Jakarta -
Beberapa ibu menyusui, mengalami penurunan produksi ASI ketika sudah kembali menstruasi. Tapi, sebenarnya, apakah menstruasi berpengaruh pada produksi ASI?
Menurut dr Ni Komang Yeni, SpOG dari Bamed Women's Clinic, seharusnya menstruasi tidak berpengaruh pada jumlah produksi ASI. Ibu kembali mengalami menstruasi setelah bulan keempat atau keenam kehamilan, pada saat itu anak sudah mulai makan MPASI, jadi lebih sedikit menyusu.
"Jadi, (sebenarnya) menyusunya lebih sedikit. Keluarnya ASI itu kan karena satu, ada let down effect dari ibu melihat bayi, ada hisapan bayi, ada tangisan bayi. Nah, ASI-nya keluar. Mulai bayi membesar, tidak ada hisapannya, sudah mulai berkurang," kata Yeni.
Ketika bayi jarang menyusu, pasokan ASI akan berkurang karena prinsip produksi ASI adalah demand and supply. Semakin sering anak menyusu, semakin banyak ASI yang dihasilkan.
"Mulai bayi membesar, tidak ada hisapannya, sudah mulai berkurang. ASI-nya pun akan berkurang karena rangsangannya berkurang. Jadi, bukan karena menstruasinya," jelas Yeni.
 Ilustrasi menyusui/ Foto: iStock |
Namun, beberapa wanita memang mengalami perubahan ketika menjelang menstruasi. Misalnya, puting terasa lebih sensitif ketika masa ovulasi.
"Beberapa wanita merasa bahwa puting mereka lebih sensitif pada saat ovulasi," kata Nathalie Pambrun dari Canadian Association of Midwives dikutip dari
Today's Parents.
Kadar kalsium dalam darah yang berkurang selama menstruasi juga berpotensi mempengaruhi suplai ASI. Jadi, untuk memperbanyak produksi ASI, selain menyusui lebih sering, Bunda juga perlu konsumsi suplemen dan makanan yang mengandung kalsium dan magnesium ketika menstruasi.
Bunda, ikuti resep sarapan untuk ibu menyusui berikut ini ya.
[Gambas:Video Haibunda]
(sih/rap)