Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

5 Gaya Berhubungan Intim untuk Mendapatkan Anak Laki-laki

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 15 Jun 2025 21:30 WIB

Ilustrasi suami istri
Ilustrasi suami istri/Foto: Getty Images/sathit trakunpunlert
Daftar Isi
Jakarta -

Kebanyakan calon orang tua mengharapkan memiliki anak pertama laki-laki. Apa ada gaya berhubungan yang dapat meningkatkan peluang memiliki bayi laki-laki? 

Ada banyak klaim tentang cara meningkatkan peluang kehamilan bayi laki-laki, salah satunya dari gaya berhubungan pasangan suami istri (pasutri). Sederhananya sperma yang menentukan seorang ibu mengandung bayi laki-laki atau perempuan. 

Jika menurut sains, sel telur membawa kromosom seks perempuan X, sedangkan sperma membawa kromosom perempuan X atau laki-laki Y. Jika sel telur dibuahi dengan sperma kromosom X, Bunda akan mengandung anak perempuan. Jika sel telur dibuahi dengan sperma kromosom Y, Bunda akan mengandung anak laki-laki. 

"Ada juga berbagai kombinasi kromosom yang dapat menyebabkan bayi menjadi interseks," kata Dr. Charlsie Celestine, Dokter kandungan dan ginekolog, New Jersey, AS, melansir laman Flo Health.

Dalam rasio jenis kelamin, yaitu rasio kelahiran perempuan dan laki-laki, sedikit condong ke laki-laki. Menurut Laporan Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2011, sekitar 49 persen kelahiran adalah bayi perempuan sementara 51 persen adalah bayi laki-laki.

Awal mula teori gaya berhubungan pengaruhi jenis kelamin bayi

Celestine mengatakan bahwa sebagian besar orang hanya menginginkan bayi yang sehat dan bahagia. Sementara beberapa ilmuwan telah mengembangkan teori seputar konsepsi dan seks seperti yang dilakukan dokter Amerika Landrum B. Shettles.

Pada tahun 1960-an, Shettles mengembangkan 'Metode Shettles', serangkaian protokol yang digunakan sebelum dan selama berhubungan seks, yang menurutnya akan membantu pasangan memengaruhi jenis kelamin bayi mereka. Buku kontroversialnya, Your Baby’s Sex: Now You Can Choose, diterbitkan pada 1971.

"Sarannya mencakup posisi seks terbaik untuk mengandung bayi laki-laki dan teori tentang pH vagina," kata Celestine.

Saran tersebut didasarkan pada kepercayaan bahwa sperma laki-laki lebih kecil, lebih cepat, dan lebih cepat mati, sedangkan sperma perempuan lebih besar, lebih berat, dan hidup lebih lama. Karena karakteristik sperma kromosom X dan Y yang berbeda, ia mengklaim pasangan dapat memengaruhi jenis kelamin bayinya dengan mengatur waktu hubungan seksual, memilih posisi seksual tertentu, dan membuat perubahan pola makan.

Namun, sebaiknya Bunda selalu meminta saran terbaru jika merencanakan kehamilan. Seperti dari mengatur waktu hubungan seks saat pembuahan hingga mempelajari bagaimana nutrisi memengaruhi kesuburan.

Lantas, apa metode Shettles berhasil dengan klaimnya? Ternyata banyak uji klinis yang membantah klaimnya, termasuk tentang presentasi sperma. 

"Anda tidak akan menemukan satu pun ilmuwan atau profesional medis yang berkualifikasi dan bereputasi baik yang akan mendukung metode ini," kata ginekolog yang berbasis di London, Dr. Nitu Bajekal.

Menurut Bajekal, tidak ada sains di baliknya. Jika perempuan berpeluang sekitar 50 persen (untuk mengandung anak laki-laki atau perempuan), maka perempuan tersebut bisa mengatakan apa saja secara statistik. 

"Anda memiliki peluang 50 persen untuk benar. Mereka tidak tahan uji ketelitian," ujarnya.

Infografis tips seks agar cepat hamilTips seks agar cepat hamil/ Foto: HaiBunda

Teori lain yang dikemukakan Dr. Shettles tentang berhubungan seks pada waktu-waktu tertentu dapat memengaruhi peluang memiliki bayi laki-laki atau bayi perempuan.

Dr. Shettles mengklaim sperma pria mati lebih cepat, jadi pasangan harus menghabiskan waktu sesedikit mungkin menunggu sel telur dilepaskan.

Teorinya adalah bahwa pasangan harus berhubungan seks pada hari ovulasi — atau tepat setelahnya — untuk memberikan kromosom Y sperma memiliki peluang terbaik untuk membuahi sel telur jika Bunda berharap untuk mengandung anak laki-laki.

Namun, uji klinis tahun 1995 mempelajari siklus menstruasi 221 perempuan yang mencoba untuk hamil dan menemukan bahwa "waktu hubungan seksual dalam kaitannya dengan ovulasi tidak memengaruhi jenis kelamin bayi."

Posisi seksual untuk memiliki bayi laki-laki

Sederhananya, berhubungan seks dalam posisi tertentu tidak akan meningkatkan peluang Bunda untuk mengandung bayi laki-laki. Meskipun mudah untuk melihat dari mana pemikiran ini berasal.

Dr. Shettles menyarankan pasangan untuk melakukan hubungan seks yang dalam dan penetrasi jika ingin mengandung anak laki-laki, sehingga sperma kromosom Y yang cepat dapat sedekat mungkin dengan serviks yang kaya basa dan mencapai sel telur terlebih dahulu. Sejak saat itu, pasangan telah mencoba pendekatan itu dengan harapan untuk mengandung bayi laki-laki.

Dr. Bajekal dengan cepat menegaskan kembali bahwa hanya ada sedikit penelitian ilmiah yang mendukung klaim Shettles. "Dan Anda hanya membutuhkan satu sperma dari jutaan sperma untuk masuk," katanya.

Meski banyak pendapat, beberapa gaya berhubungan intim ini diklaim dapat meningkatkan peluang memiliki bayi laki-laki.

1. Doggy Style (penetrasi dari belakang)

Sesuai dengan metode Shettles agar melakukan penetrasi lebih dalam untuk mendekatkan sperma Y ke serviks. Ini karena sperma Y cenderung lebih cepat meski lebih rentan.

2. Misionaris dengan bantal

Penambahan bantal di bawah pinggul perempuan dapat membuat penetrasi lebih dalam sehingga memendekkan jarak sperma ke serviks.

3. Woman-on-Top atau cowgirl

Pada posisi ini, perempuan memegang kendali penuh untuk menentukan sudut dan kedalaman penetrasi. 

4. Standing atau berdiri

Pada posisi ini, suami berdiri dan mengangkat Bunda. Disarankan bersandar ke dinding, tapi tetap mengutamakan keamanan dan kenyamanan Ayah Bunda. Sejumlah ahli meyakini, sperma laki-laki akan lebih cepat berenang dalam posisi melawan gravitasi meski tidak ada bukti ilmiah.

5. Straddling atau mengangkang

Pada posisi ini, pasangan berbaring atau duduk, lalu Bunda dengan posisi mengangkangi. Posisi ini disebut sebagai pilihan ideal bagi pasangan yang merasa tidak nyaman dengan posisi berdiri dan doggy style.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda