moms-life
Sudahkah Ayah dan Bunda Mendongeng untuk si Kecil?
Jumat, 21 Jul 2017 09:31 WIB
Jakarta -
Mendongeng sebenernya simpel banget. Tapi kadang kita malas melakukannya. Padahal kegiatan ini banyak manfaatnya buat anak.
Jujur, kadang saya juga malas nih Bun, kalau anak saya yang berusia tiga tahun sudah merengek minta dibacakan buku cerita atau mendongeng. Pulang kerja kan udah malam dan udah capek banget tuh Bun. Rasanya pengen langsung tidur aja.
Tapi saya nggak tega menolak permintaan sederhananya. Berjam-jam saya tinggal kerja, ketika ketemu lalu saya menolak untuk mendongeng, pasti anak saya sedih banget. Hiks, jadi ikutan sedih.
Ketika bertemu 'dalang' panggung boneka, Daniel Andreas Siregar, saya ceritakan soal rasa malas mendongeng yang kadang muncul dan tergoda banget deh memberikan gadget aja ke anak biar dia tenang. Tapi Daniel menyemangati untuk menyingkirkan rasa malas.
"Kita mendongeng nggak lama kok. 2 Sampai 5 menit juga bisa. Tadi saya mendongeng aja 15 menit udah sama nyanyi-nyanyi," ujar Daniel usai mengisi kegiatan Astragraphia di TK Perguruan Cikini, Jakarta.
Daniel mengingatkan bahwa mendongeng itu bisa menjadi sarana untuk meningkatkan bonding orang tua dengan anaknya. Nggak cuma itu, dalam dongeng maupun cerita yang kita sampaikan ke anak, bisa diselipkan pesan positif nih, Bun. Misalnya pesan untuk bertoleransi, untuk mau makan sayur, untuk tidak takut gelap, tidak mengompol dan sebagainya.
"Upin Ipin, Doraemon, dan lainnya itu sebenarnya bisa jadi contoh anak. Nah, karena anak belajar dari contoh, contoh itu bisa dimasukkan melalui karakter dalam cerita kita. Menanamkan kebiasaan positif itu dimulai dari saat anak-anak," sambung pria berkacamata ini.
Agar lebih dekat ke anak-anak, Daniel bahkan berencana menciptakan boneka tangan dengan karakter khas Indonesia, misalnya Gatotkaca. Apalagi menurutnya boneka bisa menjadi sarana belajar yang baik bagi anak, terkait aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Yuk, Ayah dan Bunda, kita sempatkan mendongeng untuk anak. (Nurvita Indarini/rdn)
Jujur, kadang saya juga malas nih Bun, kalau anak saya yang berusia tiga tahun sudah merengek minta dibacakan buku cerita atau mendongeng. Pulang kerja kan udah malam dan udah capek banget tuh Bun. Rasanya pengen langsung tidur aja.
Tapi saya nggak tega menolak permintaan sederhananya. Berjam-jam saya tinggal kerja, ketika ketemu lalu saya menolak untuk mendongeng, pasti anak saya sedih banget. Hiks, jadi ikutan sedih.
Ketika bertemu 'dalang' panggung boneka, Daniel Andreas Siregar, saya ceritakan soal rasa malas mendongeng yang kadang muncul dan tergoda banget deh memberikan gadget aja ke anak biar dia tenang. Tapi Daniel menyemangati untuk menyingkirkan rasa malas.
"Kita mendongeng nggak lama kok. 2 Sampai 5 menit juga bisa. Tadi saya mendongeng aja 15 menit udah sama nyanyi-nyanyi," ujar Daniel usai mengisi kegiatan Astragraphia di TK Perguruan Cikini, Jakarta.
Daniel mengingatkan bahwa mendongeng itu bisa menjadi sarana untuk meningkatkan bonding orang tua dengan anaknya. Nggak cuma itu, dalam dongeng maupun cerita yang kita sampaikan ke anak, bisa diselipkan pesan positif nih, Bun. Misalnya pesan untuk bertoleransi, untuk mau makan sayur, untuk tidak takut gelap, tidak mengompol dan sebagainya.
"Upin Ipin, Doraemon, dan lainnya itu sebenarnya bisa jadi contoh anak. Nah, karena anak belajar dari contoh, contoh itu bisa dimasukkan melalui karakter dalam cerita kita. Menanamkan kebiasaan positif itu dimulai dari saat anak-anak," sambung pria berkacamata ini.
Agar lebih dekat ke anak-anak, Daniel bahkan berencana menciptakan boneka tangan dengan karakter khas Indonesia, misalnya Gatotkaca. Apalagi menurutnya boneka bisa menjadi sarana belajar yang baik bagi anak, terkait aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Yuk, Ayah dan Bunda, kita sempatkan mendongeng untuk anak. (Nurvita Indarini/rdn)