
menyusui
Apakah Obat Salbutamol Aman untuk Ibu Menyusui? Ini Penjelasannya
HaiBunda
Senin, 27 Nov 2023 11:10 WIB

Daftar Isi
Gejala asma dan penyakit paru obstruktif kronik seperti batuk, mengi, dan sesak napas banyak diatasi dengan Salbutamol. Tetapi, apakah obat Salbutamol aman untuk ibu menyusui ya, Bunda?
Saat menyusui, mengonsumsi obat memang tidak bisa sembarangan ya, Bunda. Karena, dikhawatirkan akan terserap ke dalam ASI dan memengaruhi kesehatan bayi. Sehingga, kalaupun ada gangguan kesehatan yang memerlukan penanganan menggunakan obat, sebaiknya Bunda mengonsumsinya sesuai dengan rekomendasi dokter.
Hal ini pun berlaku saat Bunda hendak menggunakan Salbutamol yang biasa digunakan untuk meringankan gejala asma dan batuk, mengi, serta lainnya ya, Bunda.
Salbutamol biasanya tersedia dalam bentuk inhaler (puffer) dan terkadang juga diberikan dalam bentuk tablet, kapsul, atau sirup untuk orang yang tidak dapat menggunakan inhaler dengan baik.
Salbutamol juga dapat diberikan dengan menggunakan nebulizer, namun biasanya hanya diberikan jika seseorang menderita asma atau paru obstruktif kronik (PPOK).Â
Obat Salbutamol untuk ibu menyusui
Berikut ini beberapa fakta penting tentang obat Salbutamol:Â
1. Inhaler Salbutamol aman dan efektif dengan sedikit efek samping jika menggunakannya sesuai anjuran dokter atau apoteker.
2. Inhaler Salbutamol dapat meredakan masalah pernapasan dengan cepat saat seseorang membutuhkannya. Biasanya, inhaler ini diberikan untuk membantu menghentikan atau mencegah gejala yang muncul.
3. Jika perlu menggunakan inhaler Salbutamol lebih dari 3 kali seminggu, bisa jadi itu pertanda kondisi tidak terkontrol dengan baik. Bicarakan dengan dokter mengenai kondisi tersebut ya, Bunda.
4. Salbutamol kebanyakan dapat digunakan anak-anak dan dewasa. Tetapi, perlu diketahui juga bahwa Salbutamol tidak cocok untuk sebagian orang. Untuk memastikan keamanannya bagi Bunda, tanyakan pada dokter sebelum mengonsumsinya terutama jika Bunda pernah memiliki reaksi alergi terhadap Salbutamol atau obat lainnya.
Bagaimana dan kapan menggunakan inhaler Salbutamol?
Gunakan inhaler salbutamol hanya saat Bunda membutuhkannya. Hal ini bisa terjadi saat Bunda menyadari adanya gejala seperti batuk, mengi, sesak napas, dan sesak di dada, atau saat Bunda mengetahui bahwa Bunda akan melakukan aktivitas yang dapat membuat Bunda sesak napas, misalnya naik tangga atau berolahraga seperti dikutip dari laman Nhs.
Setelah mengonsumsinya, perbedaan pun akan dirasakan pada pernapasan dalam beberapa menit. Dosis penggunaannya yakni 1 atau 2 isapan Salbutamol bila dibutuhkan hingga maksimal 4 kali dalam 24 jam. Salbutamol terkadang digunakan untuk mencegah terjadinya gejala pernapasan. Hal ini bisa terjadi sebelum adanya pemicu seperti olahraga atau paparan terhadap hewan peliharaan. Dalam situasi ini, dosis normalnya tetap 1 atau 2 isapan sekaligus.
Jika Bunda perlu menggunakan inhaler lebih dari 4 kali dalam 24 jam itu artinya kondisi Bunda semakin buruk dan Bunda memerlukan perawatan berbeda. Atau, Bunda lebih mungkin mendapatkan efek samping seperti peningkatan detak jantung, kegugupan, dan sakit kepala. Hubungi dokter sesegera mungkin untuk saran lebih lanjut yang lebih aman ya, Bunda.
Pada serangan asma yang tiba-tiba, Bunda dapat menggunakan inhaler lebih sering dan melakukan hingga 10 isapan. Tunggu 30 detik dan selalu kocok inhaler di antara setiap isapan. Untuk mengatasi serangan asma yang lebih parah, salbutamol dapat diberikan melalui nebulizer. Jika gejala tak kunjung membaik, segera mencari pertolongan ke dokter dan rumah sakit ya, Bunda.
![]() |
Siapa yang tidak boleh menggunakan salbutamol?
Beberapa orang dengan kondisi tertentu mungkin sebaiknya menghindari penggunaan salbutamol ya, Bunda. Berikut ini beberapa kondisi yang sebaiknya tidak mengonsumsi salbutamol:
1. Alergi terhadap salah satu bahan di dalamnya atau alergi keseluruhan terhadap salbutamol
2. Sedang hamil, mengira sedang hamil atau berniat untuk hamil (kecuali disetujui dokter)
3. Sedang menyusui (kecuali disetujui dokter)
Sebelum menggunakan salbutamol, ada baiknya beritahukan kepada dokter mengenai kondisi medis Bunda, termasuk jika Bunda sedang dirawat karena tiroid, sedang dirawat karena tekanan darah tinggi, memiliki riwayat penyakti jantung, irama jantung tidak teratur, memiliki masalah hati dan ginjal, memiliki tumor di dekat ginjal, memiliki kadar kalium rendah dalam darah, menderita diabetes, dan lainnya.
Apakah aman menggunakan salbutamol pada ibu menyusui?
Sebelum mengonsumsinya, beritahukan pada dokter jika Bunda sedang hamil atau berencana untuk hamil. Dokter akan memberitahukan apakah Bunda harus mengonsumsi salbutamol selama kehamilan atau tidak nantinya. Selain itu, beritahukan juga jika Bunda sedang menyusui atau berencana menyusui.Â
Penggunaan salbutamol pada orang yang sedang menyusui tidak dianjurkan kecuali manfaat yang diharapkan lebih besar daripada potensi risikonya. Tidak diketahui apakah salbutamol dalam ASI mempunya efek berbahaya pada neonatus atau tidak, seperti dikutip dari laman Drugs.
Ya, penggunaan salbutamol memang tidak bisa dipakai secara sembarangan khususnya tanpa rekomendasi dan pengawasan dari dokter ya, Bunda. Meskipun secara umum sebenarnya menggunakan obat asma saat menyusui masih aman tetapi harapannya tentu dengan pengawasan dari dokter ya, Bunda.Â
Meskipun sejumlah obat mungkin masuk ke dalam ASI, namun tidak menimbulkan efek berbahaya. Para ahli mengatakan bahwa bayi akan mendapat 10 hingga 1.000 kali lebih sedikit obat saat menyusui dibandingkan saat ia masih dalam kandungan.Â
Jika Bunda menggunakan inhaler, penyerapan obat ke dalam ASI dianggap minimal. Bahkan, jika Bunda menderita asma parah dan sedang mengonsumsi tablet steroid, hal tersebut tidak memberikan efek yang signifikan pada bayi seperti dikatakan Dr Saroja Balan, seorang dokter anak dan Neonatologist, dikutip dari laman Baby Center.
Saat mengonsumsi steroid oral, beberapa ahli menyarankan untuk meminum obat tersebut setelah menyusui bayi. Dengan cara ini, waktu maksimum berlalu sebelum bayi menyusu berikutnya dan bayi terpapar obat. Namun, ahli lainnya menyarankan untuk melanjutkan pengobatan seperti biasa. Agar lebih aman, tanyakan kepada dokter mengenai kapan dan bagaimana Bunda harus meminum obat asma tersebut.
Beberapa anggota keluarga dan teman mungkin menyarankan untuk menghindari penggunaan obat asma dan inhaler karena dapat membuat ketagihan dan mungkin memiliki efek berbahaya. Namun, ketahuilah bahwa tidak ada obat untuk asma dan terapi pencegahan adalah satu-satunya perlindungan terbaik bagi Bunda.
Untuk itu, penatalaksanaan asma sangat penting. Sehingga, Bunda tidak boleh menghentikan atau melewatkan pengobatan yang sedang dijalankan atas rekomendasi dokter ya, Bunda. Jika Bunda mempunyai kekhawatiran tentang efek obat, bicarakan dengan dokter sedetail mungkin mengenai pengobatan tersebut. Dan, yakinlah bahwa Bunda akan diberi resep obat yang aman untuk Bunda dan bayi Bunda yang sedang menyusui.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Peran ASI dalam Mencegah Risiko Penyakit Asma pada Anak

Menyusui
Penelitian Terbaru Ungkap Menyusui Bisa Kurangi Risiko Alergi & Asma

Menyusui
Studi Ungkap Peluang Menyusui Bisa Obati Asma

Menyusui
4 Hal Sepele yang Sering Dilewatkan Ibu Saat Menyusui si Kecil

Menyusui
Yoga Sambil Menyusui Anak, Yes or No?


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda