KEHAMILAN
Serba-serbi USG Transvaginal: dari Prosedur hingga Efek Sampingnya
Kinan | HaiBunda
Senin, 31 May 2021 18:05 WIBTak sekadar melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) di perut, dalam kondisi tertentu dokter mungkin juga perlu melakukan USG transvaginal. Apa itu?
Dilansir Healthline, USG transvaginal adalah tes ultrasound menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar organ internal. Tes pencitraan ini dapat mengidentifikasi kelainan dan membantu dokter mendiagnosis.
USG transvaginal, juga disebut USG endovaginal, adalah jenis USG panggul yang digunakan oleh dokter untuk memeriksa organ reproduksi wanita. Ini termasuk rahim, saluran tuba, ovarium, leher rahim, dan vagina.
Pada USG perut atau panggul yang biasa, tongkat ultrasonik (transduser) diletakkan di bagian luar panggul. Nah, USG transvaginal dilakukan dengan memasukkan probe ultrasonik sekitar 2 atau 3 inci ke dalam saluran vagina.
Tujuan dilakukan prosedur USG transvaginal
Beberapa gejala dan kondisi medis, seperti endometriosis, memerlukan gambar dengan kualitas lebih tinggi daripada yang dapat dicapai dengan menggunakan USG perut.
Ya, USG transvaginal digunakan untuk memeriksa organ dalam seperti vagina, serviks, rahim, saluran tuba, ovarium dan kandung kemih.
Ultrasonografi transvaginal juga berguna untuk memeriksa adanya kista atau tumor ovarium, fibroid, dan polip.
Dokter mungkin merekomendasikan Bunda untuk melakukan USG transvaginal karena berbagai alasan. Misalnya jika Bunda mengalami tanda dan gejala berikut:
- Nyeri panggul
- Perdarahan vagina
- Infertilitas
- Hasil abnormal dari pemeriksaan panggul atau perut
Ultrasonografi transvaginal juga dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi, termasuk di antaranya seperti:
- Kanker organ reproduksi
- Kista
- Fibroid
- Infeksi panggul
- Kehamilan ektopik
- Keguguran
- Plasenta previa
Persiapan sebelum melakukan USG transvaginal
USG transvaginal sebenarnya merupakan prosedur sederhana dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Sebelumnya, dokter mungkin akan meminta agar kandung kemih dikosongkan atau hanya terisi sebagian.
Sebaliknya, dokter juga mungkin meminta Bunda untuk datang dengan kandung kemih yang penuh. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kondisi tubuh dan keperluan pemeriksaan.
Ketidaknyamanan menjadi salah satu kondisi yang mungkin terjadi. Jika Bunda memiliki kekhawatiran tentang prosedur USG transvaginal, jangan ragu konsultasi lebih lanjut dengan dokter, ya.
Prosedur USG transvaginal
Setelah berada di dalam ruang pemeriksaan, Bunda biasanya akan diminta untuk berbaring dengan posisi lutut ditekuk.
Kemudian, alat transduser yang menyerupai tongkat akan diberi gel pelumas sebelum dimasukkan ke dalam vagina.
Saat transduser sudah terpasang, akan tercipta gelombang suara yang memantul kembali ke organ dalam.
Transduser mengirimkan informasi langsung ke monitor yang akan muncul sebagai rangkaian gambar.
Risiko dan efek samping USG transvaginal
Tidak seperti pemeriksaan sinar-X pada umumnya, USG transvaginal tidak menggunakan radiasi apa pun. Dilansir Medical News Today, USG transvaginal merupakan prosedur yang aman tanpa efek samping berarti.
Ultrasonografi transvaginal bahkan disebutkan aman dilakukan saat hamil dan tidak menimbulkan risiko bagi janin.
Pemeriksaan USG transvaginal saat hamil dapat dilakukan untuk beberapa tujuan, di antaranya yaitu:
- Memantau detak jantung janin
- Memeriksa serviks untuk mengetahui risiko penyebab komplikasi, keguguran atau persalinan prematur
- Memeriksa kelainan pada plasenta
- Mengidentifikasi perdarahan abnormal
- Mengonfirmasi kehamilan di awal trimester pertama
Namun memang selama prosedur, kebanyakan wanita akan merasakan sedikit tekanan dan tak nyaman.
Penting untuk selalu berkomunikasi dengan dokter yang melakukan pemeriksaan. Sampaikan jika ada yang membuat Bunda tidak nyaman. Setelah itu, bicarakan juga dengan dokter tentang hasil USG dan jenis perawatan lebih lanjut yang diperlukan.
USG transvaginal saat hamil trimester pertama
Seperti disebutkan sebelumnya, USG transvaginal juga dapat dilakukan saat hamil. Dilansir Self, pada awal trimester pertama kehamilan, dokter mungkin akan meminta Bunda melakukan USG transvaginal.
"Salah satu tujuannya untuk memeriksa janin yang sedang berkembang. Pemeriksaan ini membantu melihat hal-hal lebih detail dibandingkan USG biasa," ujar asisten profesor ilmu kebidanan, ginekologi, dan reproduksi, Suzanne Fenske, MD.
Pada periode waktu tersebut, janin masih sangat kecil sehingga pada sebagian wanita hamil sulit untuk dideteksi dengan USG perut saja.
Lamanya pelaksanaan USG transvaginal sangat bergantung pada alasan Bunda melakukannya. Jika hanya untuk mencari detak jantung selama kehamilan, prosedur ini bisa dilakukan dengan cepat.
Namun apabila USG dilakukan dengan tujuan mencari sesuatu lainnya, seperti fibroid atau kondisi medis tertentu, pelaksanaan USG mungkin bisa lebih panjang.
Jangan lupa gunakan pakaian longgar yang nyaman saat hendak menjalani USG transvaginal ya, Bunda. Ini supaya Bunda lebih leluasa dan tak perlu ekstra waktu tambahan untuk berganti pakaian terlebih dahulu.
(som/som)