Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Bagaimana 'Menghangatkan' Rumah Tangga yang Terasa Hambar?

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Minggu, 01 Oct 2017 07:02 WIB

Ketika rumah tangga terasa tak hangat lagi, apa yang harus dilakukan?
Pernikahan yang hambar/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Terkadang menjalani kehidupan rumah tangga itu tidaklah mudah. Hingga di satu titik, pernikahan ini terasa begitu hambar.

Bayangkan, Bun, kita tinggal satu rumah dengan laki-laki yang dulu bisa bikin seperti ada kupu-kupu beterbangan di perut kita, tapi kini seperti mati rasa. Kita jadi nggak peduli dengannya, begitu pula sebaliknya. Tidak bercerai hanya demi anak-anak saja.

Kalau sudah demikian hambar, bagaimana mengatasinya ya? Psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Tiara Puspita M.Psi menyarankan untuk mencoba mengingat kembali hal-hal positif yang dimiliki pasangan kita. Ingat-ingat juga hal-hal apa yang membuat kita dulu ingin menikah dengannya.

Baca juga: 'Pernikahan Ini Kini Terasa Hambar....'

Kata Tita, demikian sapaan aktab Tiara, berkencan dengan suami tanpa anak-anak bisa saja dilakukan. Suasana ini bisa membuat kita dan pasangan merasakan ketertarikan dan excitement yang dulu pernah dirasakan ketika masa pacaran.

"Selain itu, kenali bahasa cinta pasangan kita, dan utarakan bahasa cinta kita kepada pasangan. Bahasa cinta terdiri dari waktu yang berkualitas, kata-kata afirmatif ('saya sayang kamu', 'aku bangga dengan kamu'), hadiah, sentuhan fisik, serta tindakan atau sikap," tambah Tita.

Tapi bagaimana ya kalau cara-cara itu tidak berhasil? Apakah perceraian menjadi satu-satunya jalan keluar yang terbaik?

Menurut Tita, keputusan tersebut perlu dipikirkan secara matang-matang dan menyeluruh, mengenai dasar keputusannya, risiko yang mungkin dihadapi, juga plus minus dari keputusan tersebut. Yang lebih penting lagi nih, Bun, kita perlu bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah melakukan segala upaya untuk memperbaikinya sebelum memutuskan untuk berpisah.

"Tidak semua perceraian berdampak buruk bagi seseorang, pada beberapa kasus seperti kasus perselingkuhan yang sudah berulang kali terjadi, kekerasan (baik fisik, emosi, seksual, verbal), justru dapat menjadi jalan keluar yang aman bagi pihak yang memutuskan untuk berpisah," tutup Tita.

Baca juga: Ketika Kau Selingkuh, Haruskah Aku Memaafkanmu, Suamiku? (aml)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda