Jakarta -
Pernah nggak Bun, terlintas pikiran untuk mengukur nilai gizi yang terkandung di dalam
Air Susu Ibu (ASI)? Nah, ada seorang ibu baru, Casey Gorham, yang mencoba mengeceknya.
Casey pun bercerita alasan mengecek ASI-nya. Setelah berusia 2 minggu, kata Casey, berat badan putranya, yang bernama Sequoia, nggak mengalami perubahan. Kata Casey, tangan Sequiola makin kecil dan tulangnya terlihat dari luar.
"Dia terlihat kecil. Setelah berkonsultasi dengan dokter, saya mencoba alat pengukur kalori, karbohidrat, protein dan kandungan lemak dalam ASI ibu baru, dengan memeriksa contoh ASI beku yang saya kirim ke laboratorium," kata Casey, seperti dilansir
Good Morning America.Dalam tiga hingga lima hari kerja, hasil tes dikirim ke Casey bersama rekomendasi gizi untuk meningkatkan kualitas ASI. Casey bilang, dia mengikuti rekomendasi perusahaan tersebut dan mulai menyusun pola makannya agar berat badan putranya bertambah.
"Jumlah kalori dalam ASI saya meningkat," kata Casey. Sementara itu, Dr Stephanie Canale, Pendiri Lactation Lab, menjelaskan proses tersebut seperti menyortir label makanan untuk ASI.
"
ASI melakukan perubahan secara signifikan dari ibu untuk bayi. Tapi, saya berpikir kebanyakan ibu nggak sedikit yang tertekan saat menyusui," kata Stephanie.
Stephanie sendiri mengembangkan tes ini karena frustrasi, sebagai ibu pekerja dengan dua anak, berat badan anaknya tak kunjung naik. Kata Stephanie, tes ASI ini sudah melewati uji coba.
"Berdasarkan uji coba kami, dari 30 wanita, 28 wanita melaporkan bahwa mereka melanjutkan menyusui hingga enam bulan ASI eksklusif, sesuai rekomendasi American Academy of Pediatrics. Tes ini butuh biaya sekitar Rp 4,9 juta," ujarnya.
Dr Wendy Sue Swanson, dokter anak di Seattle Children's Hospital, mengatakan bahwa pada dasarnya ASI tidak diciptakan sama. Sehingga, kandungan ASI bisa saja berubah. Berbicara tentang kandungan ASI, kita bisa tahu betapa ASI tak bisa ditandingi oleh minuman lainnya.
 Ilustrasi ibu menyusui/ Foto: thinkstock |
Untuk protein, ASI mengandung protein lebih sedikit karena ini menyesuaikan dengan ginjal bayi yang belum sempurna, sehingga belum siap mencerna protein yang terlalu tinggi. Hanya saja, ASI memiliki kandungan khusus yang disebut protein whey. Protein ini berfungsi meningkatkan kekebalan bayi, sehingga mampu membantu mencegah mampirnya infeksi atau alergi pada bayi.
"Ini tidak ditemukan pada susu-susu lainnya," imbuh Maria Ulfa, S.Keb.,Bd dari RS Universitas Airlangga, dikutip dari
detikcom.
Kelebihan lain dari ASI adalah kandungan laktosanya. Selain jumlahnya paling tinggi, laktosa dalam ASI bersifat alami, berbeda pada susu formula yang laktosanya ditambahkan. Selain laktosa, kandungan beragam vitamin dalam susu formula juga biasanya ditambahkan. Ada pula asam lemak esensial, yang tak hanya membantu tumbuh kembang bayi, tetapi juga membuat ASI lebih mudah diserap dalam pencernaan bayi.
"Makanya, bayi ASI lebih mudah lapar dan menangis karena memang hanya
ASI yang bisa diserap sempurna oleh bayi. Kalau bayi susu formula, nampaknya tenang, padahal mungkin asupannya tidak bisa dicerna," kata Maria.
(rdn/muf)