Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kenali Panjang Serviks Normal dan Hubungannya dengan Risiko Lahir Prematur

Dilla Atqia Rahmah   |   HaiBunda

Senin, 28 Oct 2024 13:05 WIB

Ibu hamil dan dokter
Kenali Panjang Serviks Normal dan Hubungannya dengan Risiko Lahir Prematur/Foto: PRImageFactory
Jakarta -

Serviks normal menjadi satu dari sekian banyak hal yang perlu diperhatikan selama masa kehamilan. Hal ini karena ukuran serviks yang normal atau tidak normal dapat berpengaruh pada saat persalinan bayi.

Serviks atau leher rahim merupakan bagian terendah dari rahim, yang menghubungkan vagina ke rahim. Meskipun serviks berada di bagian bawah rahim, posisi serviks normal ternyata dapat berubah-ubah, Bunda.

Mengutip laman Natural Cycles, posisi serviks normal berubah-ubah bergantung siklus menstruasi atau siklus kehamilan. Misalnya, pada siklus menstruasi, posisi serviks normal berada di bawah dan akan sedikit terbuka untuk mengeluarkan darah haid.

Sementara itu, posisi serviks normal saat masa kehamilan akan tinggi dan lunak, serta akan tertutup sebelum masa kelahiran.

Berapa panjang serviks normal selama kehamilan?

Melansir laman Vinmec, panjang serviks normal saat hamil adalah 30 sampai 50 milimeter. Apabila ukuran serviks kurang dari 25 milimeter itu artinya serviks pendek.

Dikutip dari laman Mayo Clinic, jika panjang serviks kurang dari 25 milimeter sebelum usia kehamilan 24 minggu, serta Bunda diketahui hanya mengandung satu bayi, pihak medis dapat mempertimbangkan prosedur untuk memperkuat serviks (serviks serklase). Prosedur tersebut umumnya memanfaatkan penggunaan jahitan atau pita sintetis.

Cara mengukur serviks

Untuk mengetahui ukuran serviks normal, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) transvaginal. Ini merupakan cara yang akurat untuk mengetahui panjang serviks.

Mengutip laman Sitaram Bhartia, selain USG transvaginal, panjang serviks dapat diukur melalui USG transabdominal. Namun, kandung kemih yang penuh dapat mengganggu pengukuran ini. Sehingga, ukuran serviks dapat tampak lebih panjang. 

Hubungan panjang leher rahim kelahiran prematur

Sebelum hamil, serviks akan tertutup, panjang, dan kencang. Selama hamil, serviks secara bertahap melunak. Seiring bertambahnya berat janin, serviks akan memanjang agar bayi tetap berada di dalam rahim. 

Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, serviks akan memendek agar proses melahirkan lebih nyaman. Saat tubuh bersiap untuk melahirkan, serviks akan menyusut panjangnya, dan akhirnya terbuka saat Bunda bersiap melahirkan. 

Namun, jika serviks mulai terbuka sebelum usia kandungan 37 minggu, kelahiran prematur dapat terjadi.

Kondisi yang memengaruhi panjang leher rahim

Kondisi yang memengaruhi panjang leher rahim salah satunya adalah kehamilan. Saat tidak hamil, leher rahim akan menutup, kemudian leher rahim akan memanjang saat hamil agar bayi tetap berada di dalam rahim. 

Saat proses melahirkan, leher rahim akan memendek dan melebar sekitar satu sampai sepuluh sentimeter supaya bayi dapat keluar dari rahim dan lahir.

Selain itu, ukuran leher rahim dapat pendek karena beberapa faktor seperti faktor bawaan, memiliki organ reproduksi yang kurang berkembang, atau rahim yang tidak terbentuk dengan baik.

Kelainan bentuk rahim perempuan dan penyebabnya

Berikut ini kelainan bentuk rahim perempuan beserta penyebabnya.

1. Arcuate uterus

Dilansir laman Cleveland Clinic, arcuate uterus atau rahim akuarta merupakan kelainan pada bentuk rahim. Umumnya rahim berbentuk buah pir terbalik, tetapi arcuate uterus adalah kondisi ketika rahim memiliki lekukan kecil di bagian atas.

Kondisi kesehatan ini jarang terjadi dan belum terbukti memengaruhi kehamilan atau menstruasi. Penyebab arcuate uterus adalah kelainan duktus Mullerian. Duktus-duktus yang gagal menyatu menyebabkan kelainan pada rahim.

2. Bicornuate uterus

Bicornuate uterus adalah kondisi rahim yang bentuknya tidak teratur. Alih-alih berbentuk buah pir terbalik, rahim bikornuata digambarkan berbentuk hati. Selain itu, pada bicornuate uterus, rahim tampak memiliki dua sisi, bukan satu rongga berongga. 

Ini merupakan kondisi langka dan bersifat bawaan. Bicornuate uterus disebabkan oleh adanya dua rongga rahim yang terbentuk karena saluran tidak menyatu sepenuhnya. Sehingga, rahim berbentuk seperti hati.

3. Unicornuate uterus

Unicornuate uterus merupakan kelainan pada rahim yang menyebabkan seseorang hanya memiliki satu tuba fallopi dan rongga rahim berbentuk tidak normal. 

Unicornuate uterus terjadi ketika dua saluran Müllerian tidak menyatu selama perkembangan seseorang di dalam rahim. Satu saluran Mullerian berkembang menjadi rahim unikornuata yang lebih kecil dan saluran Mullerian lainnya diserap kembali oleh tubuh. 

4. Uterus didelphys

Uterus didelphys adalah kondisi bawaan langka yang menyebabkan seseorang lahir dengan dua rahim. Kondisi ini juga disebut sebagai rahim ganda. 

Penyebab uterus didelphys adalah adanya dua saluran (saluran Mullerian) yang tidak menyatu dengan baik selama perkembangan. Saluran-saluran ini umumnya bergabung untuk membentuk satu rahim. 

Namun, pada seseorang yang memiliki rahim ganda, saluran-saluran tersebut tidak menyatu dan masing-masing saluran berubah menjadi rahimnya sendiri. 

5. Septate uterus

Septate uterus terjadi ketika rahim terbagi menjadi dua bagian oleh selaput yang disebut septum. 

Penyebab septate uterus adalah saluran Mullerian di rahim yang tidak menyatu dengan baik. Saluran tersebut membentuk membran jaringan di bagian tengah rahim. 

6. Agenesis rahim

Melansir laman Texas Children, agenesis uterus merupakan suatu kondisi ketika seorang anak perempuan lahir tanpa uterus atau rahim. 

Kelainan ini terjadi ketika sistem reproduksi bayi gagal berkembang sepenuhnya di dalam rahim. Dengan adanya kondisi ini, organ reproduksi lainnya bisa saja tidak ada atau berukuran lebih kecil dari biasanya.

Kelainan rahim yang telah dijelaskan di atas merupakan kelainan yang bersifat bawaan. Dengan kata lain, kelainan tersebut terjadi ketika seseorang masih dalam kandungan.

Penting bagi Bunda untuk menjaga kesehatan serviks, tidak hanya selama masa kehamilan, tetapi juga sebelum dan sesudah masa kehamilan . Bunda juga perlu waspada terhadap berbagai penyakit serviks, salah satunya kanker serviks.

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel kanker yang dimulai di serviks. Mulanya kanker serviks bisa saja tidak menimbulkan gejala. Sehingga, Bunda perlu tanda kanker serviks sudah menyebar.

Beberapa tanda kanker serviks sudah menyebar adalah area kelenjar getah bening terasa bengkak dan keras, pembengkakan di perut (abdomen) atau kaki karena penumpukan cairan limfa, serta perut bengkak.

Selain itu, mengutip laman Cancer Research UK, apabila sel kanker menyumbat salah satu atau kedua saluran yang mengalirkan darah ke ginjal (ureter), itu merupakan ciri-ciri kanker serviks stadium 3b.

Sebagai sedikit gambaran, dikutip laman Moffitt Cancer Center, gambar mulut rahim yang terkena kanker yakni  adanya lesi pada permukaan leher rahim.

Lesi tersebut dapat datar, menonjol atau mengalami ulserasi, dan dapat bervariasi warnanya, mulai dari putih hingga merah. Seiring perkembangan kanker, leher rahim dapat menjadi bengkak dan mudah berdarah saat bersentuhan.

Salah satu cara untuk mengetahui kanker serviks di rumah adalah dengan mencermati gejala-gejala awal kanker serviks. 

Dikutip dari laman Kemenkes, beberapa gejala awal kanker serviks yakni pendarahan pada vagina saat tidak menstruasi, tidak berhubungan intim, atau sudah menopause, keputihan yang tidak biasa, serta nyeri pada panggul saat berhubungan intim.

Gejala-gejala tersebut perlu dikonsultasikan ke dokter sesegera mungkin, untuk mengetahui lebih pasti kondisi kesehatan yang dialami Bunda.

Demikian penjelasan tentang panjang serviks normal. Selain pada masa kehamilan, kesehatan serviks juga perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari guna terhindar dari berbagai penyakit serviks.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda