HaiBunda

KEHAMILAN

Bahaya Keputihan Berwarna Kuning saat Hamil, Waspadai Infeksi

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Senin, 27 May 2024 20:30 WIB
Keputihan kuning ibu hamil/ Foto: Getty Images/baona

Keputihan adalah hal yang wajar bagi perempuan, tetapi jika warnanya sudah berubah kuning maka perlu diwaspadai ya. Terutama jika ibu hamil mengalami keputihan berwarna kuning, waspadai terjadinya infeksi.

Warna dan konsistensi keputihan dapat menjadi indikator penting bagi kesehatan reproduksi. Khususnya bagi Bunda yang sedang hamil, perubahan warna keputihan dapat menjadi sinyal penting tentang kemungkinan infeksi yang perlu dipantau dengan cermat.

Keputihan yang disertai dengan rasa gatal, bau busuk, pegal-pegal, nyeri saat buang air kecil, dan nyeri panggul, maka Bunda harus waspada, karena kemungkinan ada masalah kesehatan yang Bunda idap. 


Keputihan berwarna kuning bisa menandakan adanya infeksi, Bunda. Dilansir Medical News Today, jika cairan keputihan keluar berwarna kuning pucat, tidak berbau, dan tidak disertai gejala lain, mungkin tidak menandakan adanya infeksi yang mendasarinya.

Tapi, keputihan berwarna kuning bisa menjadi pertanda adanya infeksi menular seksual atau infeksi bakteri lainnya. Lebih jelas, simak ulasannya di bawah ini yuk, Bunda!

Penyebab keputihan berwarna kuning selama hamil

Melansir dari Healthline, berikut ini adalah penyebab keputihan berwarna kuning selama hamil.

1. Bacterial Vaginosis (BV)

Ketidakseimbangan bakteri yang ada dalam vagina dapat menyebabkan kemunculan Bacterial Vaginosis (BV). Biasanya bakteri baik mengendalikan bakteri jahat di vagina, namun ketika berbalik inilah yang menyebabkan BV ini. Sehingga cairan berwarna kuning atau hijau yang keluar dari vagina berbau busuk dengan rasa sakit dan sensasi terbakar pada vagina.

Bacterial Vaginosis sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas, tetapi beberapa perempuan mungkin mengalami beberapa gejala seperti keputihan yang berwarna kuning, ketidaknyamanan pada vagina, serta rasa gatal di dalam dan sekitar area vagina. Selain itu, BV juga dapat menyebabkan bau vagina yang tidak sedap, terutama setelah berhubungan seks, dan sensasi terbakar saat buang air kecil.

Jika Bunda sedang hamil dan mengalami BV, kondisi ini dapat memengaruhi kehamilan Bunda. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), perempuan hamil dengan BV memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan wanita hamil tanpa BV untuk mengalami beberapa komplikasi. Komplikasi tersebut antara lain persalinan prematur, kelahiran prematur, pecahnya selaput ketuban secara prematur, dan korioamnionitis, yang juga dikenal sebagai amnionitis, yaitu infeksi bakteri pada membran amnion. 

2. Infeksi Jamur

Vagina membutuhkan kondisi pH, kadar air, dan keseimbangan bakteri yang optimal agar tetap sehat. Jika salah satu dari kondisi ini terganggu, itu dapat meningkatkan risiko infeksi. Infeksi jamur vagina sering kali menimbulkan beberapa gejala yang bisa sangat mengganggu seperti keputihan yang tebal dan tanpa bau, menyerupai keju cottage, dengan warna putih atau kuning. Selain itu, Bunda mungkin akan merasakan gatal di dalam dan sekitar vagina, sensasi terbakar saat buang air kecil atau saat berhubungan seks, serta pembengkakan dan kemerahan pada vulva.

Jika Bunda sedang hamil dan mengalami infeksi jamur, konsultasikan dengan dokter ya Bunda agar mendapat pengobatan yang aman. Beberapa anti-jamur, seperti fluconazole (Diflucan), harus dihindari selama kehamilan karena dapat menimbulkan risiko bagi janin. 

3. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Klamidia atau adalah infeksi menular seks (IMS) akibat bakteri yang dapat disembuhkan dengan antibiotik. Klamidia biasanya tidak bergejala sehingga banyak orang tidak menyadari telah terjangkit. Jikapun bergejala, biasanya seputar munculnya bau tidak sedap saat buang air kecil serta rasa kurang nyaman pada vagina ketika berhubungan seks dan pada bagian bawah perut.

Infeksi klamidia yang tidak diobati dapat mempengaruhi kehamilan dan menimbulkan berbagai komplikasi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), klamidia yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan pecahnya selaput ketuban secara prematur, persalinan prematur, dan berat lahir rendah pada bayi. Selain itu, infeksi klamidia juga dapat ditularkan dari sang ibu ke bayinya saat melahirkan, yang berpotensi menyebabkan infeksi paru-paru dan mata pada bayi baru lahir.

Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat jika terinfeksi klamidia guna mencegah komplikasi dan memastikan kesehatan ibu hamil serta bayi.

4. Gonorrhea

Gonorrhea adalah IMS umum yang dapat diobati dengan antibiotik. Biasanya muncul gejala-gejala seperti peningkatan kadar keputihan, rasa kurang nyaman saat berhubungan seks, saat buang air kecil, dan juga di bagian bawah perut.

Infeksi gonorrhea yang tidak diobati selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti keguguran, pecahnya selaput ketuban secara prematur, korioamnionitis, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah. Selain itu, gonorrhea juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi saat melahirkan, yang dapat menyebabkan infeksi mata pada bayi jika tidak segera diobati.

5. Trikomoniasis

Infeksi dengan parasit protozoa Trichomonas vaginalis menyebabkan penyakit menular seksual (IMS) yang umum dikenal sebagai trikomoniasis. Ibu hamil yang mengalami kondisi ini dapat menunjukkan gejala berupa keputihan berwarna kuning atau hijau dengan bau tak sedap, vagina terasa nyeri dan gatal, tidak nyaman saat buang air kecil maupun berhubungan seks, serta kemerahan pada vagina. Penderita trikomoniasis berisiko untuk melahirkan prematur dan memiliki bayi dengan berat lahir rendah.

Oleh karena, penting bagi ibu hamil untuk mengamati perubahan keputihan. Segera berkonsultasi dengan dokter jika ada gejala yang mencurigakan untuk memastikan kesehatan Bunda dan bayi di kandungan. Penanganan yang tepat terhadap trikomoniasis dapat membantu mencegah komplikasi selama kehamilan.

Menjaga kesehatan reproduksi adalah aspek penting dari kesehatan umum, terutama selama kehamilan. Jika Bunda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran mengenai kesehatan reproduksi Bunda, segera konsultasikan dengan dokter.

Diagnosis dan pengobatan yang tepat tidak hanya akan melindungi kesehatan Bunda, tetapi juga memastikan perkembangan dan kesejahteraan bayi yang Bunda kandung. Kesehatan ibu dan bayi adalah prioritas utama, dan perawatan medis yang tepat adalah langkah kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

Segera ke dokter jika ibu hamil mengalami keputihan berwarna kuning, apalagi jika disertai rasa nyeri dan bau menyengat. Semoga informasi ini membantu mengatasi keputihan yang bunda hamil alami ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kenali 6 Tanda Keputihan yang Berbahaya di Kehamilan 9 Bulan

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

9 Potret Artis Korea Terkaya 2025, Song Hye Kyo Peringkat Tiga

Mom's Life Amira Salsabila

20 Menu Diet Tanpa Minyak dan Tepung, Sehat Sekaligus Bantu Turunkan Berat Badan

Mom's Life Annisa Karnesyia

Terpopuler: Cerita Haru Marshanda yang Sudah Tinggal bersama Sang Putri

Mom's Life Amira Salsabila

Ketahui Efek Samping Kondom Bergerigi dan Cara Mencegahnya saat Berhubungan Intim

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

Peneliti Ungkap Buah Paling Sehat di Dunia, Mudah Ditemukan di RI

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ibu dan Anak Ini Tinggal di Rumah Penuh Sampah Bertahun-tahun Meski Dapat Uang Sewa Rp43,8 Juta per Bulan

20 Menu Diet Tanpa Minyak dan Tepung, Sehat Sekaligus Bantu Turunkan Berat Badan

9 Potret Artis Korea Terkaya 2025, Song Hye Kyo Peringkat Tiga

Terpopuler: Cerita Haru Marshanda yang Sudah Tinggal bersama Sang Putri

Momen Keseruan Eks Member JKT48 Gen 1 Liburan Bareng di Bali, Tetep Kompak Bun

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK