Jakarta -
Tidak hanya asupan nutrisi ibu saja yang mesti dijaga saat
hamil, Bun. Tetapi psikologis Bunda pun harus diperhatikan.
Dijelaskan Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Dr. dr.Ali Sungkar, Sp.OG(K), stres ibu yang tinggi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kehamilan itu sendiri. Bahkan mengakibatkan efek seumur hidup untuk perkembangan otak dan tubuh anak.
"Waktu ibu stres, ada hormon kortisol yang membuat bayi itu juga merasakan," jelas Ali, dalam talkshow 'Langkah Awal Dukung Generasi Maju' di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Lebih lanjut Ali mengatakan, stres ini bisa berpengaruh pada temperamen anak, membuat anak jadi over reaktif terhadap stres. Bahkan membuat anak lebih mudah depresi di masa depan.
"Dengan stres terus-menerus, seorang akan memiliki level kortisol yang lebih tinggi dari normal, menyebabkan bayi hiper sensitive terhadap stres," jelas Ali.
Selain itu, anak yang terdampak stres memiliki kesulitan konsentrasi. Yang nantinya mengakibatkan dia kesulitan belajar.
 Foto: Istock |
Stres juga membuat seseorang makan tidak benar, seperti lebih banyak, terlalu sedikit, atau salah makan. Nah, jika hal ini terjadi pada ibu hamil, maka sangat berbahaya. Padahal saat hamil, ibu membutuhkan nutrisi yang banyak.
"Kebutuhan nutrisi mikro ibu hamil meningkat, kalau di masa itu ibu kekurangan nutrisi mikro, bisa berdampak buruk bagi janin, seperti kelainan plasenta maupun bayi lahir prematur, bayi dengan berat badan rendah, dan bayi meninggal dalam kandungan," tutur Ali.
Itu sebabnya, sangat penting agar Bunda tidak terlalu stres selama hamil, dan harus bisa melawan stres. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stres selama hamil seperti latihan ringan atau olahraga, latihan relaksasi, meditasi, dan yoga.
"Maka dari itu, sadarilah ketika perempuan hamil, dia harus menikmati kehamilannya karena itu akan berdampak pada anak," tegas Ali.
(yun/muf)