Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Rekomendasi KB yang Aman untuk Penderita Kista, Minim Efek Samping

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 03 Jun 2024 21:45 WIB

Ilustrasi tuba fallopi atau rahim
Rekomendasi KB yang Aman untuk Penderita Kista, Minim Efek Samping/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kalinovskiy
Jakarta -

Kista ovarium bisa terjadi pada siapa saja yang memiliki ovarium. Sering kali, perempuan yang mengalaminya tidak merasakan sakit atau tidak merasa tidak nyaman. Kalau Bunda dengan kista ingin KB, rekomendasi yang aman yang seperti apa?

Kista ovarium merupakan kantong berisi cairan atau setengah padat di dalam atau salah satu ovarium seperti mengutip dari WebMD dan Mayo Clinic. Kondisi ini biasa terjadi, terutama saat Bunda sedang hamil atau belum mengalami menopause.

Kista biasanya berukuran setengah inci hingga satu inci—cukup kecil. Namun karena ovarium biasanya berukuran sebesar kacang almond, kista bisa berukuran dua kali lipat dari ovarium tempatnya menempel. Sering kali, tubuh menyerap kembali cairan ini dalam beberapa bulan.

Rekomendasi KB untuk penderita kista

Terkadang kista dapat menimbulkan gejala, seperti:

  1. Ketidaknyamanan atau kembung di perut.
  2. Nyeri panggul yang datang dan pergi, atau kram menstruasi yang berbeda dari biasanya.
  3. Nyeri saat buang air besar.
  4. Nyeri saat berhubungan seks.

Jika penyedia layanan kesehatan menemukan kista di ovarium selama pemeriksaan panggul atau USG.

Kista biasanya hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Dokter keluarga Deana A Seehusen, dan J Scott Earwood, dari Eisenhower Army Medical Center, Fort Gordon, Georgia, mengatakan bahwa kebanyakan kista sembuh tanpa intervensi dalam waktu dua sampai tiga bulan. 

"Jika kista tidak sembuh dalam jangka waktu tersebut, kemungkinan besar bersifat patologis dan harus segera dirujuk untuk evaluasi bedah," kata Seehusen dilansir laman AAFP. 

Yang lebih jarang, kista terus tumbuh dan menjadi masalah. Penting untuk mengetahui gejala peringatan kista yang lebih serius:

  1. Nyeri tiba-tiba dan parah di panggul atau perut bagian bawah.
  2. Nyeri yang disertai demam atau muntah.
  3. Nyeri yang menyebabkan pusing atau pingsan.

Pada penelitian tahun 2003 yang melibatkan 62 perempuan yang diberikan kontrasepsi oral atau penatalaksanaan kehamilan secara acak, 19 perempuan di antaranya memiliki kista persisten dan kemudian menjalani laparoskopi.

Enam mengalami kistadenoma serosa, empat adalah endometrioma, dua adalah kistadenoma musinosa, dan satu adalah kistadenoma musinosa. Enam sisanya adalah kista folikel.

Hal ini mencerminkan konsensus umum bahwa kista fungsional biasanya sembuh dalam delapan hingga 12 minggu.  Temuan ini juga konsisten dengan rekomendasi pedoman bahwa kista ovarium yang lebih kecil dari 50 mm dapat ditangani hingga tiga siklus dan kontrasepsi oral tidak digunakan untuk pengobatan.

Dilansir laman NCBI, kista ovarium fungsional adalah masalah ginekologi yang umum terjadi pada perempuan usia subur di seluruh dunia. Jika berukuran besar, persisten, atau nyeri, kista ini mungkin memerlukan pembedahan, terkadang mengakibatkan pengangkatan ovarium. 

Untuk mendiagnosis kista ovarium dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti USG, biopsi, CT scan, dan jika diperlukan MRI. Sedangkan untuk penangan kista ovarium sesuai dengan kondisi pasien, baik itu dengan observasi berkala, pil KB, hingga operasi.

Kontrasepsi dan kista

Lantas, apa hubungannya kista dan alat kontrasepsi (KB)? Kontrasepsi oral dini dikaitkan dengan penurunan kejadian kista ovarium fungsional, banyak dokter menyimpulkan bahwa pil KB juga dapat digunakan untuk mengobati kista. Ini menjadi praktik klinis yang umum pada awal tahun 1970an.

Robin Wallace, MD, Dokter Keluarga di Departemen Kesehatan Masyarakat San Francisco menjelaskan bahwa metode kontrasepsi hormonal—seperti pil, patch, cincin, dan suntikan—memengaruhi ovarium. 

"Metode ini menyebabkan lebih sedikit kista, sementara metode lain dapat menyebabkan lebih banyak kista," kata Wallace dilansir laman Bedsider.

Kontrasepsi hormonal ini untuk mencegah kehamilan dengan menghentikan ovulasi. Pil, patch, cincin, dan suntikan merupakan obat yang paling dapat diandalkan dalam menghalangi ovulasi, sehingga penggunaan metode ini dapat mengurangi jumlah kista ovarium. 

Apabila Bunda cenderung mengalami kista ovarium, penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan salah satu metode berikut untuk mencegah kista ovarium di kemudian hari.

Pil progestin saja atau pil mini memiliki efek yang tidak dapat diprediksi pada ovulasi dan dapat menyebabkan lebih banyak kista. Kista ini hampir selalu hilang dengan sendirinya.

Jika Bunda pernah mempunyai masalah dengan kista di masa lalu, pil mini mungkin bukan kontrasepsi terbaik untuk Bunda.

Wallace menjelaskan, ada juga cara lain untuk mengontrol kelahiran yang dapat berkontribusi pada kesehatan ovarium. Pil ini mengurangi risiko kanker ovarium setidaknya 40 persen. Semakin lama Bunda menggunakannya, semakin banyak manfaatnya! Hal ini berlaku bahkan jika Bunda memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium. 

Sedangkan patch dan ring memiliki kombinasi hormon yang sama dengan pil kombinasi, keduanya diharapkan juga melindungi terhadap kanker ovarium. 

Semua metode hormonal, termasuk suntikan, implan, dan IUD hormonal, juga melindungi terhadap kanker endometrium (kanker lapisan rahim). Jadi selama bertahun-tahun Bunda tidak ingin hamil, memilih metode kontrasepsi yang sangat efektif juga bisa menjadi langkah cerdas menuju masa depan yang lebih sehat.

Lantas rekomendasi KB apa yang aman untuk penderita kista? Bunda perlu mengetahui jenis serta kondisi kistanya terlebih dahulu. Konsultasikan dengan dokter sehingga dapat dilakukan evaluasi, rencana pengobatan, serta kontrasepsi yang aman.  

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda