Jakarta -
Masih dalam suasana duka,
Indro 'Warkop' akhirnya angkat bicara di media sosial kepada penggemarnya. Ia mengungkap janji manisnya untuk mendiang istri, Nita Octobijanthy. Saat istri meninggal, Indro masih dalam kondisi yang emosional dan terus menangis. Sehari setelahnya barulah Indro mengabarkan kondisi terkini.
Indro 'Warkop' yang dikenal romantis dengan mendiang istri berjanji untuk melanjutkan tugasnya sebagai orang tua bagi anak-anaknya dan kakek bagi dua orang cucunya.
"Anthy sayang. Istriku tercinta, tanggal 9 Oktober 2018 aku menyaksikan hembusan napas terakhirmu. Akhirnya raga kita harus berpisah. Namun inilah doaku dan anak-anak agar kamu nggak kesakitan lagi," tulis Indro di caption Instagram.
Indro merasa sebagian besar kekuatannya hilang. Tapi, ia berjanji sebagai laki-laki akan melanjutkan tugasnya sebagai orang tua dari empat anak seperti pesan mendiang istri di masa sakitnya.
"Ipoet, Hada/Adham dan Harley serta cucu-cucu cantik kita Alya dan Kiya akan menjadi prioritas hidupku. Kamu bobo yang enak ya, Thy. Jagain aku ya, Thy. Aku cinta kamu," sambung Indro.
Indro 'Warkop' melanjutkan, ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran prosesi hingga penguburan jenazah istrinya.
"Kami sekeluarga berterima kasih tak terhingga. Luar biasa banyak bantuan bahkan berlebih. Maafkan khilaf Anthy semasa hidup, kami siap pertanggungjawabkan utang dunianya, kami nggak bisa lakukan hari kemarin dengan lancar tanpa kalian semua," kata Indro.
"Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un, selamat istirahat sayangku. Aku cinta. Aku cinta kamu selamanya, Premanku," tutup Indro.
Di bawah caption, Indro 'Warkop' tetap menyelipkan tagar #kalahkankanker, yang mungkin sebagai bentuk rasa peduli pada pejuang kanker lainnya.
Selain
Indro, putri pertamanya, Handika Indrajanthy Putri atau Ipoet, bercerita tentang janji yang pernah diungkapkan oleh sang ibu. "Mami sayang.. alhamdulillah sekarang mami udah nggak sakit lagi yaa. Sebenernya masih banyak banget yang aku pengen lakuin sama mami. Mami juga janji sama aku mau ngajarin bikin macaroni schottel andalan mami tapi nyatanya nanti aku coba belajar sendiri semoga bisa seenak bikinan mami ya," tulis Ipoet.
Ipoet juga meminta sang ibu untuk tetap menjaga dan membimbingnya seperti jadi wanita super hebat. "Mami, semuanya nggak akan pernah sama sekarang tanpa mami. Tapi aku harus bisa. Jagain aku ya Mom, bimbing aku supaya bisa jadi wanita super hebat kayak mami. Sampai bertemu di surga ya mom. I love you endlessly," tutup Ipoet.
Kematian seseorang tentu menjadi saat yang berat bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan. Apalagi jika hal itu terjadi secara tiba-tiba. Secara psikologis, ada lima fase yang dilalui seseorang saat kehilangan orang yang dicintai.
Mengutip teori milik Dr Kubler Ross, Untung Subroto Dharmawan M.Psi, psikolog klinis dan staff pengajar dari Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara lima fase itu adalah fase terkejut, fase denial, fase kemarahan, masa berkabung, dan fase pemulihan.
Pada masa berkabung, fase ini bisa terjadi selama beberapa bulan hingga tahunan. Diiringi dengan perasaan marah, kesepian, kecewa, hingga bisa berdampak pada depresi.
"Dukungan dari anggota keluarga sangat dibutuhkan dalam hal ini. Tak hanya itu, pada fase ini mungkin penanganan profesional oleh psikolog atau psikiater juga dibutuhkan," kata Untung kepada
detikcom.
(aci/nwy)