Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

70 Persen Warga Hong Kong Enggan Miliki Anak, Besarnya Biaya Jadi Alasan Utama

Amrikh Palupi   |   HaiBunda

Jumat, 04 Apr 2025 11:10 WIB

Hong Kong, China, June 02, 2019: Tourists visiting the Avenue of the Stars. The Avenue of Stars is located along the Victoria Harbor in Hong Kong. And reopen in 2019
Hong Kong/Foto: Getty Images/JoeyCheung
Jakarta -

Tren penurunan angka kelahiran telah menjadi perhatian serius di beberapa negara maju, salah satunya Hong Kong. Perempuan terbanyak di negara yang terkenal dengan Victoria Peak ini memilih untuk tidak memiliki anak alias childfree dalam beberapa tahun terakhir. 

Dari temuan survei lebih dari 70 persen warga Hong Kong tidak ingin memiliki anak, dengan beban finansial sebagai alasan utama, menurut survei yang dilakukan oleh sebuah kelompok hak perempuan.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa hanya 28 persen orang yang ingin memiliki anak, yang meningkat 2 persen dibandingkan tahun lalu.

Dikutip laman Thestandard, survei yang dilakukan Hong Kong Women Development Association dari tanggal 12 Januari hingga 12 Februari tahun ini, melibatkan 1.320 warga berusia di bawah 50 tahun, serta 960 warga lainnya yang berusia di atas 50 tahun.

Ketika membandingkan hasil dari 10 survei terakhir, jumlah orang yang ingin memiliki anak dalam tiga tahun terakhir mencapai titik terendah dalam sejarah, demikian temuan asosiasi tersebut.

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa individu yang lebih muda cenderung kurang tertarik untuk memiliki anak. Di berbagai kelompok usia, hanya 23 persen dari mereka yang berusia 19-29 tahun yang menunjukkan kesiapan untuk memiliki anak dan hanya 33 persen di kelompok usia 30-39 tahun.

Alasan warga Hong Kong pilih tak miliki anak

Asosiasi Keluarga Berencana Hong Kong mengungkap alasan utama warganya tidak ingin memiliki anak adalah beban finansial. Banyak yang khawatir bahwa kenaikan gaji mereka tidak akan mampu mengikuti cepatnya kenaikan biaya dalam membesarkan anak akibat inflasi.

Kebebasan pribadi mengalahkan kekurangan perumahan untuk menjadi alasan kedua terbanyak tahun ini. Faktor lainnya termasuk kehidupan kerja yang sibuk dan kurangnya sumber daya untuk pengasuhan anak.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mendorong kelahiran di Hong Kong. Namun survei menemukan bahwa responden tidak merasa terinspirasi oleh kebijakan-kebijakan tersebut.

Bahkan layanan untuk membantu pasangan dengan masalah kesuburan mendapat suara paling sedikit. Sementara pemotongan pajak untuk keluarga dengan bayi baru lahir mendapatkan peringkat kedua terendah.

Hong Kong Women Development Association menyarankan agar pemerintah mendirikan dana untuk mendukung keluarga dalam membesarkan anak, menerapkan jam kerja standar, dan mendorong kebijakan tempat kerja yang lebih ramah keluarga.

Sebelumnya pada Desember 2022 Hong Kong Women Development Association juga melakukan survei. Hasilnya sekitar 52 persen perempuan dan 49 persen pria mengatakan mereka sendiri atau pasangannya tidak menyukai anak. Alasan populer lainnya, mereka berpikir membesarkan anak adalah tanggung jawab yang sangat besar.

Asosiasi mereka berharap untuk melihat lebih banyak layanan, termasuk pra-kehamilan dan perawatan kesehatan terkait kesuburan, di masyarakat. Ini berguna untuk mendukung pasangan yang menginginkan anak dan membuat orang yang ingin memiliki anak lebih mudah diakses. 

Sayangnya terobosan yang dilakukan oleh pemerintah Hong Kong untuk meningkatkan minat warganya untuk memiliki anak di tahun 2025 belum berhasil. Bahkan keinginan perempuan untuk tidak memiliki anak meningkat setiap tahunnya. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda