KEHAMILAN
Angka Kelahiran Menurun Tajam, China akan Beri Rp8,1 Juta untuk Setiap Bayi Lahir
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Selasa, 15 Jul 2025 19:50 WIBMinimnya angka kelahiran di 'Negeri Tirai Bambu' membuat negara ini perlu menerapkan treatment khusus agar terjadi kenaikan angka kelahirannya. Terbaru, angka kelahiran menurun tajam, China berencana beri Rp8,1 juta untuk setiap bayi lahir.
Rencana insentif tersebut sebagai bentuk upaya khusus dalam mengendalikan populasi manusia. Diharapkan, nilai tunai tersebut menjadi insentif bagi pasangan yang ada untuk memiliki anak, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini. Sebab, penurunan populasi selama bertahun-tahun mengancam ekonomi di negara tersebut.
Pemerintah sedianya akan memberikan 3.600 yuan per tahun untuk setiap anak, yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2025 hingga mereka berusia tiga tahun berdasarkan inisiatif nasional.
Angka kelahiran di China menurun tajam
Meskipun China meninggalkan kebijakan satu anak sekitar satu dekade lalu, populasinya kini justru mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut hingga 2024. Kelahiran baru sebesar 9.54 juta pada 2024 hanya setengah dari 18,8 juta yang tercatat pada 2016, ketika negara ini mencabut kebijakan yang mengizinkan pasangan hanya memiliki satu anak, seperti dikutip dari laman Straitstimes.
Menurunnya angka kelahiran ini menjadi tantangan bagi ekonomi terbesar kedua di dunia, di mana populasi usia kerja telah menyusut sehingga mengancam pasokan tenaga kerja dan produktivitas.
China kehilangan predikatnya sebagai negara terpadat populasinya daripada India. Ke depannya, China diperkirakan juga akan tetap mengalami penurunan populasi lebih lanjut menjadi 1,3 miliar pada 2050 dan di bawah 800 juta pada 2100, menurut pemodelan demografi PBB.
Tren yang mengkhawatirkan ini telah mendorong banyak pemerintah daerah untuk meluncurkan berbagai langkah, mulai dari menawarkan insentif tunai hingga subsidi perumahan, untuk membantu meringankan beban keuangan keluarga dan mendorong kelahiran.
Upaya menaikkan angka kelahiran di China
Rencana China untuk memperkenalkan insentif tunai nasional baru bagi keluarga dengan bayi baru lahir merupakan upaya strategis yang ditempuh pemerintah guna meningkatkan angka kelahiran yang menurun di negara tersebut serta memastikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Setelah kebijakan satu anak yang sebelumnya diberlakukan selama beberapa dekade, tingkat kesuburan di negara tersebut memang terus menurun selama tujuh tahun meskipun ada serangkaian kebijakan pemerintah.
Dengan adanya tren tersebut, para pejabat khawatir bahwa pergeseran demografis ini dapat berdampak luas pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut di tahun-tahun mendatang, seperti dikutip dari laman Newsweek.
Meskipun tingkat kesuburan tahun lalu melawan tren, yakni meningkat menjadi 1,2 kelahiran per perempuan dari 1,0 pada 2023, angka ini masih jauh di bawah tingkat pergantian sebesar 2,1. Sementara itu, populasi menyusut untuk tahun ketiga dan menimbulkan kekhawatiran resmi tentang dampak pergeseran demografis ini terhadap ekonomi di China dan posisi globalnya ke depannya.
Dalam kebijakan nasional terbaru, pemerintah pusat kemudian menawarkan tunjangan tunai kepada keluarga sebesar 3.600 Yuan atau sekitar USD500 per tahun untuk setiap anak yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2025.
Pembayaran insentif tersebut akan terus berlanjut hingga anak yang bersangkutan memenuhi syarat mencapai usia tiga tahun. Ini merupakan kelanjutan dari subsidi tunai lokal yang diumumkan sebelumnya, meskipun subsidi ini terutama ditujukan untuk pasangan yang memiliki anak kedua atau ketiga. Selain kebijakan tersebut, langkah-langkah lain juga diberikan untuk menaikkan angka kelahiran termasuk dengan adanya subsidi untuk program in vitro fertilization (IVF) dan penyediaan subsidi penitipan anak.
Bulan lalu, para pejabat mengumumkan bahwa semua rumah sakit tingkat tinggi diwajibkan menyediakan anestesi epidural selama persalinan, dengan tujuan mengurangi stres dan mendorong tingkat kesuburan yang lebih tinggi.
Kebijakan ini menyusul janji pejabat nomor 2 di China, yakni Perdana Menteri Li Qiang, untuk memperkenalkan subsidi penitipan anak tambahan, meskipun belum diberikan detail skemanya akan seperti apa.
Para ahli menunjukkan memang ada berbagai faktor yang menyebabkan adanya tren di balik penurunan demografi ini, mulai dari diskriminasi gender di tempat kerja hingga tingginya biaya pendidikan.
Michelle Lam, seorang ekonom di grup perbankan Societe Generale mengatakan bahwa subsidi pemerintah pusat memang kecil, tetapi hal tersebut menandakan adanya perubahan pola pikir dan membuka jalan bagi stimulus lebih lanjut. Ini adalah langkah ke arah yang benar, katanya.
Sementara itu, He Yafu, seorang demografer independen mengatakan bahwa kasus Tianmen membuktikan bahwa insentif tunai memang berpengaruh. Jika subsidi melahirkan tidak berpengaruh, itu dikarenakan subsidi tersebut terlalu kecil dan perlu ditingkatkan.
Ke depannya, pemerintah memang tetap harus melihat apakah subsidi tunai nasional atau langkah-langkah terbaru lainnya akan cukup untuk mengimbangi kekuatan ekonomi dan budaya yang mendorong penurunan angka kelahiran di China.
PBB sendiri memproyeksikan bahwa populasi di China saat ini sekitar 1,4 miliar dapat menyusut hingga di bawah 800 juta pada 2100 jika tren saat ini terus berlanjut.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
Kembali Jalani Program Bayi Tabung, Zaskia Sungkar Kini Bersiap Transfer Embrio
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Alasan Korea Selatan Diperkirakan Jadi Negara Pertama yang Bakal Musnah di Bumi
30 Komentar Bunda yang Kontra soal BKKBN Minta 1 Keluarga Punya 1 Anak Perempuan
Angka Kelahiran Rendah, Korea Selatan Berikan Rp350 Juta untuk Bayi yang Lahir di 2024
Singapura Berikan Bonus pada Pasutri yang Ingin Punya Anak Selama Pandemi
TERPOPULER
6 Film Indonesia Tayang di Busan International Film Festival 2025, Ada yang Dibintangi Dian Sastrowardoyo
Hamil Anak Kedua, Beby Prisillia Bertekad Tinggalkan Dua Kebiasaan Buruk Ini
7 Pohon Peneduh Rumah yang Aesthetic, Cocok untuk Halaman
Wajah Guzel Anak Ali Syakieb & Margin Disebut Mirip Boneka Barbie, Intip 5 Potret Cantiknya
5 Potret Happy Salma dan Suami Keturunan Bangsawan yang Ulang Tahun
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Loose Powder untuk Kulit Kering hingga Berminyak
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Anak untuk Mengatasi Susah Buang Air Besar
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Skincare Anak 8 Tahun yang Aman dan Cara Memilihnya yang Tepat
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Calming Rub Cream untuk Bantu Redakan Batuk Pilek hingga Kembung
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
Ngopi Santai ala Bunda Kekinian? Coba 5 Rekomendasi Kopi Susu Ini
PritadanesTERBARU DARI HAIBUNDA
6 Film Indonesia Tayang di Busan International Film Festival 2025, Ada yang Dibintangi Dian Sastrowardoyo
7 Pohon Peneduh Rumah yang Aesthetic, Cocok untuk Halaman
Hamil Anak Kedua, Beby Prisillia Bertekad Tinggalkan Dua Kebiasaan Buruk Ini
Mengenal Tempramental pada Bayi dan Anak dari Ciri, Penyebab, Beserta Cara Mengatasinya
Curhat Tantri Saylindri, Tahan Tangis saat Manggung dalam Kondisi Anak Dirawat di RS
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Rumah Dijarah dan Dibakar Massa, Uya Kuya: Sedih tapi Ikhlas
-
Beautynesia
Kopi vs. Teh, Mana yang Lebih Baik untuk Kulit dan Energi?
-
Female Daily
Ini 5 Film dan Serial Populer yang Pernah Dibintangi Shindy Huang!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
8 Gaya Simpel nan Stylish Davina Karamoy Liburan ke Dubai, Cantik Menawan
-
Mommies Daily
MD New Parents 101: Rekomendasi Krim untuk Atasi Ruam Popok Bayi