HaiBunda

MOM'S LIFE

Hubungan Kita dan Suami Bisa Dipengaruhi oleh Tidur Anak, Lho

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Senin, 14 Aug 2017 15:48 WIB
Ilustrasi hubungan suami istri bisa dipengaruhi tidur anak/ Foto: Hasan Al Habsy
Jakarta - Namanya orang tua, pasti udah biasa ya Bun bangun tengah malam saat si kecil menangis. Tahu nggak? Ada satu hal soal tidur anak yang bisa berpengaruh pada hubungan pasangan suami istri (pasutri) alias kita dan pasangan lho.

Jadi, baru-baru ini, studi oleh tim di College of Health and Human Development, Pennysylvania menemukan kalau perbedaan respons suami dan istri saat bayi nangis di malam hari berpengaruh sama hubungan pasutri. Ketika bunda merasa punya kepercayaan lebih tinggi dari ayah soal apa yang harus dilakukan saat bayi bangun di malam hari, bunda merasa hubungannya sama pasangan nggak baik.

Maka dari itu, salah satu peneliti, Jonathan Reader bilang menetapkan batasan gimana menanggapi bayi yang bangun di malam hari memang susuah-susah gampang. Tapi, ini harus dibicarakan, Bun. Soalnya, perbedaan bunda dan ayah dalam merespons bayi yang bangun di malam hari bisa mengurangi kualitas hubungan pasutri.


Di studi ini, Jonathan dan tim menemukan kalau bunda cenderung lebih aktif bangun di malam hari saat bayi terbangun dari tidurnya. Kata Jonathan, wajar kalau saat itu bunda nggak merasa didukung dan ini bisa memengaruhi perasaannya terhadap pasangan. Jonathan menyarankan buat para pasutri untuk sering-sering ngobrol soal apa yang mesti dilakukan waktu bayi bangun di malam hari.

Baca juga: Obesitas Saat Hamil Bisa Tingkatkan Risiko Bayi Cacat Lahir

"Intinya, saat bayi menangis, pasutri berada di jalur yang sama dalam meresponsnya. Dan komunikasi yang konstan sangat penting untuk mencapai ini," kata Jonathan, dikutip dari Essential Baby.

Soal pengasuhan anak, dikatakan psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre, Ratih Zulhaqqi memang pasutri perlu bicara bersama soal pola pengasuhan apa yang akan mereka terapkan. Sehingga, ada satu kata sepakat di antara pasutri, termasuk dalam menetapkan aturan untuk anak.

Kata Ratih, dalam menerapkan aturan buat si kecil orang tua memang mesti kompak. Jangan sampai ada standar ganda yang dirasakan anak. Contoh simpelnya ketika anak mau makan sesuatu. Saat izin sama bundanya, dia nggak dibolehkan, tapi saat izin sama ayahnya, dibolehkan.

"Makanya pasangan suami istri penting banget untuk menyepakati pola asuh apa yang akan diterapkan ke anak. Dengan begitu anak belajar juga kalau orang tuanya memang konsisten dalam menerapkan aturan. Jangan sama ayahnya boleh makan permen, sama ibunya nggak boleh, misalnya," kata Ratih, dikutip dari detikHealth.

Baca juga: Pentingnya Mudik ke Kampung Halaman Meski Sudah Tak Ada Orang Tua (rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

Kehamilan Melly Febrida

Simak Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di 2026

Mom's Life Annisa Karnesyia

Resep Apple Mini Cinnamon Cake, Kue Mungil Teman Kopi dan Teh ala Kafe

Mom's Life Amira Salsabila

7 Loose Powder Terbaik untuk Kulit Kering & Berminyak, Ada Pilihan Bunda?

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

30 Soal Cerita Pecahan Kelas 5 Matematika dan Kunci Jawabannya

Potret Gavin Anak Fenita Arie yang Kuliah di ITB, Wajahnya Mulai Curi Perhatian Bun

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK