KEHAMILAN
Bahaya Penggunaan Obat Tanpa Pengawasan Dokter saat Hamil, Bisa Gugurkan Kandungan
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Jumat, 29 Sep 2023 13:20 WIBMenjaga kesehatan selama kehamilan menjadi sebuah kewajiban ya, Bunda. Apalagi, sangat tidak direkomendasikan mengonsumsi obat sembarangan. Lantas, apa bahaya penggunaan obat tanpa pengawasan dokter saat hamil ya, Bunda?
Banyak ibu hamil seringkali mengonsumsi zat-zat tertentu selama kehamilan dan mereka tidak menyadari bahwa hal tersebut dapat membahayakan bayi mereka sebelum lahir. Belum lagi, zat-zat tersebut ataupun obat-obatan tertentu yang dikonsumsi tanpa pengawasan ataupun rekomendasi dari dokter.
Perlu Bunda ketahui bahwa obat-obatan atau pengobatan yang diminum saat hamil dapat melewati plasenta dan berdampak pada perkembangan bayi. Ada berbagai dampak yang mungkin terjadi, termasuk penghentian obat pada bayi, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, keguguran, dan lahir mati seperti dikutip dari laman Better Health.
Bahaya penggunaan obat tanpa pengawasan dokter saat hamil
Akan sangat membantu bagi praktisi medis seperti dokter dan bidan jika mereka memiliki daftar lengkap semua obat dan atau zat yang Bunda konsumsi, atau yang baru saja Bunda konsumsi sehingga mereka dapat memberikan dukungan terbaik bagi Bunda dan bayi. Seperti obat resep, obat-obatan yang dijual bebas, suplemen nutrisi (seperti vitamin), dan terapi komplementer (seperti obat herbal).
Alkohol dan juga berbagai obat-obatan lainnya dapat membahayakan bayi dengan berbagai risikonya ya, Bunda. Berikut di antaranya :
1. Mengganggu pertumbuhan dan perkembangan normal.
2. Berdampak pada pertumbuhan organ bayi.
3. Berdampak pada plasenta yang merupakan sumber makanan dan nutrisi bagi bayi.
4. Meningkatkan risiko kelahiran prematur.
5. Meningkatkan risiko penarikan bayi dari zat-zat terlarang dan memerlukan pengobatan setelah mereka dilahirkan.
Mengenai potensi bahaya pada kehamilan dan bayi yang belum lahir, hal tersebut sebenarnya bergantung pada sejumlah faktor yang meliputi seperti berikut ini:
1. Jenis obat atau pengobatan yang diminum.
2. Bagaimana obat atau pengobatan tersebut diminum.
3. Ukuran dosisnya.
4. Seberapa sering dikonsumsi.
5. Apakah obat atau pengobatan tersebut digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat atau pengobatan lain.
6. Respons individu bayi terhadap obat atau pengobatan
7. Usia kehamilan bayi
8. Faktor lain, seperti kesehatan fisik dan mental ibu, tekanan sosial seperti kekerasan keluarga, tuna wisma dan pola makan.
Beberapa obat, zat, atau pengobatan mungkin berbahaya selama kehamilan, bergantung pada jumlah dan frekuensi penggunaannya. Ini termasuk beberapa obat resep, obat bebas, dan obat pelengkap, seperti obat herbal atau suplemen nutrisi, obat resep yang dibeli di jalan dan tidak diresepkan seperti benzodiazepin atau obat pereda nyeri berbahan dasar opiat seperti kodein atau panadeine forte, dan lainnya. Ini bisa menjadi masalah besar jika tidak dilakukan sesuai anjuran dokter.
Untuk itu, Bunda perlu memahami bahwa ada risiko nyata pengobatan selama kehamilan. Bahkan, ketika seorang wanita tidak mengonsumsi obat apa pun, 3 hingga 5 persen dari seluruh bayi yang lahir di Amerika Serikat akan lahir dengan cacat lahir. Risikonya pun cukup tinggi jika dipikir-pikir. Bahwa satu dari setiap 20 atau 30 bayi akan terkena dampaknya.
Sangat sedikit obat yang 100 persen menyebabkan cacat lahir. Namun, beberapa obat resep meningkatkan risiko cacat lahir. Saat Bunda melihat angka-angkanya, penting untuk memahami risiko absolut yang terkait dengan pengobatan dibandingkan dengan risiko relatif seperti dikatakan Robyn Horsager, Boehrer, MD, seorang obgyn dikutip dari laman Utswmed.
Misalnya, sebuah penelitian mungkin menemukan bahwa suatu pengobatan melipatgandakan risiko relatif cacat lahir tertentu. Statistik tersebut mungkin tampak mencengangkan, namun hal ini dapat berarti bahwa risiko absolut cacat lahir tersebut meningkat dari 1 dalam 1000 kehamilan menjadi 1 dalam 500 kehamilan, dan ini masih merupakan risiko yang cukup kecil.
Sebuah penelitian baru-baru ini yang dipublikasikan secara luas menunjukkan bahwa penggunaan obat antidepresan tertentu selama trimester kedua dan ketiga kehamilan meningkatkan risiko autisme sebesar 87 persen. Namun risiko absolut yang terlihat dalam penelitian ini masih kurang dari 1 persen.
Tujuan penelitian itu sendiri yakni menyeimbangkan risiko pada janin dan ibu sekaligus memahami bahwa risiko tidak akan pernah nol. Pada akhirnya, memang akan ada wanita yang perlu menjalani pengobatan yang dapat meningkatkan risiko pada bayinya.
Karenanya, senantiasa memberitahu dokter mengenai obat atau suplemen alternatif apa pun yang Bunda konsumsi meskipun pada labelnya tertulis alami. Dan, jika Bunda mendapat resep baru saat hamil, pastikan orang yang meresepkannya mengetahui bahwa Bunda sedang hamil.
Vitamin prenatal aman dan penting dikonsumsi saat Bunda hamil. Tetapi, sebaiknya selalu tanyakan kepada dokter tentang keamanan mengonsumsi vitamin, obat herbal, dan suplemen lainnya. Kebanyakan sediaan herbal dan suplemen belum terbukti aman selama kehamilan seperti dikutip dari laman WebMd.
Kemudian, beberapa terapi alternatif telah terbukti aman dan efektif bagi ibu hamil untuk meringankan beberapa efek samping kehamilan yang tidak nyaman. Bicarakan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan salah satu dari obat tersebut. Dan ingat ya, Bunda, kata 'alami' tidak selalu berarti aman saat Bunda hamil.
Oh iya, Bunda, sebaiknya hindari juga penggunaan minyak esensial aromaterapi seperti calamus, mugwort, pennyroyal, sage, wintergreen, basil, hisop, myrrh, marjoram, dan thyme.
Jika ragu tentang pengobatan, suplemen, atau terapi apa pun, tanyakan kepada dokter atau bidan sebelum mengambil atau menggunakannya.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Manfaat Probiotik bagi Ibu Hamil, Salah Satunya Mengurangi Risiko Preeklamsia
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Acetylcysteine untuk Ibu Hamil, Amankah? Dosis Penggunaan, Manfaat & Efek Samping
Licokalk untuk Ibu Hamil: Manfaat, Efek Samping & Dosis Penggunaan yang Aman
Ibu Hamil Ingin Obati Flu dengan Demacolin? Ketahui Dosis Amannya Bun
12 Obat yang Dilarang untuk Ibu Hamil & Hal yang Wajib Diperhatikan
TERPOPULER
Terpopuler: Potret Rumah Baru Natasha Rizky
5 Potret Oki Setiana Dewi saat Kuliah S1 di Universitas Al-Azhar Mesir
Bukan 'Apa Kabar?', Begini Cara Orang Sukses Basa-basi agar Disukai dan Dihormati
Kapan Bayi Boleh Pakai Bantal? Jangan Sembarangan, Ketahui Aturannya!
Mau Tahu Usia Otak? Ini Cara Mudah Mengeceknya Tanpa Bantuan Medis
REKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Bronzer untuk Pemula hingga Kulit Sawo Matang
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Skincare Bayi yang Aman untuk Kulit Si Kecil
Mutiara PutriREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Glitter Terbaik untuk Makeup Korean Look
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Shampo Anti Jamur untuk Anak, Aman untuk Kulit Kepala Si Kecil & Lembut
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Jun Ji Hyun, Pemeran Moon Ju Calon Presiden Korsel di Drakor Tempest
Terpopuler: Potret Rumah Baru Natasha Rizky
5 Potret Oki Setiana Dewi saat Kuliah S1 di Universitas Al-Azhar Mesir
Mau Tahu Usia Otak? Ini Cara Mudah Mengeceknya Tanpa Bantuan Medis
Kapan Bayi Boleh Pakai Bantal? Jangan Sembarangan, Ketahui Aturannya!
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Putri Sulung Mpok Alpa Tepis Isu Aji Darmaji Rebutan Warisan dengan Keluarga
-
Beautynesia
Tanpa Bikin Kesulitan, Ini 8 Cara Hemat Belanja Bulanan untuk Ibu Rumah Tangga
-
Female Daily
Dikit-dikit Pesan ASTRO? Intip Promo Seru yang Bisa Kamu Dapat Bulan Ini!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Tren Sepatu 2026 dari New York Fashion Week: Sandal Jepit Naik Kelas
-
Mommies Daily
7 Kelas Olahraga Prenatal Aman untuk Ibu Hamil, Harga Mulai Rp75 Ribuan