Amsterdam, Belanda -
Hampir 18 tahun tinggal di Belanda, sudah banyak pengalaman bunda satu anak bernama Neng Rosmida yang dilewati di negeri kincir angin tersebut, termasuk menjalani puasa Ramadan. Nah, ada cerita ketika Neng mengajari anaknya puasa nih, Bun.
Neng menikah dengan pria kelahiran Belanda. Dari segi makanan, iklim, dan waktu yang berbeda dengan Indonesia pastinya menimbulkan tantangan tersendiri ketika Neng mengajarkan puasa ke anak semata wayangnya, Werner Kevin Suykerbuyk.
"Awalnya Werner ikut pengajian. Di situ dia diajari berbagai ilmu mengenai Islam termasuk rukun Islam. Kita pun mengari Werner gimana caranya puasa. Teman yang lain yang sama-sama Muslim seperti dari Maroko dan Turki ikut membantu Werner berlatih puasa juga," ungkap Neng saat ngobrol dengan HaiBunda.
Walaupun teman-teman Werner mayoritas bukan Muslim, tapi mereka sangat menghargai Werner yang lagi
berpuasa lho. Malahan, walau Neng sedang tidak di Belanda karena pulang ke Indonesia, Werner tetap berpuasa.
 Begini jadwal puasa di Belanda 2018. Foto: dok pribadi |
"Alhamdulillah dia puasa karena di sana cobaannya makin berat emang. Pertama, kita tinggal di negara non-Muslim, lalu keadaan iklim dan cuaca yang sangat beda dengan Indonesia dan waktu puasa di sana juga lebih lama dari waktu di Indonesia," kata wanita berdarah Sumatera ini.
Bayangin aja, Bun, mereka harus puasa kurang lebih 18 jam lho. Dengan imsak di jam 03.30 dan buka puasa di jam 21.30 waktu setempat. Mendekati akhir Ramadan makin cepat waktu imsak dan otomatis, makin lama waktu berpuasanya, bisa sampai jam 22.00. Wah, nggak heran ya katanya berpuasa di negeri orang itu sulit.
Belum lagi kalau lagi bulan Ramadan gini di sana masuknya musim panas. Hmm, kebayang ya gimana perjuangan Werner ketika berlatih
puasa. Di awal puasa, penggunaan bahasa Indonesia dan Belanda yang masih tercampur jadi kendala tersendiri untuk Werner. Namun pelan-pelan dan dengan bantuan teman Neng, Werner jadi lancar deh puasanya.
"Werner udah mulai diajari puasa ketika usia 8 atau 9 tahun gitu, karena di usia segitu dia udah ngerti apa yang kita maksud dan mulai tuh coba-coba nerima apa yang dia lihat dan saya praktikkan," tutur Neng.
 Neng bersama Werner. Foto: dok pribadi |
Kayak anak lainnya, Werner juga kadang kayak nggak kuat puasa nih, Bun. Jadi, kata Neng ada kalanya Werner izin ke bundanya untuk buka puasa karena nggak kuat. Kadang Neng sendiri nggak sampai hati melihat Werner kelaparan atau kehausan.
"Pernah kok dia buka jam 4 sore karena buka puasanya jam 10 malam jadi ya, saya nggak bisa paksakan sampai jam segitu. Saya maklum karena kan masih belajar ya. Tapi kalau sekarang, umur Werner udah 16 tahun dan dia udah biasa puasa. Malah kalau nggak puasa katanya malu sama teman-teman Muslimnya yang puasa," papar Neng.
Kadang, Werner ikut teman-temannya yang berasal dari Maroko untuk puasa tambahan saat libur sekolah. "Ya begitulah. Puasa di sini banyak godaan dan berat melaksanakannya tapi dengan kekuatan dan bantuan Allah bisa juga kita lewati tantangan-tantangannya," tutup Neng.
(rdn)