
kehamilan
Penyebab Darah Haid Keluar Menggumpal Seperti Hati, Simak Cara Mengatasinya
HaiBunda
Jumat, 05 Apr 2024 19:20 WIB

Daftar Isi
Beberapa perempuan mengalami haid yang lebih deras dari biasanya, dengan warna darah merah kehitaman seperti hati ayam. Hal ini menjadi pengalaman yang tidak biasa dan menimbulkan kekhawatiran akan kesehatan reproduksi mereka.
Hal semacam ini umumnya terjadi secara bervariasi dalam ukuran dan konsistensi. Darah haid sesekali terlihat seperti gumpalan besar dan padat, sering kali mirip dengan hati ayam. Sementara itu, beberapa perempuan mungkin merasa khawatir atau bingung tentang penyebab dari pembekuan ini dan apakah bisa menjadi masalah kesehatan yang serius, Bunda.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan darah haid keluar dalam bentuk gumpalan besar. Salah satunya adalah perubahan hormon, di mana kadar hormon progesteron meningkat sebelum haid untuk membantu rahim melepaskan lapisan dindingnya. Ketika darah keluar dari rahim, terkadang menggumpal karena pembekuan darah yang alami.
Penyebab penggumpalan darah haid
Menilik Healthline, penggumpalan darah haid dipicu oleh beberapa sebab. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini, Bunda.
1. Obstruksi rahim
Perbesaran rahim bisa menjadi faktor yang menyebabkan pembekuan darah kala haid. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk keberadaan fibroid rahim atau polip, sehingga memicu rahim membesar dan memberikan tekanan tambahan pada dinding rahim.
Ketika tekanan ini terjadi, perdarahan haid juga meningkat dan darah yang keluar dari rahim cenderung membentuk gumpalan yang lebih besar.
Selain itu, hambatan di dalam rahim seperti adanya polip atau jaringan parut dari kondisi medis sebelumnya, hal ini dapat mengganggu kemampuan rahim untuk berkontraksi dengan efektif selama menstruasi. Ketika kontraksi rahim terhambat, darah menstruasi mungkin tidak bisa keluar dengan lancar, sehingga menggenang di dalam rahim dan membentuk gumpalan. Fenomena ini menyebabkan pembekuan darah yang lebih besar dan tidak teratur terjadi selama periode menstruasi.
2. Endometriosis
Ketika sel-sel yang menyerupai lapisan dalam rahim dan tumbuh di luar rahim atau disebut endometriosis merespons hormon-hormon haid, dapat menyebabkan perdarahan dan pembentukan jaringan parut. Gejala endometriosis dapat bervariasi, tetapi biasanya meliputi periode yang sangat menyakitkan dengan disertai kram, terutama saat haid, serta mual, muntah, dan diare.
perempuan dengan endometriosis juga akan mengalami ketidaknyamanan saat berhubungan seks, kesulitan hamil atau infertilitas, nyeri panggul, dan perdarahan menstruasi yang tidak normal, termasuk pembekuan darah. Meski penyebab pasti endometriosis belum sepenuhnya dipahami. Faktor genetik, hormon, dan riwayat operasi panggul sebelumnya diyakini berperan dalam perkembangannya.
3. Fibroid
Fibroid dikenal sebagai leiomyoma atau mioma merupakan tumor non-kanker yang biasanya tumbuh di dinding rahim. Selain menyebabkan perdarahan menstruasi yang banyak, fibroid juga menimbulkan gejala lain seperti perdarahan menstruasi yang tidak teratur, nyeri punggung bagian bawah, rasa sakit saat berhubungan seks, perut buncit, dan masalah kesuburan.
Meski penyebab pasti fibroid belum sepenuhnya dipahami, faktor genetik dan hormon, seperti estrogen dan progesteron, kemungkinan berperan dalam perkembangannya. Bahkan ada dokter yang memprediksi bahwa 80 persen perempuan akan mengalami fibroid pada saat mereka mencapai usia 50 tahun.
Fibroid seringkali tidak menimbulkan gejala, tetapi dalam beberapa kasus, mereka dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau komplikasi yang memerlukan perhatian medis.
4. Adenomiosis
Adenomiosis merupakan kondisi di mana endometrium atau lapisan rahim, tumbuh ke dalam dinding rahim tanpa alasan yang jelas. Hal ini menimbulkan rahim membesar dan menebal. Selain menyebabkan perdarahan haid yang berkepanjangan, kondisi ini juga dapat menyebabkan rahim membesar dua hingga tiga kali lipat dari ukuran normalnya.
Gejala adenomiosis sering kali mirip dengan gejala fibroid, termasuk nyeri panggul, perdarahan menstruasi yang berat, dan ketidaksuburan. Meski belum sepenuhnya dipahami penyebabnya, faktor hormonal dan genetik diduga sebagai pemicu dalam perkembangan adenomiosis.
5. Tidak seimbangnya hormon
Dalam pertumbuhan dan pengentalan lapisan rahim yang optimal, tentunya bergantung pada keseimbangan antara estrogen dan progesteron. Jika ada ketidakseimbangan dalam kedua hormon ini, Bunda akan mengalami perdarahan haid yang berlebihan dan mengakibatkan penggumpalan darah yang besar.
Gejala utama dari ketidakseimbangan hormon adalah haid yang tidak teratur. Misalnya, menstruasi menjadi lebih pendek atau lebih lama dari biasanya, atau bahkan Bunda mengalami haid yang tidak teratur.
6. Keguguran
Gejala keguguran menjadi kekhawatiran dan kecemasan bagi sebagian besar wanita. Hal ini didasari penelitian bahwa setengah dari seluruh kehamilan berakhir dengan keguguran dan sering kali keguguran terjadi bahkan sebelum perempuan menyadari bahwa mereka hamil.
Ketika keguguran terjadi pada tahap awal kehamilan, biasanya disertai dengan perdarahan hebat, kram perut, dan pembekuan darah. Jika sudah mengalami hal seperti ini, disarankan untuk segera mencari bantuan medis untuk evaluasi dan perawatan yang tepat.
7. Kanker
Tumor kanker dapat mengganggu siklus haid dan menyebabkan keluarnya darah yang lebih banyak dari biasanya. Meskipun jarang, tumor kanker yang berkembang di dalam rahim atau leher rahim biasanya mengakibatkan perdarahan haid yang berlebihan.
Jika Bunda mengalami perdarahan menstruasi yang tidak normal atau berlebihan, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan pengelolaan yang tepat.
Cara mengatasi gejala haid yang menggumpal
Mengutip berbagai sumber, gejala haid yang menggumpal dapat diatasi dengan cara-cara berikut:
- Ketika awal sampai hari-hari terberat periode haid, Bunda dapat mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dijual bebas seperti ibuprofen (Advil, Motrin). Selain membantu meredakan kram, NSAID juga dapat membantu mengurangi keluarnya darah haid sebesar 20 sampai 50 persen. Namun, penting untuk dicatat bahwa jika Bunda menderita penyakit von Willebrand, sebaiknya hindari penggunaan NSAID dan berkonsultasi dengan dokter mengenai pilihan pengobatan yang aman.
- Pada hari-hari terberat haid, disarankan untuk menggunakan tampon dan pembalut atau mengkombinasikan keduanya. Pilihlah tampon dan pembalut yang memiliki daya serap tinggi untuk membantu menangkap aliran darah dan pembekuan dengan lebih efektif. Dengan menggunakan kedua jenis perlengkapan ini, Bunda akan merasa lebih aman dan terlindungi selama haid yang berat.
- Bunda dapat menggunakan bantalan tahan air atau handuk yang diletakkan di atas seprai saat tidur untuk menghindari kebocoran selama malam hari. Langkah ini dapat memberikan perlindungan tambahan dan merasa lebih nyaman selama istirahat malam. Dengan begitu, Bunda dapat tidur dengan lebih tenang tanpa harus khawatir tentang kemungkinan kebocoran selama haid yang berat.
- Memperhatikan pola makan yang sehat dan pastikan untuk tetap terhidrasi dengan minum banyak air. Perdarahan haid yang berat dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik, jadi pastikan untuk mengonsumsi makanan seimbang yang kaya akan zat besi, seperti quinoa, tahu, daging, dan sayuran berdaun hijau tua.
- Disarankan untuk mengetahui toilet terdekat, letak toilet yang mudah diakses dapat membantu Bunda cepat mencapai toilet jika memerlukan penanganan cepat, terutama jika Bunda mengalami pendarahan haid yang berat dengan gumpalan besar.
- Memilih pakaian berwarna gelap selama haid menjadi langkah cerdas untuk menghindari kekhawatiran tentang kemungkinan kebocoran atau kecelakaan yang terjadi selama periode haid. Warna gelap seperti hitam atau biru gelap cenderung lebih efektif menyamarkan noda darah daripada warna-warna cerah.
- Membawa perlengkapan menstruasi merupakan langkah penting untuk menjaga kenyamanan dan kebersihan selama haid. Persiapan ini dapat membantu Bunda mengatasi kejutan seperti menstruasi yang tiba-tiba atau kebutuhan mendadak selama sehari-hari. Simpan persediaan cadangan di tempat-tempat yang mudah diakses seperti dompet, mobil, atau laci meja kantor untuk memastikan bahwa Bunda selalu siap menghadapi situasi yang tidak terduga. Dengan begitu, Bunda merasa lebih tenang dan siap mengatasi setiap tantangan yang muncul selama haid tanpa harus khawatir.
Kapan harus ke dokter?
Bunda perlu menggarisbawahi apabila mengalami pendarahan vagina yang sangat banyak, seperti membasahi setidaknya satu pembalut atau tampon setiap jam selama lebih dari dua jam berturut-turut, merupakan tanda yang serius dan perlu mendapatkan perhatian medis segera.
Hal ini bisa menandakan masalah seperti luka dalam atau di sekitar vagina, atau masalah serius lainnya yang membutuhkan penanganan medis segera. Selain itu, perdarahan vagina di antara periode menstruasi atau perdarahan yang tidak biasa juga merupakan gejala yang perlu dievaluasi oleh dokter.
Perdarahan vagina yang terjadi setelah menopause juga memerlukan perhatian khusus karena bisa menjadi tanda masalah serius seperti kanker rahim atau kondisi medis lain yang perlu ditangani dengan segera.
Demikian ulasan tentang penyebab darah haid keluar menggumpal seperti hati. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Keluar Haid Banyak tapi Positif Hamil, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kehamilan
Normalkah Haid Lebih dari 7 Hari setelah Melahirkan? Ini Kata Dokter

Kehamilan
Penyebab Darah Haid Hitam dan Hanya Keluar Sedikit di Hari Pertama

Kehamilan
Hamil Segera setelah Haid Selesai, Mungkinkah?

Kehamilan
Penyebab Wanita Merasa Masih Haid di Awal Kehamilan


10 Foto
Kehamilan
10 Bunda Seleb Pernah Gagal Program Bayi Tabung, Ada yang Mencoba Enam Kali
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda