HaiBunda

MENYUSUI

Ayah Ini Serukan Standar Keselamatan karena Bayinya Meninggal Setelah Menyusu ASI

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 25 Jun 2025 08:50 WIB
Pria sedih/Foto: Getty Images/glegorly
Jakarta -

Menyusui mungkin menjadi aktivitas sederhana sehingga tak pernah terpikirkan ada hal berbahaya yang diakibatkan dari menyusui. Tetapi, sebuah kasus mencuat seorang bayi meninggal usai menyusu. Sang Ayah serukan standar keselamatan setelah bayinya meninggal setelah menyusu.

Seharusnya, menyusui memang menjadi agenda paling aman dalam memberikan nutrisi pada bayi. Apalagi, pemberian direct breastfeeding menjadi hal yang paling direkomendasikan sejak bayi lahir. 

Namun di luar dugaan, ada juga ditemui kasus bayi meninggal setelah menyusu. Melansir dari laman News.sky, seorang Ayah menyerukan perubahan industri setelah bayinya meninggal selama hands-free breastfeeding


Adalah George Alderman, seorang Ayah yang memiliki bayi berusia tujuh minggu bernama Jimny, meninggal setelah terkulai di gendongannya setelah menyusui. Ia mengatakan bahwa pentingnya ada tes wajib yang terstandarisasi untuk gendongan yang dapat membantu menyelamatkan nyawa bayi lainnya.

Jimmy Alderman sendiri baru berusia enam minggu dan enam hari ketika ia meninggal setelah disusui dalam gendongan. Sebagai bentuk keprihatinan sekaligus pernyataan agar kasus serupa yang dialaminya tak terjadi lagi di luar sana, sang Ayah menyerukan peningkatan standar keselamatan untuk gendongan bayi.

Sang putra, James Alderman, yang biasa disapa Jimmy, disusui dalam gendongan bayi yang dikenakan ibunya saat ia berkeliling di rumah mereka.

Ayah Jimmy, George Alderman mengatakan bahwa gendongan bayi dijual sebagai penyelamat, yang memungkinkan seseorang dapat melanjutkan aktivias sementara bayi tetap aman berada di dekat kamu. Tetapi, dalam kasus ini, bayi kami dekat, tetapi tidak aman.

Penyelidikan atas kematian anaknya mengungkap bahwa Jimmy berada dalam posisi yang tidak aman dan terlalu jauh di bawah gendongan, Bunda.

George Alderman mengatakan bahwa meskipun banyak saran yang tersedia seputar gendongan sebaiknya difokuskan pada gendongan yang tidak terlalu ketat. Tetapi, hanya sedikit orang yang menyadari bahaya gendongan yang tidak cukup ketat sehingga membiarkan bayi terkulai.

Tuan Alderman kemudian berusaha menjelaskan apa yang menurut medis terjadi pada Jimmy. Dia mengatakan bahwa setelah dia makan, dia tertidur, dan kemudian dia membungkuk ke depan. Lalu, karena kepalanya tertutup dan dagunya menempel di dadanya, dia menghadap ke bawah. 

"Tidak ada yang menutupi wajahnya, tetapi karena posisinya, itu artinya tidak adanya cukup oksigen yang masuk ke paru-parunya karena dia kecil dan belum berkembang sepenuhnya. Itulah sebabnya dia berhenti bernapas."

Dikatakannya lebih lanjut bahwa meskipun banyak merek gendongan bayi, ia mengatakan kalau gendongan tersebut sebenarnya aman untuk menyusui. Hanya saja, kurangnya saran tentang cara menggunakannya dengan aman membuat para orang tua dibiarkan mencari tahu informasi tersebut sendiri.

Ia mengatakan bahwa selama pemeriksaan Jimmy, terbuka jelas bahwa tidak ada standar keselamatan wajib untuk gendongan bayi. Sementara, barang-barang seperti baby carrier diatur ketat di Inggris. Berbeda dengan gendongan yang standarnya bersifat sukarela yang artinya perusahaan dapat melakukan pengujian yang berbeda dengan cara yang berbeda.

"Beberapa menggunakan boneka berbobot, dan beberapa diantaranya menggunakan kantong pasir. Bagaimana sekantong pasir dapat secara akurat menggambarkan seorang bayi, saya tidak tahu."

Ia mengatakan meskipun saat ini ada kelompok kerja Eropa yang sedang mempertimbangkan untuk menyiapkan uji wajib standar untuk gendongan bayi (termasuk Inggris), uji tersebut tentunya memakan waktu lama yakni kurang lebih tiga tahun atau lebih untuk menyelesaikannya.

Tuan Alderman sendiri mengetahui setidaknya ada dua kasus lain di Inggris dan Irlandia yang terkait dengan gendongan yang menyebabkan bayi meninggal.

Pada pemeriksaan Jimmy, senior coroner untuk London Barat, Lydia Brown mengatakan bahwa tidak ada informasi yang cukup untuk memberi tahu orang tua tentang posisi bayi yang aman dalam gendongan, khususnya yang berkaitan dengan menyusui.

Dalam laporannya, ia mengkritik kurangnya informasi tentang risiko bayi terkulai dan kegagalan untuk menyarankan bahwa menyusui di bawah empat bulan dengan model hands free tidak aman karena adanya risiko mati lemas pada bayi.

Ia juga mengkritik kurangnya panduan dari NHS dan mengatakan tips yang diberikan pada The National Childbirth Trust (NCT) tidaklah membantu. Dia menyimpulkan tindakan harus diambil untuk mencegah kematian di masa mendatang.

Tuan Alderman mengatakan sambil turut mempertanyakan mengapa kasus itu terjadi padanya. Tentunya karena keluarganya ingin melakukan apa yang ia bisa untuk menghentikan keluarga lain mengalami pengalaman yang sama.

"Jika kita tidak dapat melakukan sesuatu untuk menghentikannya terjadi, untuk memastikan ada perubahan positif. Dan, jika perlu, agar pemerintah ikut turun tangan dan memastikan ada tes wajib untuk semua hal itu."

 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Tips Menyimpan ASI Perah Agar Awet dan Tidak Rusak, Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Deretan Anak Artis Lulusan Hukum Universitas Ternama, Siti Adira Kania Putri Ikke Nurjanah Raih IPK 3.78

Mom's Life Amira Salsabila

Turunkan BB dengan Jalan Kaki, ini Jarak Ideal per Harinya Bun!

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

Perempuan Lansia Lebih Rentan Terinfeksi HPV Pemicu Kanker Serviks, Ini Faktor Utamanya

Kehamilan Azhar Hanifah

9 Tempat dan Rumah Sunat di Depok Beserta Estimasi Biayanya dengan Pelayanan Terbaik

Parenting Azhar Hanifah

Fenomena Blind Box Makin Ramai, Pemerintah China Sampai Bikin Aturan Ketat

Parenting Azhar Hanifah

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Anak Artis Lulusan Hukum Universitas Ternama, Siti Adira Kania Putri Ikke Nurjanah Raih IPK 3.78

Perempuan Lansia Lebih Rentan Terinfeksi HPV Pemicu Kanker Serviks, Ini Faktor Utamanya

9 Tempat dan Rumah Sunat di Depok Beserta Estimasi Biayanya dengan Pelayanan Terbaik

Turunkan BB dengan Jalan Kaki, ini Jarak Ideal per Harinya Bun!

Bukan Putri Diana, Ternyata ini Anggota Keluarga Kerajaan Inggris Paling Pintar

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK