Washington D.C. -
Sekilas,
foto keluarga ini terlihat biasa aja ya, Bun. Namun sebenarnya di balik foto tersebut ada pesan bermakna yang ingin disampaikan oleh pasangan Justin McClure dan Aminat.
Aminat adalah wanita keturunan Nigeria yang sejak kecil tinggal di Amerika Serikat. Justin dan Aminat berfoto bareng anak kembar perempuannya, Ava dan Alexis (4) serta Jersey (7 bulan). Di foto itu mereka pakai baju dengan motif sama. Aminat pakai busana little mermaid sedangkan Justin memakai kemeja dan celana panjang gombrong yang terinspirasi pakaian Afrika Barat.
Kemudian, si kembar Alexis dan Ava pakai gaun dan si bungsu Jersey pakai kemeja. Aih, menggemaskan banget mereka. Busana yang dipakai keluarga ini rancangan desainer asal Kamerun, Claude Kameni. Kata Justin dia membebaskan Claude membuat busana terbaik untuk sesi foto keluarga mereka.
"Sebagai pria Kaukasian saya merangkul keluarga saya dan saya merangkul kebudayaan istri saya yang berasal dari Nigeria. Lewat foto ini saya ingin membuat anak kami memahami indahnya beragam kebudayaan yang ada di
keluarga kami," kata Justin kepada Today Style.
Justin dan Aminat juga ingin menekankan ke anak-anaknya bahwa mereka bisa menjadi apapun yang diinginkan, nggak peduli bagaimana latar belakang budaya mereka. Terlebih Justin dan Aminat yakin anak-anaknya bisa mendapat pelajaran dari sekolah dan yang nggak kalah penting bagaimana pengalaman mereka dalam keseharian dan ketika menerapkan kebudayaannya.
Foto keluarga Justin ini diunggah di akun Instagram-nya dan mendapat like lebih dari 23 ribu, Bun. Mayoritas netizen menanggapi positif foto Justin sekeluarga. Dalam keterangan foto, Justin menulis selain merayakan ragam budaya di keluarganya dia juga merayakan hubungannya dengan sang istri yang merupakan partnernya.
"Saya suka banget foto kalian. Saya dan suami juga beda ras. Saya berkulit hitam dan suami saya dari Puerto Rico. Tapi kami merayakan perbedaan itu dengan anak-anak kami," kata salah satu netizen.
Memang, penting banget buat kita mengajari anak untuk menghargai perbedaan, Bun. Seperti dikatakan psikolog klinis Christina Tedja, pada dasarnya nggak ada anak yang rasis. Semua adalah hasil belajar dan input informasi dari sekitar.
Makanya, wanita yang akrab disapa Tina ini berpesan hal yang perlu dihindari saat bicara dengan anak adalah ketidaksengajaan menggiring anak pada opini publik bahwa sebuah kejadian akibat suku, ras, atau agama tertentu misalnya. Bisa dibilang, Bun, cara tersimpel mengajarkan anak untuk menerima perbedaan antar agama, suku, dan etnis dimulai dari si orang tua sendiri.
"Termasuk penilaian sehari-hari terhadap orang yang beda etnis dan agama. Dengan merespons baik segala perbedaan yang ada, anak akan meniru. Sebaliknya apabila kita melihat perbedaan saja, lalu ngomel terkait kejadian itu atau protes, anak akan membentuk pola pikir yang sama," tutur Tina.
Hmm, Bunda sendiri gimana? Punya cerita unik di balik sesi
foto keluarga yang pernah dilakukan?
(rdn)