio yang bermutu.
"Untuk memastikannya, sperma ini diambil dan dipertemukan dengan sel telur dan dibiarkan berkembang menjadi embrio. Setelah itu dilihat kromosom atau faktor genetiknya, ada kelainan enggak," lanjut Ali.
[Gambas:Video 20detik]
(yun)