HaiBunda

KEHAMILAN

Kisah Founder Nafas Pertama Rizka Anggraeni, Berawal dari Suami Tak Bisa Rekam Kelahiran Anak

Nazla Syafira Muharram   |   HaiBunda

Jumat, 22 Dec 2023 12:25 WIB
Founder Nafas Pertama, Rizka Anggraeni / Foto: HaiBunda

Suara tangis bayi memecah kesunyian sebuah ruangan. Di atas meja operasi, perempuan yang berjuang antara hidup dan mati tampak lega dan tersenyum. Manusia kecil yang berada selama sembilan bulan dalam rahimnya lahir dengan selamat.

Masih di ruangan yang sama, seorang perempuan dengan sigap membidik momen penuh haru sekaligus menegangkan tersebut lewat lensa kamera.

“Melihat proses persalinan itu ada harunya sendiri, tapi harunya tuh bukan haru sedih, harunya campur aduk. Mixed feelings ya bisa dibilang sedih iya bahagia iya,” ujar Bunda Rizka, perempuan yang biasa mengabadikan proses kelahiran bayi dengan kamera.


Bunda Rizka adalah founder Nafas Pertama, sebuah jasa fotografi dan videografi yang mengkhususkan pada birth documentation atau proses persalinan. Perjalanan pemilik nama lengkap Rizka Anggraeni ini dalam birth documentation dimulai sejak lima tahun lalu.

Suami tak bisa rekam kelahiran anak

Pada tahun 2019, sebuah babak baru dalam perjalanan Rizka ketika rindu akan seni fotografi dimulai. Saat itu, sang suami yang berbekal kamera dengan harapan merekam kelahiran anak pertama mereka justru kehilangan momen tersebut. Rasa kecewa yang cukup dirasakan Rizka membawanya pada petualangan baru.

"Ternyata at the end saat melahirkan suami sama sekali enggak bisa merekam. Jadi, sempat keidean atau terpikirkan. 'Wah seru juga ya kalau sekarang potret lahiran.' Karena saya lihat bahwa foto lahiran ini atau video lahiran ini harus di-take sama perempuan dan fotografer perempuan menurut saya masih sedikit," ujar Bunda Rizka kepada tim HaiBunda di kediamannya di Bekasi, Senin (11/12/2023).

Tak lama kemudian, Bunda Rizka memulai jasa birth documentation yang diberi nama Nafas Pertama. Awalnya, ia menawarkan diri untuk memotret persalinan sang teman.

"Jadi 2019 potretin teman sendiri yang lagi melahirkan, terus saya mulai jual di Instagram," tuturnya.

Melihat proses seorang terlahir ke dunia, menurut Bunda Rizka, memberi pengalaman seru sekaligus pelajaran bahwa menjadi orang tua adalah hal yang luar biasa. Selain itu, ada tanggung jawabnya besar yang harus dipikul orang tua ketika melahirkan anak.

Pengalaman emosional pun pernah ia rasakan ketika mengabadikan persalinan seorang klien yang butuh waktu belasan tahun untuk hamil dan memiliki anak. Sampai-sampai Bunda Rizka tak bisa menahan tangis saat sesi wawancara dengan sang klien.

"Ternyata story-nya di balik itu penantian dia punya anak tuh lama banget, hampir 11 tahun," ucap Bunda dua anak ini.

Bagi Bunda Rizka, mendokumentasikan kelahiran tak hanya sekadar momen berlalu. Namun bisa membawa kita menapaki jejak memori.

"Mungkin sekarang bayinya masih satu tahun atau dua tahun, atau berapa bulan belum mengerti. Tapi, nanti ketika besar wah itu jadi rentetan perjalanan kehidupan si anak ini gitu, dan perjuangan ibunya melahirkan si baby-nya," ujarnya.

Di sisi lain, Bunda Rizka juga banyak belajar hal baru terkait dunia medis dari obgyn dan bidan yang menangani persalinan kliennya. Misalnya beberapa istilah medis yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.

"Oh persalinan tuh ternyata seluas itu."

Hantaman pandemi

Ketika Nafas Pertama sedang menapaki puncak kejayaannya, ancaman besar sempat hadir dan menggoyahkan fondasi Nafas Pertama ketika pandemi COVID-19 menghantam pada 2020. Tetapi, ancaman tersebut ia ubah sebagai sebuah keberkahan.

Bunda Rizka mengungkapkan bahwa selama hampir enam bulan pertama pandemi, bisnis yang dibangunnya dengan susah payah hampir luluh lantak karena redupnya permintaan. Namun, ia tidak menyerah dan melancarkan berbagai strategi seperti menawarkan paket after birth dan newborn.

"kita coba bikin paket atau offering yang lain. Kita ambil sesi kita sebutnya after birth. Jadi, benar-benar momen dia sudah keluar rumah sakit, dia kumpul sama keluarga. Jadi entah foto atau video bareng bersama keluarga pertamanya," tuturnya.

Kemudian tantangan lainnya yang harus dihadapi Bunda Rizka selain pandemi COVID-19 adalah man power. Menurutnya, fotografer perempuan belum sebanyak pria. Kalau pun ada belum tentu dia berani melihat proses persalinan yang menampakkan organ tubuh manusia.

Lalu, menjadi fotografer khusus dokumentasi persalinan harus memiliki dasar ilmu fotografi dan videografi. Sebab, ketika di lapangan, ia hanya bisa membawa satu kamera saja karena terkait peraturan rumah sakit dan klinik.

"Enggak boleh banyak-banyak tim atau kru yang akan handle karena berurusan sama alat medis juga, terus kode etik kedokteran atau kemedisan gitu, jadi hanya satu orang. Makanya, fotografer di sini harus bisa motret iya video iya dengan satu kamera," tutur perempuan lulusan S1 Universitas Negeri Jakarta Jurusan Teknologi Pendidikan.

Selain memiliki skill yang mumpuni, fotografer atau videografer Nafas Pertama juga harus memiliki sikap atau attitude yang terpuji.

"Attitude bener-bener nomor satu," tegasnya.

Cara tim Nafas Pertama pendekatan ke Rumah Sakit

Perjalanan Nafas Pertama tak luput dari peranan pihak Rumah Sakit dalam tiap momen dokumentasi yang dilakukan. Surat demi surat Rizka sodorkan pada pintu-pintu Rumah Sakit terpilih. Bunda Rizkamengungkapkan bagaimana awalnya dunia medis bersikap dingin terhadap dokumentasi kelahiran.

"Menurut analisis saya atau menurut pengalaman saya sama teman-teman Nafas Pertama yang lain, bahwa ternyata obgyn atau bidan rumah sakit juga butuh branding. Jadi kadang malah jadi suatu hal yang positif, kita berkolaborasi," tuturnya.

Jadi fotografer persalinan di kalangan selebriti

Bagai petir di siang bolong, Bunda Rizka tak pernah menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan banyak momen membanggakan melalui Nafas Pertama. Di pertengahan tahun 2022, pasangan selebriti, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah menghubungi Nafas Pertama untuk mengabadikan kelahiran anak pertamanya, Ameena.

Momen ini menjadi awal perjalanan Bunda Rizka mendokumentasikan persalinan anak selebriti. Membuktikan bahwa tak ada hal yang tak mungkin di dunia ini.

"Jadi, mas Rizal Mantovai ternyata nge-direct video lahirannya Ameena. Jadi kayak, 'Wow enggak pernah lho saya punya mimpi dengan adanya Nafas Pertama ketemu banyak orang-orang hebat,'" ujarnya semringah.

Terlibat dalam dokumentasi kelahiran anak figur publik, seperti menyentuh kemegahan yang tak disangka-sangka. Namun, di balik sorotan gemerlap itu, Rizka mengungkapkan adanya tantangan tersembunyi dan tekanan yang harus dihadapi.

“Kalau ditanya deg-degan pasti, karena itu kalau orang ternama biasanya itu momen terpentingnya mereka juga kan. Jadi kita juga harus lebih manner juga, hati-hati juga karena kita berhadapan juga sama media,” ujarnya.

Harga paket Nafas Pertama Birth Documentation

Menawarkan paket dokumentasi kelahiran yang berkisar dari yang terjangkau hingga mewah, Nafas Pertama memberikan pilihan bagi klien untuk merayakan momen kelahiran mereka dengan cara yang unik. Harga paket termurah dibanderol sebesar Rp3 juta.

“Yang membedakannya lebih ke output. Jadi, ada fotografer dia tuh ke lapangan bener-bener foto saja. Kalau gitu bisa kita murahin enggak sampai Rp3 juta. Tapi yang paling mahal, kenapa mahal, dia bedanya dapat album, harganya sekitar Rp7 juta," ucapnya.

Menurut Bunda Rizka, harga mahal biasanya juga karena jumlah foto yang diedit lebih banyak dan video yang diedit durasinya lebih panjang. Lalu juga ada dokumentasi sesi after birth.

Meski sempat dihantam pandemi, bisnis Nafas Pertama berkembang pesat. Kini, Bunda Rizka bisa mendapatkan klien sebanyak 25-30 per bulannya. Ia pun memiliki total 25 karyawan. Perusahaan ini juga telah merambah ke berbagai kota di Pulau Jawa dan Tanjung Pinang.

Dalam perencanannya untuk masa depan, Rizka bercita-cita mengembangkan Nafas Pertama di setiap sudut Indonesia. 

Berpegang pada time management

Tak hanya menjalani peran sebagai IRT dan founder Nafas Pertama, Bunda Rizka juga masih aktif bekerja kantoran. Ia menjalani ketiga profesi tersebut sebagai sarana aktualisasi diri sekaligus menambah penghasilan.

"Ketika saya kuliah kemarin terus ketika saya bekerja di posisi sekarang kantoran ya ini tempat aktualisasi diri saya. Terus si Nafas Pertama ini kan hobi saya karena bisa menghasilkan uang, ya makanya masih dijalani dua-duanya," tuturnya.

Menjalankan peran ganda sebagai pekerja dan seorang Bunda, salah satu kunci keberhasilannya adalah kemampuan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Namun, seperti yang diakui oleh Rizka sendiri, tak ada kesempurnaan dalam menjalankan kedua peran tersebut.

“Ketika saya jalani ini saya enggak bisa expect oke anak saya dua-duanya harus tumbuh dengan sempurna, kerjaan saya juga harus sempurna, terus urusan rumah tangga juga harus bagus gitu, enggak akan bisa,” ujarnya.

Rizka memahami bahwa menetapkan ekspetasi yang terlalu tinggi justru akan memberikan tekanan yang tidak perlu. Bagi Rizka, kunci utama dalam menjalani kehidupan yang berimbang adalah dengan menurunkan ekspetasi dan fokus pada manajemen waktu yang baik.

"Semakin ekspetasinya tinggi justru akan semakin drop karena kita enggak akan pernah bisa bagi 100 persen ke semuanya gitu," tutur Bunda Rizka.

Makna Hari Ibu untuk Bunda Rizka

Bagi Bunda Rizka, Hari Ibu yang bertepatan pada 22 Desember setiap tahunnya mempunyai makna yang mendalam. Menurutnya, setiap hari seharusnya menjadi hari untuk mengucapkan terima kasih kepada bunda, tak hanya pada tanggal khusus tersebut.

Sosok bunda baginya digambarkan secara spesial, bahkan Rizka juga menyarankan agar penghormatan kepada bunda tidak hanya terjadi sekali dalam setahun, melainkan setiap harinya.

“Menurut saya pribadi ibu itu spesial, dia yang melahirkan seorang anak ke dunia kan dan dia yang meregenerasi manusia di kehidupan. Jadi, kalau bisa ucapkan hari ibu kepada ibumu enggak cuma di Desember, ucapkan setiap hari karena itu pasti berarti banget buat dia,” ucapnya.

Ketika berbicara tentang tagline Hari Ibu 2023, Perempuan Berdaya Indonesia Maju, Rizka mengungkapkan bahwa menjadi seorang bunda menghadirkan momen-momen unik seperti, Mom’s Brain, yang membuat perempuan seringkali lupa akan impian dan tujuannya sebelum menjadi bunda.

Ia pun mengajak para bunda untuk menemukan kembali keberanian, tidak hanya dalam mimpi mereka, melainkan juga dalam mendapatkan dukungan dari sekitar.

“Jangan takut bermimpi atau berusaha dan jangan takut cari support dari sekitar karena bisa melakukan suatu usaha atau bisa melakukan mimpi yang tertunda tuh pastinya butuh support dari orang lain,” ujarnya semangat.

Tak terlepas dari perannya sebagai seorang bunda, Rizka menjadikan kekacauan yang terjadi di rumah menjadi sebuah momen paling membahagiakan yang membuat tarikan di pipi kanan dan kirinya terus terukir.

“Karena itu enggak akan terulang gitu, ternyata momen-momen kayak gitu priceless menurut saya. Walaupun mungkin rumah enggak akan bisa rapih 100 persen akan ada berantakannya atau dia akan teriak-teriak nangis-nangis gitu sih,” ucapnya.

Pesan untuk Ibunda dan anak-anak

Rizka Anggraeni menceritakan perjuangan sang ibunda dalam merawat tiga anak. Dengan penuh penghargaan, Rizka menyampaikan rasa terima kasihnya kepada sang ibunda yang telah menghadapi tantangan hidup dengan keberanian luar biasa.

"Buat mama, selamat hari ibu tiap hari. Karena aku anak pertama dan aku tahu perjuangan mama kayak bagaimana. Aku bukan dari keluarga yang baik-baik aja dalam artian 100 persen mama papahnya akur gitu ya. Aku juga dari keluarga yang bisa dibilang broken gitu kan."

"Mungkin dari situ juga ya aku kepikiran aku harus kerja keras," tuturnya sembari menahan tangis.

Sebagai seorang bunda, Rizka turut menyampaikan sebuah pesan untuk anak-anaknya kelak. Meskipun saat ini mereka belum sepenuhnya memahami perjuangan yang telah dilalui bunda mereka, Rizka berharap agar anak-anaknya menjadi individu yang memiliki budi pekerti baik. Rizka bermimpi memiliki keluarga yang utuh dan meminta anak-anaknya untuk selalu menjadikan dirinya sebagai teman dalam setiap fase kehidupan.

“Jadilah anak yang budi pekerti baik, harus selalu baik karena ketika kalian baik pasti kalian bisa ngelewatin semuanya. Sekeras-kerasnya hidup atau masalah yang dihadapi. Kedua, kita harus sama-sama terus ya, sama mama sama papah. Soalnya aku bukan terlahir dari keluarga yang baik-baik saja dan aku punya mimpi punya keluarga yang utuh kan. Jadi, jadikan mamamu ini selalu teman kalian sampe kalian gede nanti ya,” ucapnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Ide Kado untuk Bunda yang Pertama Kali Menjadi Ibu, Dijamin Berkesan dan Bermanfaat

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Potret Jo Yuri, Pemeran Player 222 di Squid Game yang Aslinya Mantan Member Girlgroup

Terpopuler: Deretan Artis Indonesia Ganti Profesi saat Pindah ke Luar Negeri

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK