Jakarta -
Soal mendidik anak, kadang nggak sedikit orang yang penasaran dengan cara publik figur mendidik anak-anaknya. Nah,
Widi Mulia bisa jadi salah satu publik figur yang kerap mendapat pertanyaan kayak gini.
Di akun Instagram-nya, Widi mengungkapkan dia cukup sering ditanya tentang bagaimana cara mendidik ketiga anaknya. "Waduh cara saya dan Dwi belum tentu baik (pola asuhnya) untuk yang lain," tulis Widi Mulia.
Widi hanya mengingat hal baik dari orang tuanya dan sebisa mungkin apa yang dilakukan orang tuanya di terapkan juga ke sang anak. Begitu juga dari mertuanya, Widi sering mencermati hal baik dari mereka kemudian itu dia terapkan ke ketiga anaknya, Widuri, Dru, dan Den Bagus.
"Namun, sebagian besar teori tersebut terpatahkan ketika anak-anak melihat langsung kelakuan bapak ibunya," lanjut
Widi Mulia.
Ya, pada akhirnya menurut Widi, cara parenting yang paling aman dan terbukti long lasting atau seumur hidup adalah dengan menjadi diri sendiri sebaik-sebaiknya.
[Gambas:Instagram]
Kalau ngomong soal pola asuh yang tepat buat anak memang nggak ada 'resep' pastinya kayak apa. Ibaratnya, nggak ada formula yang tepat.
"Tapi,
pola asuh yang ideal adalah yang sensitif dan responsif. Kita perlu sensitif sama kebutuhan anak nih. Misalnya untuk anak 0-18 bulan, mereka lagi membentuk kepercayaan sama lingkungan. Misalnya dia nangis, langsung kita respons, berarti kan ada yang memperhatikan," kata psikolog anak dari Tiga Generasi Anastasia Satriyo yang akrab disapa Anas.
Dalam bertindak sensitif akan kebutuhan anak, kayak pas makan atau mandi, kata Anas kita juga perlu lho memasukkan unsur kehangatan dan kasih sayang. Terus, pola asuh yang ideal yaitu juga yang responsif. Jadi, kalau anak nangis jangan dibiarkan lama-lama, Bun. Dalam kondisi kayak gitu, anak lagi mengalami masa krisis.
Ketika kita nggak memperhatikan anak, Anas bilang bukan nggak mungkin anak jadi nggak percara sama lingkungan dan orang di sekitarnya. Tapi ingat, Bun. Untuk bertindak responsif, kita sesuaikan juga sama kebutuhan anak ya.
Nah, sebelum ambil keputusan, kita dan pasangan perlu mempertimbangkan faktor-faktor ini nih, Bun. Pertama, temperamen anak yaitu apakah si kecil tipe easy child, slow to warm up, atau difficult. Seperti si easy child yang cenderung mudah beradaptasi dan punya pola tidur dan makan teratur. Beda sama anak slow to warm up yang butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi dan membuat rutinitas. Beda lagi sama anak dengan temperamen difficult yang butuh waktu lama beradaptasi dan sulit punya pola tidur dan makan yang teratur.
"Dalam menerapkan pola asuh, kita juga mesti lihat usia anak. Kayak anak tantrum. Kalau umurnya 2,5 tahun dia memang belum bisa kontrol emosi. Tapi kalau udah 4 dan 5 tahun kita lihat kenapa kok dia begini. Beda kan perlakuannya," kata Anas.
Sama halnya yang Widi katakan, Bun. Semua balik lagi dengan kita dan anak-anak. Sehingga, satu pola asuh yang cocok di anak lain belum tentu cocok diterapkan untuk anak kita. Sah-sah aja orang tua cari referensi dan mencoba berbagai tips parenting sebanyak-banyaknya, selama itu membuat anak kita nyaman.
Jadi, tetap pertimbangkan bagaimana kita dan anak-anak dalam memilih pola asuh yang tepat buat si kecil ya, Bun. Semangat!
(rdn)