Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Dampak Sering Cek Email Pekerjaan Saat Bersama Keluarga

Radian Nyi Sukmasari & Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Sabtu, 25 Aug 2018 13:04 WIB

Ini dampak yang bisa terjadi kalau Bunda atau Ayah bekerja tapi masih sering cek email pekerjaan saat sudah di rumah bersama keluarga.
Ilustrasi cek email pekerjaan saat di rumah/ Foto: thinkstock
Jakarta - Bunda dan Ayah sama-sama bekerja? Pernah nggak sih ketika sudah sampai di rumah tapi diri ini masih sibuk mengecek email kantor alias yang berkaitan dengan pekerjaan? Jika pernah bahkan sering melakukan itu baiknya dihindari ya, Bun.

Soalnya, kebiasaan masih mengecek email kantor setelah di rumah berdampak pada hubungan kita dan pasangan. Baru-baru ini, studi yang dilakukan Virginia Tech mensurvei 108 pegawai yang bekerja minimal 30 jam per minggu kemudian 138 orang yang memegang posisi penting di kantor juga 105 manajer. Peneliti menemukan makin banyak waktu yang dihabiskan untuk mengecek email pekerjaan bisa meningkatkan kecemasan yang dialami seseorang.

"Nggak hanya kecemasan individu tapi juga kecemasan pasangan mereka. Beberapa pegawai mengecek email kantornya tiap jam sampai tiap beberapa menit dan hasilnya kadar kecemasan mereka meningkat kemudian ada konflik di antara mereka dengan pasangannya," kata salah satu peneliti William Becker kepada ABC News.

Pada partisipan yang memiliki jabatan penting di kantor, kepuasan mereka terhadap hubungan dengan pasangannya pun berkurang. Hasil studi ini rupanya pernah dialami langsung oleh bunda sebut aja namanya Anna, Bun. Anna bilang dia selama ini menjadi ibu di rumah melihat suaminya selama bertahun-tahun masih saja sibuk mengecek email kantor walaupun sudah di rumah.

Kata Anna, dia merasa kesal karena setelah seharian mengurus anak dan rumah nyatanya saat sang suami pulang dia nggak bisa mendapat free time seperti yang diharapkan. Hingga di suatu titik Anna merasa lelah dan nggak kuat. Dia mengaku bisa mengerti bahwa yang suaminya lakukan adalah tuntutan pekerjaan. Namun, di sisi lain Anna juga punya kebutuhan sebagai ibu dan seorang istri.

"Setelah menyapa saya dan dua anak kami, suami saya tetap saja sibuk dengan pekerjaannya termasuk mengecek email. Saya mengerti itu tapi saya sendiri sudah nggak tahan. Saya menyiapkan makanan dan menyelesaikan pekerjaan rumah dengan penuh rasa marah. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk berpisah," tutur Anna dikutip dari Romper.



Konflik atau ketidakcocokan dengan pasangan memang bisa terjadi dalam pernikahan. Namun, satu hal yang perlu kita ingat ketika menikah adalah ketika berkomitmen menikah, sebetulnya kita juga telah berkomitmen dengan apa saja yang akan kita temukan dalam pernikahan, demikian disampaikan psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi Pustika Rucita yang akrab disapa Cita.

"Termasuk peristiwa-peristiwa yang mungkin tidak bisa diprediksi sejak awal. Maka itu dibutuhkan trust atau rasa percaya terhadap pasangan, pernikahan, bahkan pada diri sendiri yang dapat meminimalisir kemungkinan berpisah," kata Cita dalam wawancara dengan detikHealth.

Nah, supaya perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan kita dengan pasangan nggak jadi sumber konflik butuh komunikasi yang efektif dan rasa pengertian yang besar di antara kita dan pasangan. Setuju, Bun?

Bunda dan Ayah masih sering mengecek email pekerjaan saat bersama keluarga? Apa sih dampak yang Bunda atau Ayah rasakan?

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda