moms-life
Cerita Anak Mona Ratuliu Saat Berusaha Lepas dari Gadget
Rabu, 04 Apr 2018 17:01 WIB
Jakarta -
Bukan hal yang mudah buat anak untuk lepas dari gadget. Tapi, dengan dukungan orang tua dan kemauan, anak juga bisa kok lepas dari gadget. Seperti dialami anak pertama Mona Ratuliu yang berumur 14 tahun.
"Protes pastinya. Dia nanya, terus aku ngapain kalau nggak main gadget?" kata Mona Ratuliu saat ngobrol dengan HaiBunda.
Mona bercerita, awalnya anak pertamanya, Davina Syafa Felisa atau yang akrab disapa Mima, sering protes karena nggak bisa main gadget. Namun setelah dijalani, akhirnya Mima bisa menikmati hidupnya tanpa gadget kok.
"Aku kan lagi nulis buku kedua nih, Digital Parenting, di situ aku biarin Mima cerita 1 bab tuh. Dia nulis gimana awal kehidupan dia begitu diberhentiin gadget, terus lama-lama dia bilang dampak positifnya dia jadi lebih perhatiin lingkungan sekitar," kata penulis 'Parenthink' ini.
Selain itu, Mima juga jadi sering menulis blog. Nggak cuma itu, Mima juga jadi wakil ketua OSIS di sekolahnya dan berbagai kegiatan pun mulai ia ikuti. Mona bilang Mima jadi lebih aktif berkegiatan karena istilahnya Mima banyak 'nganggur'nya dibanding saat masih lekat dengan gadget.
Alhasil, Mima mulai mencari banyak kegiatan. Terlebih sang bunda berencana menjadikan tulisan Mima sebagai buku, Mima jadi lebih sering menulis deh sekarang. Menurut Mona tulisan Mima cukup bagus, salah satunya ketika Mima cerita betapa frustasinya dia di awal nggak pegang gadget. Tapi, ada hal positif yang dialami Mima yaitu dia jadi lebih peduli pada lingkungan sekitar.
Mima juga sempat bete ketika temannya sibuk nge-gadget. Nah, di situ Mima baru sadar nggak enak juga dicuekin karen sibuk main gadget. Makanya Mima mengajak teman-temannya untuk menaruh gadget kalau jam istirahat dan saat makan.
Saat Anak Berhasil 'Lepas' dari Gadget
Setelah lepas dari gadget, Mima pernah lho, Bun, mengutarakan keinginannya tinggal di desa. Kata Mima kayaknya enak nih tinggal di desa dan nggak terlalu banyak mendapat input informasi.
"Soalnya dia mengakui ketika lihat medsos, dia follow berbagai idolanya, dia jadi merasa nggak puas sama dirinya sendiri karena melihat mereka lebih cantik atau lebih gaul," ungkap istri Indra Brasco ini.
Terlalu banyak informasi, kata Mona, bukan nggak mungkin bisa bikin anak kurang percaya diri, termasuk dengan gaya yang mereka pakai. Sekarang pun Mima lagi senang mencoba hal baru termasuk mencari lagu-lagu zaman dulu. Nggak cuma itu, dibanding pergi ke mal Mima juga jadi tertarik nih berkeliling Jakarta.
"Asli deh karena pakai gadget semua ide ada di gadget nggak repot nyari, tapi kalau tanpa gadget kita mesti pikirin kan, duh gue mau ngapain ya hari ini biar seru," tutur Mona Ratuliu.
Psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo atau akrab disapa Anas mengatakan kalau bunda dan ayah mau menyapih anak dari gadget, pertama kali yang mesti dimiliki adalah keyakinan. Ya, keyakinan kalau kita memang mau menyapih si kecil dari gadget, Bun.
"Pertama orang tua harus yakin. Kedua, kalau kita mau ngurangin gadget, kurangi secara perlahan. Nggak tiba-tiba langsung diambil gitu gadget-nya. Karena anak akan merasa ada sesuatu yang hilang, dicabut dari hidupnnya," kata Anas.
Setelah itu, kita juga perlu mencari kegiatan alternatif yang asyik untuk menggantikan aktivitas main gadget, Bun. Apalagi, untuk anak balita, mereka lagi suka-sukanya berhubungan sama orang lain. Jadi, aktivitas kayak main ular tangga bareng orang tua, cuddling, atau dibacain cerita, bisa bikin dia senang, lho. (rdn)
"Protes pastinya. Dia nanya, terus aku ngapain kalau nggak main gadget?" kata Mona Ratuliu saat ngobrol dengan HaiBunda.
Mona bercerita, awalnya anak pertamanya, Davina Syafa Felisa atau yang akrab disapa Mima, sering protes karena nggak bisa main gadget. Namun setelah dijalani, akhirnya Mima bisa menikmati hidupnya tanpa gadget kok.
"Aku kan lagi nulis buku kedua nih, Digital Parenting, di situ aku biarin Mima cerita 1 bab tuh. Dia nulis gimana awal kehidupan dia begitu diberhentiin gadget, terus lama-lama dia bilang dampak positifnya dia jadi lebih perhatiin lingkungan sekitar," kata penulis 'Parenthink' ini.
Selain itu, Mima juga jadi sering menulis blog. Nggak cuma itu, Mima juga jadi wakil ketua OSIS di sekolahnya dan berbagai kegiatan pun mulai ia ikuti. Mona bilang Mima jadi lebih aktif berkegiatan karena istilahnya Mima banyak 'nganggur'nya dibanding saat masih lekat dengan gadget.
Alhasil, Mima mulai mencari banyak kegiatan. Terlebih sang bunda berencana menjadikan tulisan Mima sebagai buku, Mima jadi lebih sering menulis deh sekarang. Menurut Mona tulisan Mima cukup bagus, salah satunya ketika Mima cerita betapa frustasinya dia di awal nggak pegang gadget. Tapi, ada hal positif yang dialami Mima yaitu dia jadi lebih peduli pada lingkungan sekitar.
Mima juga sempat bete ketika temannya sibuk nge-gadget. Nah, di situ Mima baru sadar nggak enak juga dicuekin karen sibuk main gadget. Makanya Mima mengajak teman-temannya untuk menaruh gadget kalau jam istirahat dan saat makan.
Saat Anak Berhasil 'Lepas' dari Gadget
Setelah lepas dari gadget, Mima pernah lho, Bun, mengutarakan keinginannya tinggal di desa. Kata Mima kayaknya enak nih tinggal di desa dan nggak terlalu banyak mendapat input informasi.
"Soalnya dia mengakui ketika lihat medsos, dia follow berbagai idolanya, dia jadi merasa nggak puas sama dirinya sendiri karena melihat mereka lebih cantik atau lebih gaul," ungkap istri Indra Brasco ini.
Terlalu banyak informasi, kata Mona, bukan nggak mungkin bisa bikin anak kurang percaya diri, termasuk dengan gaya yang mereka pakai. Sekarang pun Mima lagi senang mencoba hal baru termasuk mencari lagu-lagu zaman dulu. Nggak cuma itu, dibanding pergi ke mal Mima juga jadi tertarik nih berkeliling Jakarta.
"Asli deh karena pakai gadget semua ide ada di gadget nggak repot nyari, tapi kalau tanpa gadget kita mesti pikirin kan, duh gue mau ngapain ya hari ini biar seru," tutur Mona Ratuliu.
Psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo atau akrab disapa Anas mengatakan kalau bunda dan ayah mau menyapih anak dari gadget, pertama kali yang mesti dimiliki adalah keyakinan. Ya, keyakinan kalau kita memang mau menyapih si kecil dari gadget, Bun.
"Pertama orang tua harus yakin. Kedua, kalau kita mau ngurangin gadget, kurangi secara perlahan. Nggak tiba-tiba langsung diambil gitu gadget-nya. Karena anak akan merasa ada sesuatu yang hilang, dicabut dari hidupnnya," kata Anas.
Setelah itu, kita juga perlu mencari kegiatan alternatif yang asyik untuk menggantikan aktivitas main gadget, Bun. Apalagi, untuk anak balita, mereka lagi suka-sukanya berhubungan sama orang lain. Jadi, aktivitas kayak main ular tangga bareng orang tua, cuddling, atau dibacain cerita, bisa bikin dia senang, lho. (rdn)