HaiBunda

MENYUSUI

Asam Mefenamat untuk Ibu Menyusui, Amankah?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 15 May 2024 11:00 WIB
Asam Mefenamat untuk Ibu Menyusui, Amankah?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Jajah-sireenut
Jakarta -

Obat asam mefenamat banyak diandalkan untuk meredakan nyeri dalam jangka pendek. Lantas, amankah asam mefenamat untuk ibu menyusui ya, Bunda?

Banyak ibu menyusui yang terpaksa harus menggunakan bantuan obat-obatan selama menyusui. Walaupun agak dilema, tetapi sebagian obat sering kali dibutuhkan untuk membantu meredakan gejala yang dirasakan ibu menyusui.

Meskipun sebenarnya, ada juga kekhawatiran bagi ibu menyusui karena hampir semua obat masuk ke dalam ASI dan hal ini dapat menimbulkan risiko bagi bayi yang disusui.


Karena itu, faktor-faktor seperti dosis yang diterima melalui ASI, dan farmakokinetik serta efek obat pada bayi perlu dipertimbangkan. Namun, masalah ini memang tidak perlu dilebih-lebihkan karena banyak juga obat yang dianggap aman dikonsumsi selama menyusui seperti dikutip dari laman Medsafe.

Manfaat dan risiko efek samping asam mefenamat

Asam mefenamat merupakan obat antiinflamasi nonstereoid (NSAID) yang diindikasikan untuk menghilangkan nyeri ringan hingga sedang pada pasien berusia 14 tahun ke atas. Tetapi, terapi ini sebaiknya tidak digunakan lebih dari satu minggu (7 hari). Asam mefenamat sendiri tersedia dalam bentuk generik.

Manfaat dari asam mefenamat diketahui dapat membantu mengurangi nyeri sedang hingga berat, atau bila nyeri Bunda tidak hilang dengan mengonsumsi parasetamol saja. Meski demikian, ada baiknya Bunda mengonsumsi bila diperlukan saja atau sesuai anjuran dokter serta minumlah obat ini setelah makan.

Efek samping dari asam mefenamat sendiri yakni kemungkinan dapat menimbulkan ketidaknyamanan perut atau iritasi lambung. Ini merupakan efek samping yang umum terjadi ya, Bunda. Perlu diketahui bahwa mengonsumsi obat ini setelah makan dapat mengurangi efek samping tersebut.

Bunda mungkin juga diberikan beberapa obat seperti antasida yang akan membantu melindungi lambung dari risiko iritasi lambung, seperti dikutip dari laman Healthhub.

Selain itu, efek samping asam mefenamat yang umum meliputi beberapa hal diantaranya sakit perut, sembelit, diare, gangguan pencernaan, perdarahan, maag, mual, muntah, fungsi ginjal yang tidak normal, anemia, pusing, pembengkakan, peningkatan enzim hati, sakit kepala, gatal, ruam, telinga berdenging, dan lainnya.

Mengenai dosis asam mefenamat, guna meredakan nyeri pada orang dewasa dan remaja berusia 14 tahun ke atas, asam mefenamat yang dianjurkan dosisnya yakni 500 mg sebagai dosis awal diikuti 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan, dan biasanya tidak melebihi satu minggu.

Ilustrasi Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Asam mefenamat untuk ibu menyusui

Asam mefenamat selama kehamilan dan menyusui sebaiknya digunakan hanya jika diresepkan. Asam mefenamat tidak dianjurkan digunakan selama trimester ketiga kehamilan karena dapat membahayakan janin. Selain itu, pada ibu menyusui, asam mefenamat dapat berisiko masuk ke dalam ASI dan tidak dianjurkan untuk digunakan saat menyusui, seperti dikutip dari laman Rxlist.

Mengingat ada manfaat dan risiko yang perlu dipertimbangkan, ada baiknya pikirkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk menggunakan asam mefenamat terutama saat hamil dan menyusui. Gunakan juga dosis efektif terendah untuk durasi terpendek yang konsisten dengan tujuan pengobatan masing-masing.

Meminimalkan risiko pada bayi yang disusui 

Risiko keseluruhan obat pada bayi yang disusui sebenarnya bergantung pada konsentrasi obat dalam darah bayi dan efek obat pada bayi. Jika setelah penilaian risiko dan manfaat, keputusan dibuat untuk menyusui saat ibu sedang menggunakan obat, bayi harus dipantau terhadap efek samping seperti gagal tumbuh, mudah tersinggung, dan sedasi.

Namun, sulit untuk mengidentifikasi efek samping yang terjadi pada neonatus. Memberi makan segera sebelum pemberian dosis dapat membantu meminimalkan paparan pada bayi karena konsentrasi dalam susu cenderung paling rendah menjelang akhir interval pemberian dosis. Namun, untuk beberapa obat, konsentrasi susu tertinggal dibandingkan konsentrasi plasma.

Untuk obat-obatan yang dosisnya pada bayi lebih besar dari batasan 10% dari dosis ibu yang disesuaikan dengan berat badan, mungkin masuk akal untuk mengurangi paparan pada bayi dengan pemberian ASI dan susu botol secara bergantian. Untuk obat-obatan yang dianggap tidak aman untuk menyusui, ASI dapat diperas dan dibuang selama pengobatan. Menyusui dapat dilanjutkan setelah obat tersebut dihilangkan dari aliran darah ibu. 

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Tetap Bugar & Fit, Ini 7 Olahraga yang Aman untuk Ibu Menyusui

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Anak Artis Kuliah Jurusan Hukum, Ada yang Jadi Pengacara Viral dan Terkenal

Mom's Life Annisa Karnesyia

8 Nama Anak Komika Indonesia yang Memiliki Arti Bagus dan Indah

Nama Bayi Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

Keseruan Citra Kirana & Rezky Aditya Ajak Anak Campervan di Selandia Baru, Ini 5 Potretnya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Nama 6 Artis Cilik Pengisi Suara Film Animasi Jumbo, Putri Dwi Sasono Curi Perhatian

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

5 Pertanyaan Seputar Sekolah yang Bisa Ditanya ke Anak selain "Gimana Tadi di Sekolah?"

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Kesedihan Indri Giana Istri Ustaz Riza Harus Keguguran Janin Kembar

8 Nama Anak Komika Indonesia yang Memiliki Arti Bagus dan Indah

5 Anak Artis Kuliah Jurusan Hukum, Ada yang Jadi Pengacara Viral dan Terkenal

5 Pertanyaan Seputar Sekolah yang Bisa Ditanya ke Anak selain "Gimana Tadi di Sekolah?"

Nama 6 Artis Cilik Pengisi Suara Film Animasi Jumbo, Putri Dwi Sasono Curi Perhatian

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK