Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Klarifikasi Kepala BKKBN soal Satu Wanita Punya Satu Anak Perempuan

Annisa A   |   HaiBunda

Senin, 08 Jul 2024 16:47 WIB

Ilustrasi Ibu Menyusui
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/FatCamera
Jakarta -

Belakangan ini, ramai polemik mengenai pernyataan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang meminta setiap wanita melahirkan satu anak perempuan.

Isu tersebut viral dan menuai banyak kritik dari netizen. Terkait hal itu, Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo telah meluruskan isu tersebut.

Ia memberikan klarifikasi bahwa dirinya tidak pernah membuat pernyataan tersebut, Bunda. Dr Hasto mengatakan bahwa itu hanyalah harapannya.

"Aku tidak ngomong kalau satu perempuan wajib punya satu anak perempuan, aku ngomong nggak begitu. Aku ngomongnya gini, rata-rata diharapkan satu perempuan punya anak satu perempuan," kata dr Hasto, dikutip dari detikcom (8/7/2024).

Ia menjelaskan bahwa dirinya menyebut 'rata-rata' satu anak perempuan, bukan mewajibkan. Lebih lanjut, ia mengaku komentar ditujukan terkait keberlangsungan populasi di Indonesia.

Dr Hasto memaparkan, rata-rata perempuan melahirkan di Indonesia sudah mulai mengalami penurunan di sejumlah kota besar seperti Bali, Jakarta, dan Yogyakarta.

Lebih lanjut, ia menyebut hal ini sudah menjadi tugas BKKBN untuk menjaga penduduk tumbuh seimbang di satu wilayah.

Ia kemudian memberi contoh, apabila dalam satu daerah ada 5.000 perempuan, agar seimbang diharapkan ada 5.000 kelahiran anak perempuan untuk menggantikan generasi sebelumnya.

"Itulah makna bahwa rata-rata, jangan diterjemahkan satu perempuan wajib punya anak perempuan satu," paparnya.

Sebelumnya, BKKBN menuai kontra dari masyarakat karena menyebutkan setiap wanita diharapkan melahirkan satu anak perempuan. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya antisipasi penurunan angka kelahiran.

"Secara nasional saya mempunyai tanggung jawab agar (jumlah) penduduk tumbuh seimbang. Saya berharap adik-adik perempuan nanti punya anak rata-rata satu perempuan. Kalau di desa ada 1.000 perempuan maka harus ada 1.000 bayi perempuan lahir," ucap Hasto kala itu.

Angka kelahiran atau total fertility rate (TFR) di Indonesia dikhawatirkan menurun dalam beberapa tahun mendatang. Di Pulau Jawa, saat ini angkanya berada di 2.0 yang berbeda dengan provinsi lain dengan TFR sangat tinggi seperti Papua Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(anm/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda